Jalani Puasa, Sehatkan Otak Kita
Berbagai penelitian memperlihatkan efek puasa terhadap fungsi otak. Puasa terbukti memproteksi otak
Oleh: dr. Putri Auliya, Sp.N
PUASA Ramadhan merupakan ibadah yang rutin dilakukan umat Islam setiap tahunnya. Di bulan ini merupakan waktu khusus untuk umat islam merefleksikan diri, meningkatkan keimanan, dan memperbanyak amal kebaikan sambil melakukan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Semuanya semata-mata untuk mendapatkan pahala dan kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT.
Kita mungkin sudah sangat sering mendengar efek baik berpuasa terhadap kesehatan tubuh. Puasa digadang-gadangkan menjadi momen memperbaiki metabolisme tubuh, menstabilkan gula darah, meregulasi tekanan darah, dan berbagai manfaat lainnya untuk tubuh. Tapi tahukah Anda, ketika berpuasa kita bukan hanya mendapatkan pahala tetapi juga otak kita akan lebih terjaga.
Berbagai penelitian memperlihatkan efek puasa terhadap fungsi otak. Pada orang sehat yang tidak pernah memiliki gangguan otak sebelumnya, puasa terbukti memproteksi otak dan memperbaiki struktur mikro dari otak. Perubahan ini terjadi pada otak bagian luar (korteks) dan struktur otak yang lebih dalam (subkorteks). Pada area subkorteks berbagai macam fungsi yang terlibat mengalami perbaikan, seperti fungsi regulasi emosi, memori/daya ingat, dan fungsi kognitif lainnya.
Fungsi Proteksi/Perlindungan Otak
Puasa selama 1 bulan memiliki efek yang menguntungkan dalam melindungi otak. Selama berpuasa, terjadi peningkatan kadar nerve growth factor (NGF)/factor pertumbuhan saraf. NGF ini berfungsi untuk meregulasi pertumbuhan sel saraf, menjaga dari kerusakan, dan menjaga siklus sel saraf. Protein NGF ini bukan hanya bekerja di sel saraf otak, tetapi juga di sel saraf tepi/perifer.
Faktor lain yang juga meningkat selama berpuasa adalah ekspresi dari BDNF (Brain-derived neurotrophic factor). BDNF ini berfungsi untuk mempertahankan dan memperbaiki metabolism sel saraf dan mendorong pertubuhan sel saraf baru. Peningkatan fungsi dan ekspresi BDNF selama berpuasa akan membantu memproteksi otak dan mencegah dari penyakit-penyakit degenerative, seperti Alzheimer (pikun), stroke, Parkinson, dan sklerosis multipel.
Fungsi regulasi emosi
Emosi merupakan respons fisiologis terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar kita yang dipengaruhi oleh pengalaman kita selama ini. Regulasi emosi melibatkan area otak mulai dari thalamus, korteks sensoris, amigdala, insula, dan hipothalamus. Area-area ini berperan mengolah informasi peristiwa sekitar dan menghubungkannya dengan pengalaman yang sudah kita alami selama ini.
Sebagai contoh, ketika seorang kakak pernah berbahagia saat bermain bersama adiknya di kebun teh, lalu beberapa tahun kemudian saat si kakak berkunjung ke kebun teh dan mencium bau teh, ia teringat emosi bahagianya bermain bersama adiknya. Emosi bahagia ini terpancar dari wajahnya yang tersenyum sambil menghirup bau teh di sekitarnya. Atau sebaliknya, seorang anak yang sering dipukul ayahnya, setiap ia melihat ayahnya maka muncul emosi cemas atau takut (walaupun ayahnya tidak akan memukulnya).
Pada saat berpuasa, terjadi perbaikan fungsi regulasi emosi. Hal ini terjadi karena perubahan mikro pada amigdala, hipotalamus, insula, dan korteks temporal medial yang menekan rasa cemas dan depresi. Oleh karenanya, orang berpuasa lebih tenang secara emosional dibandingkan saat ia tidak berpuasa.
Fungsi Kognitif
Selanjutnya, perubahan mikro yang melibatkan area thalamus, hipothalamus, dan amigdala dalam sistem limbik akan memperbaiki fungsi kognitif orang yang berpuasa. Fungsi kognitif yang dominan terlibat terutama daya konsentrasi dan psikomotor (keterampilan motorik). Artinya, selama berpuasa seseorang dapat melakukan aktivitas, tugas, atau pekerjaan dengan lebih fokus. Hal ini juga didukung oleh penelitian lainnya yang menyatakan bahwa ketika berpuasa, organ-organ pencernaan diistirahatkan sehingga suplai darah akan terfokus pada organ lain seperti otak.
Dengan membaiknya daya konsentrasi maka daya ingat/memori juga akan membaik. Seseorang akan lebih gampang mengingat ketika atensi/konsenterasi penuh terhadap apa yang diperhatikannya. Contohnya, ketika kita bermain HP sambil mendengarkan teman berbicara dibandingkan kita menaruh perhatian penuh (konsenterasi) terhadap teman kita saat berbicara, maka kita akan lebih bisa mengingat apa yang dikatakannya saat kita menaruh HP dan konsenterasi terhadap teman kita.
Aktivitas lain yang meningkatkan manfaat puasa terhadap otak
Untuk meningkatkan manfaat puasa terhadap otak, sebaiknya kita melakukan aktivitas lain yang juga tak kalah penting dalam meningkatkan fungsi otak. Aktivitas seperti tidur siang, membaca Al-Qur’an, dan berbuka puasa bersama keluarga juga memiliki dampak positif terhadap otak. Tidak lupa juga, aktivitas fisik tidak boleh luput untuk dikerjakan.
Tidur siang merupakan salah satu aktivitas yang meningkat dilakukan di bulan Ramadhan. Dalam ilmu neurosains, tidur siang terbukti meningkatkan fungsi memori dan meningkatkan kualitas tidur seseorang di malam harinya. Tidur siang yang direkomendasikan adalah maksimal 30 menit. Tidur siang yang melebihi waktu tersebut justru dapat mengganggu tidur di malam hari.
Aktivitas yang juga signifikan meningkat selama bulan puasa adalah membaca Al-Qur’an. Secara umum aktivitas membaca sangat bermanfaat bagi otak. Membaca dapat meningkatkan hubungan antar sel saraf. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan fungsi kognitif. Untuk orang Indonesia, membaca Al-qu’an memiliki 2 manfaat sekaligus terhadap otak. Selain manfaat dari membaca, kita juga mendapatkan manfaat dari membaca bahasa yang bukan bahasa ibu. Penelitian telah membuktikan, orang yang mengerti atau bisa membaca banyak bahasa, secara kognitif akan lebih baik dari yang hanya mampu menguasai 1 bahasa.
Kegiatan yang juga ditunggu-tunggu saat bulan puasa adalah berbuka bersama keluarga. Interaksi yang terjadi selama berbuka, berbagi cerita dan kegiatan antara anak dan orang tua, suami dan istri, serta kakak beradik sangat baik untuk meningkatkan keakraban keluarga. Meluangkan waktu bersama keluarga juga terbukti meningkatkan fungsi kognitif melalui proses regulasi emosi. Tentu saja saat bersama keluarga ini harus ada interaksi, bukan yang saling sibuk dengan gadget masing-masing.
| BABAK Baru Kasus Istri Potong Alat Vital Suami: Pelaku Pakai Pisau Cutter, Sempat Dilarikan ke RS |
|
|---|
| Prabowo Subianto Akan Jadikan Bahasa Portugis Menjadi Bahasa Prioritas di Sistem Pendidikan |
|
|---|
| Kunci Jawaban Tugas Halaman 155 IPA Kelas 7 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Identifikasi Tumbuhan |
|
|---|
| Kunci Jawaban Tugas Halaman 151 IPA Kelas 7 SD/MI Kurikulum Merdeka Ayo Amati Aktivitas 5.4 |
|
|---|
| Soal Dana Daerah Mengendap di Bank, Menkeu Purbaya Bertemu Kepala Daerah? 'Bukan Urusan Saya' |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.