Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

MBG Jangkau Daerah Terluar

Pemkab Rohul Usul 5 SPPG untuk Daerah Terluar

Pemkab Rohul mengajukan pembentukan lima SPPG untuk wilayah terluar difokuskan di Kecamatan Rokan, Tambusai Utara, dan Bonai Darussalam.

Foto/Diskominfo Rohul
RAPAT - Sekdakab Rohul, Muhammad Zaki SSTP, M.Si memimpin rapat perdana untuk mempercepat penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Rohul, Kamis (23/10/2024) lalu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, ROKAN HULU - Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) mengajukan pembentukan lima Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk wilayah terluar dan pegunungan.

Langkah ini menjadi bagian dari percepatan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar daerah tertinggal atau 3T.

Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Rohul, Muhammad Zaki SSTP, M.Si, menyampaikan bahwa lima SPPG tersebut akan difokuskan di Kecamatan Rokan, Tambusai Utara, dan Bonai Darussalam.

“Untuk daerah tertinggal, kalau di Rohul itu daerah pegunungan. Kita mengajukan lima SPPG,” ujar Zaki kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (28/10/2025).

Baca juga: MBG di Riau Sudah Layani 586 Ribu Siswa, BGN Kejar Target 667 Dapur Gizi

Baca juga: Anak-anak Nelayan di Kecamatan Palika Rohil Belum Mendapatkan MBG: Kami Sudah Menunggu

Zaki menjelaskan bahwa meskipun jumlah penerima manfaat di daerah 3T bisa di bawah 1.000 orang, hal itu tidak menjadi kendala.

Justru, program ini dinilai strategis karena memberikan dampak ganda, baik dari sisi pemenuhan gizi anak-anak maupun penguatan ekonomi lokal.

Dalam rapat percepatan penyelenggaraan MBG yang digelar Kamis pekan lalu (23/10/2024), Zaki yang juga ditunjuk sebagai Ketua Satgas MBG menekankan pentingnya memanfaatkan program ini secara optimal.

“Satu porsi anak bernilai Rp15.000. Kalau satu dapur melayani 1.000 anak, maka perputaran uang per hari bisa mencapai Rp15 juta. Dalam 20 hari, itu sudah Rp300 juta. Itu baru satu dapur,” jelasnya.

Zaki menambahkan, jika bahan baku dapur SPPG diambil dari petani dan pelaku usaha lokal, maka dampaknya akan sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Kalau beli sayur dari Rohul, ikan dari lokal, cabai dan bahan pokok lainnya, itu sangat berdampak besar buat perputaran ekonomi,” katanya.

Program ini juga diproyeksikan mampu menekan angka pengangguran karena akan membuka lapangan kerja baru, seperti petani cabai, peternak ayam, hingga tenaga dapur yang digaji.

Lebih dari itu, pemenuhan gizi anak-anak akan lebih terjamin dan angka stunting di daerah pegunungan bisa ditekan secara signifikan.

“Tinggi manfaatnya kalau program ini berjalan. Apalagi bahannya semua dari lokal,” tegas Zaki. (Tribunpekanbaru.com/Palti Siahaan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved