Berita Kampar
Harga Cabai Tembus 100 Ribu Per Kg di Kampar, Pengaruh Erupsi Gunung Marapi
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat memberikan pengaruh pada kenaikan harga cabai di Kampar.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat memberikan pengaruh pada kenaikan harga cabai di Kampar.
Hal itu diungkap Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (Disdagkop-UMKM) Kampar.
penjelasan Disdagkop-UMKM Kampar menjawab keheranan pedagang di Kampar masih bertanya-tanya dengan lonjakan harga bahan makanan, terutama cabai.
Harga cabai merah mulai naik sejak pemungutan Suara Pemilu 2024.
Di tengah tanya yang belum terjawab, harga terus meroket.
"Hari ini sudah tembus 100 ribu per kilo. Dari kemarin 85 ribu," kata Indra Nazaruddin, seorang pedagang di Pasar Bangkinang, kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (26/2/2024).
Harga tersebut untuk cabai merah yang berasal dari Sumatera Barat. Saat normal, harganya hanya sekitar Rp60 ribu per kilogram.
Baca juga: Harga Cabai Merah Melonjak 2 Kali Lipat di Kampar Usai Pemilu 2024, Pedagang Bingung Penyebabnya
Baca juga: Ampuun ! Emak-emak di Dumai Pusing Harga Cabai Merah Besar dan Daging Ayam Ras Naik
Baca juga: Harga Cabai Merah Melambung di Bengkalis, Yuni Beli Seperempat Kilo Saja
Harga cabai lokal dari Kampar sendiri, juga naik. Harga yang semula hanya Rp40 ribu, merangkak naik hingga Rp80 ribu per kg pada Senin (26/2).
Sementara kenaikan harga beras, kata Indra, cenderung bertahan. Kenaikannya masih tetap antara Rp2.000 sampai Rp3.000 per kg.
"Sampai sekarang, pedagang di sini belum tau karna apa harga cabai dan beras naik," ujarnya.
Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (Disdagkop-UMKM) Kampar mengungkap penyebab harga sebagian bahan pokok meroket.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Distribusi Barang Disdagkop-UKM Kampar, Auliya Ulillah Usman mengatakan, kenaikan harga bahan makanan terutama cabai dan beras terjadi secara nasional.
Menurut dia, kenaikan harga tidak terlepas karena faktor cuaca ekstrim dan bencana.
Kesimpulan ini didapat berdasarkan hasil rapat pengendalian inflasi secara daring dengan Pemerintah Pusat, Senin (26/2/2024).
"Dilihat di rapat inflasi yang diikuti seluruh daerah di Indonesia tadi, kenaikan harga terjadi secara nasional," katanya.
Ia mengatakan, kenaikan harga cabai dari Sumatera Barat dipengaruhi erupsi Gunung Marapi.
Petani di daerah lumbung cabai sekitar gunung enggan menanam karena takut gagal panen.
"Gunung kan masih ada erupsi itu. Sudah ada dua bulan. Jadi petani nggak menanam, takut nanti gagal panen," jelasnya.
Begitu juga cabai dari Sumatera Utara. Keengganan menanam karena cuaca tidak menentu.
Ditambah bencana banjir terus menghantui.
Keengganan menanam itu mengakibatkan turunnya produksi yang dampaknya dirasakan sekarang.
Ia membuktikan turunnya pasokan dari daerah penghasil secara nasional.
"Contohnya, cabai kotak dari Jawa dan Aceh, sekarang sudah nggak ada pasokan. Itulah buktinya pasokan kurang," kata Auliya. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.