Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Rekonstruksi Pembunuhan di Rohul

Pelaku Pembunuhan di Rohul Riau Sempat Nyabu dan Mengaku Curiga kepada Korban

Hebohnya pembunuhan di Kunto Darussalam, Rohul, Riau, dengan cara menebas batang leher korban, tentu saja membuat masyarakat bertanya apa motifnya.

|
Penulis: Syahrul | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Syahrul Ramadhan
Salah satu adegan reka ulang pembunuhan keji di Kunto Darussalam, Rokan Hulu, Riau. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PASIRPANGARAIAN - Pembunuhan di Kunto Darussalam, Rohul, Riau, dengan cara menebas batang leher korban, membuat heboh.

Masyarakat bertanya-tanya, apa motif dibalik kejadian yang memicu pembunuhan sadis tersebut.

Kepada JPU dan penyidik kepolisian, TH pun mengaku.

"Aku curiga kepada R, kalau dia mencuri berondolan buah sawitku. FR dan R sangat dekat dan aku curiga dia menutupi dimana R berada," kata TH pada saat reka ulang pembunuhan di halaman Polres Rokan Hulu.

TH dan FR, berdasarkan keterangan TH, adalah sahabat dekat yang sering bekerja bersama-sama dalam mengumpulkan berondolan buah sawit hasil curian dari salah satu perusahaan perkebunan sawit di sekitar Desa Sungai Kuti, Kecamatan Kunto Darussalam, Rokan Hulu (Rohul), Riau, itu.

TH mengaku, dia juga merupakan pengguna narkotika jenis sabu-sabu.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan di Rohul Riau Sempat Nyabu dan Mengaku Curiga kepada Korban

Baca juga: Pengakuan Pelaku Pembunuhan Sadis di Rohul Riau, TH Sering Didatangi Korban dalam Mimpinya

Hal itu dia akui ketika ditanyakan oleh Kasipidum Kejari Rohul Roby yang turut hadir dalam rekonstruksi tersebut.

"Sekitar tiga hari sebelum kejadian, terakhir saya nyabu (mengkonsumsi sabu, red)," jelasnya.

TH juga mengaku, niat awalnya dia hanya ingin bertanya baik-baik dimana keberadaan R, rekan yang dia curigai mencuri hasil pencarian berondolan sawitnya itu.

Namun, karena dijawab sekenanya dengan kalimat 'Mau nebas leher orang' pada saat bertanya kepada korban yang membawa parang panjang.

Emosi TH pun tersulut hingga nekat mengayunkan parang panjang yang dia bawa kearah FR hingga akhirnya dinyatakan tewas di tempat akibat luka berat di bagian leher.

"Sesungguhnya saya menyesal. Kalau saja mereka menceritakan apa yang saya tanya, mungkin tak perlu seperti itu," ungkap TH dengan ekspresi datar.

Apa mau dikata, nasi sudah jadi bubur. FR, sahabat TH sudah meregang nyawa diujung mata parang panjangnya.

TH pun harus mempertanggungjawabkan perbuatan kejinya itu di hadapan aparat hukum.

Dia dijerat dengan pasal pembunuhan atas perbuatannya tersebut. (Tribunpekanbaru.com/Syahrul Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved