Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Suami Bunuh Istri di Kampar

Pengakuan Amran yang Tega Tikam Istri Sendiri Berkali-kali, Mau Minta Tolong Malah Dimarahi

Amran mengatakan istrinya (korban) suka marah-marah . Jadi ia naik pitam. Saat kejadian , ia ambil pisau dari jaket dan ia tikam istrinya

Editor: Budi Rahmat
ISTIMEWA
Polsek Kampar Kiri Hilir melakukan olah TKP pembunuhan istri oleh suaminya di Desa Rantau Kasih Kamis (13-6-2024) 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Gara-gara istri suka melawan, Amran naik pitam . Ia cabut pisau di pinggang lalu ia tikam istrinya berkali-kali. Korban tewas bersimbah darah.

Usai kejadian, Amran ditangkap polisi. Dan di hadapan posisi Amran menangis karena menyadari yang ia bunuh itu adalah istrinya sendiri .

Tak kuasa menahan sesal, Amran kini pun hanya bisa pasrah. Ibarat nasi sudah jadi bubur. Istri sudah meninggal dunia ditangan Amran. Anak orang jadi piatu, entah siapa yang akan merawat.

Baca juga: Berita Populer Riau Hari Ini: Tragedi Pembunuhan di Kampar Riau,Suami Tikam Istri Berkali-kali

Istri tiada, Amran harus mempertanggung perbuatannya dan dipastikan mendekam di penjara.

Kejadian tragis itu membuat gempar warga di Desa Rantau Kasih Kecamatan Kampar Kiri Hilir. Amran adalah seorang pekerja di perkebunan. Tugasnya menyiram bibit tanaman Eukaliotus.

Sang istri datang membantu. Namun, entah karena memang sudah jengkel sejak awal, Amran mudah terpancing emosi kala istrinya melawan.

Termasuk pada hari naas itu. Dari keterangan polisi, Amran sedang menyiram bibit bunga Eukaliotus. Amran kemudian meminta tolong pada istrinya yang kebetulan dia di lokasi.

Amran selanjutnya meminta tolong istrinya agar pekerjaan Amran selesai cepat. Namun, menurut Amran kepada polisi, istrinya itu malah marah-marah.

Korban Suka Marah

Menurut dia, Amran mengaku istrinya selama ini suka melawan dan menjawab-jawab omongannya.

"Katanya (Amran) sih begitu," imbuhnya.

Baca juga: Amran Menangis di Hadapan Polisi , Suami di Kampar, Riau Tikam Istri Berkali-kali, Mengaku Emosi

Puncaknya sebelum kejadian. Amran meminta istrinya membantu sampai pekerjaan menyiram bibit Eukaliptus selesai.

Tetapi Febeidar marah-marah. Amran bahkan mengaku korban sempat memukul-mukulnya sampai mereka bergelut di tanah.

Saat emosi memuncak, Amran menarik pisau dari sweater hoodie yang dikenakannya.

Lalu pisau itu ditusukkan berkali-kali sampai Febeidar tewas.

Menangis di Hadapan Polisi

Di hadapan polisi, Amran sempat menangis. Tangis Amran pecah saat polisi mengucapkan kalimat yang sakral.

Kalimat itulah yang kemudian membuat Amran langsung tersadar akan perbuatannya . Ia tak bisa lagi membendung air di sudut matanya.

"Kamu tahu (korban pembunuhan) adalah orang yang kamu cintai selama bertahun-tahun. Disitulah dia menangis," kata Kepala Kepolisian Sektor Kampar Kiri Hilir, IPTU. Irwan Fikri melalui Kepala Unit Reserse Kriminal, IPDA. David Gusmanto kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (13/6/2024) menirukan ucapannya saat berbicara dengan Amran.

Baca juga: UPDATE Suami Tikam Istri di Kampar Riau, Pelaku Ungkap Tabiat Sang Istri hingga Akhirnya Emosi

Pembunuhan Berencana?

Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap Amran Dahona (30), suami yang tega menikam istrinya hingga tewas di Kampar Riau.

Amran menghabisi istrinya dengan beberapa tikaman pisau di areal perkebunan tanaman Eukaliptus dalam wilayah Desa Rantau Kasih Kecamatan Kampar Kiri Hilir.

Di lokasi tersebut ia bekerja menyiram bibit Eukaliptus.

Adanya pisau yang sudah dibawa sejak awal itu, menimbulkan tanya.

Ditanya soal pisau, David mengakui memang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Amran sebagai penyiram tanaman.

Apakah ada unsur pembunuhan berencana, polisi belum dapat menyimpulkan.

Pemeriksaan sedang berjalan secara intensif.

"Kita masih mendalami," katanya

Suami di Kabupaten kampat Tikam istri
Suami di Kabupaten kampat Tikam istri (tangkap layar)

Baca juga: UPDATE Suami Tikam Istri di Kampar Riau, Pelaku Sempat Menangis di Depan Polisi

Anak jadi Terlantar

Amran Dahona membuat anaknya kehilangan ibu untuk selamanya.

Anak-anaknya menjadi piatu oleh perbuatannya sendiri.

Dahona 10 tahun lebih muda dari Febeider Laia, ia berusia 30 tahun, sedang korban 40 tahun.

Mereka menikah di Kabupaten Nias Provinsi Sumatera Utara sekitar 2011 silam. Kini mereka mempunyai empat orang anak.

"Anak paling besar (sulung) lahir 2013 (berusia 11 tahun). Yang paling kecil (bungsu)baru 5 tahun," tambah Kepala Unit Reserse Kriminal, IPDA. David Gusmanto kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (13/6/2024).(*)

( Tribunpekanbaru.com)

Baca juga: BREAKING NEWS: Suami Tega Tikam Istri Hingga Tewas di Kampar Riau, Perut Korban Ditusuk Berkali-Kali

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved