Kasus Vina Cirebon
Bukti Motor Eky dan Vina Cirebon Masih yang Masih Mulus Dibeber Pengacara Rudiana, Farhat: Bohong
Kuasa hukum Iptu Rudiana, Pitra Romadhoni membeber barang bukti motor dan helm yang dipakai Muhammad Rizky alias Eky saat meninggal bersama Vina.
TRIBUNPEKANBARU.COM -- Kuasa hukum Iptu Rudiana, Pitra Romadhoni membeber barang bukti motor dan helm yang dipakai Muhammad Rizky alias Eky saat meninggal bersama Vina.
Pitra Romadhoni menyebutkan motor warna biru dan kuning itu tidak mengalami kerusakan.
Hanya spakbor saja yang bengkok sehingga dia yakin Eky dan Vina bukan korban kecelakaan.
"Katanya tabrakan ke tiang lampu jalan, Ini belum pernah ditampilkan sama sekali, motor ini katanya kecelakaan, kalau kita fikir logika tabrakan di lampu jalan pasti ada yang pecah atau hancur," ujarnya dengan lantang.
Namun fakta di foto tersebut dikatakan Pitra Romadoni tidak memperlihatkan ada bagian yang rusak atau pecah.
"Cuma bengkok di spakbor motor itu aja,"tuturnya.
Lalu pada foto helm yang digunakan Eky menunjukkan kondisi yang tidak hancur.
"Itu masih ada kacanya, ada tulisannya Eky apa itu, artinya apa dengan luka yang parah dialami almarhum,tangan kanan patah , rahang atas patah, gigi patah, artinya kalau tabrakan sudah kencang itu, ada foto lainnya, tidak akan tampilkan untuk proses penyidikan, jangan terlalu dini menyimpulkan itu kecelakaan," tuturnya.
Pernyataan Pitra itu langsung disela Farhat Abbas yang juga tampil di acara tersebut.
"Itu bohong," sahut Farhat menyela perkataan Pitra
Tak mau kalah, Farhat juga membeber foto motor, jasad Eky dan Vina kepada Aiman Witjaksono, presenter acara tersebut.
"Kami punya (gambar) motornya kok. Gambar motornya, ada (kerusakan) jelas.
Ini mayatnya. Ada beberapa gambar dicapture," kata Farhat.
Dikatakan Farhat, bukt-bukti foto itu telah diajukan sebagai bukti baru atau novum di sidang peninjauan kembali (PK) Saka Tatal beberapa waktu lalu.
"Ini novum kami. Ini lecet, ada darah, ada helm. Foto motor, foto mayat dan foto eky maupun vina juga kami jadikan novum," ungkapnya.
Menurut Farhat, novum ini tidak dibantah jaksa penuntut umum dengan memberi bukti lain yang berbeda.
Saat itu jaksa hanya mengatakan bahwa foto itu sudah pernah diajukan di sidang.
Dengan fakta ini, Farhat menegaskan foto yang dibeber Pitra tidak sesuai.
"Saya pastikan itu gambar (yang ditunjukkan Pitra) tidak sesuai.
Kalau berani, harusnya hadirkan Rudiana, hadirkan (petugas) laka lanta, saat PK untuk membantah. Bukan asal menampilkan gambar motor," ungkap Farhat.
Farhat juga beralasan dari keterangan ahli forensik, kondisi patah tulang yang dialami Eky yang tanpa adanya lebam itu disebabkan karena benturan keras, bukan dari pukulan kayu atau tangan manusia.
Sebelumnya mengenai kondisi helm sempat diungkapkan saksi Liga Akbar.
Liga Akbar yang datang menjenguk Eky di rumah sakit melihat kondisi helm Eky yang hancur di bagian depan, sementara bagian belakang tidak rusak.
Lalu, saksi bernama Oki yang berada di lokasi kejadian mengaku Eky masih mengenakan helm saat ditemuinya.
Bahkan saat itu dia diminta membuka ceklekan helm Eky.
Lalu, seorang laki-laki dengan kondisi tangan kanan ada darah membuka helm Eky.
Saat helm dibuka, terlihat darah segar mengucur dari kepala Eky.
Oki memastikan saat itu banyak darah di dekat tubuh korban.
Sementara di sepanjang jalan dekat jembatan itu tidak ada darah.
Bekas darah yang keluar dari tubuh Eky dan Vina juga masih menempel meskipun saat itu kondisi hujan.
Di pagi hari dia melihat, darah itu sudah ditutupi pasir.
"Gak ada darah berceceran. Darah ada di posisi mayat, itu pun waktu dibuka helmnya," tegas Oki.
Mendapat pengakuan Oki, Dedi Mulyadi penasaran dengan sosok perempuan teman SMP Vina yang datang ke lokasi kejadian.
Dedi pun menyerukan agar perempuan itu secepatnya bisa menghubungi dia.
"Bagi teteh yang sekarang mungkin udah dewasa ya. Mohon bisa konfirmasi ke saya. Bisa DM ke IG saya. Teteh siapa? Siapa tahu ini bisa menambah terang masalah ini. Nanti jelasin ya, teteh siapa," kata Dedi Mulyadi.
2 Saksi Sebut Kecelakaan Tunggal
Dugaan kasus Vina Cirebon bukan pembunuhan melainkan kecelakaan tunggal semakin kuat.
Seteah bukti adanya daging yang menempel di baut tiang penerangan jalan umum (PJU), kini muncul dua saksi yang memperkuat dugaan kecelakaan.
Dua saksi ini adalah Adi Haryadi dan Ismail yang mengaku berada di sekitar jembatan Talun, Cirebon saat Vina dan Eky kecelakaan.
Adi Haryadi dan Ismail sama-sama menemui tokoh Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk menceritakan kronologi kecelakaan Vina dan Eky pada 27 Agustus 2016 silam.
Ismail mengaku menyaksikan sendiri kecelakaan maut tersebut di Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.
Peristiwa itu teringat karena berbarengan dengan momen spesial sang anak yang melamar calon pasangannya pada 8 tahun silam meski kini hubungan mereka kandas.
"Saya inget pak, anak angkat saya ada acara lamaran (saat itu)" cerita Ismail kepada Dedi Mulyadi di Channel Youtube Kang Dedi Mulyadi yang tayang pada Rabu (7/8/2024).
Ia bercerita 8 tahun silam, tepatnya pada hari Sabtu (27/8/2024), anaknya, Purnomo, hendak melamar Yeni di Desa Watubelah, Cirebon.
Sepulangnya dari rumah Yeni, sekitar pukul 22.15 WIB, Ismail bersama anaknya pulang melewati Jalan Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.
Saat melintas di jembatan itu, mereka berdua melihat pengendara motor yang berboncengan dengan seorang wanita melaju secara ugal-ugalan.
Ismail menduga kuat pengendara motor itu ialah Eky dan Vina.
"Jalannya berlawanan arah. Naik motornya Eky zig-zag kayak orang mabok, saya naik motor lihat," ujar pria yang kini tinggal di Bekasi itu.
"Anak saya juga bilang 'kenapa tuh pak kayak orang mabok'. Terus standing pak. Sambil teriak-teriak kayak orang gembira,"katanya lagi.
Setelah berkendara secara serampangan di jalan umum itu, Eky kehilangan kendali sehingga menabrak trotoar atau median jalan yang berada di tengah.
Usai motornya menghantam trotoar, badan Eky lalu membentur tiang listrik.
"Saya lihat motornya warna biru telor asin sama cat kuning. Helmnya putih merah," katanya.
Ismail melihat kedua korban itu tergeletak dalam kondisi tertelungkup.
Ia sangat meyakini dengan apa yang dilihatnya, bahwa Eky dan Vina tewas karena kecelakaan.
Ismail rela jauh-jauh dari Bekasi menuju rumah Dedi Mulyadi di Subang demi menceritakan kesaksiannya.
Ia sempat tak bertemu dengan Dedi Mulyadi saat pertama kali memutuskan datang ke rumahnya.
Ia sempat menginap di masjid dan SPBU sampai menunggu eks Bupati Purwakarta tersebut pulang dari Yogyakarta.
"Saya yakin enggak salah pak, saya lihat dengan mata kepala saya sendiri pak," pungkasnya sembari menangis.
Sementara itu, Adi Haryadi yang seorang pengusaha rongsok asal Kudus mengaku bahwa pada tahun 2016 silam dia merupakan musafir dengan tujuan berziarah keliling Pulau Jawa dengan jalan kaki.
"Sampai 2 tahun saya baru pulang, ziarah-ziarah saya," kata Adi dikutip dari tayangan Youtube Kang Dedi Mulyadi, Selasa (6/8/2024).
Dia mengaku baru menyadari dan mengingat telah melihat kejadian Vina Cirebon tahun 2016 silam setelah melihat kasus Vina Cirebon ini viral.
Adi mengaku melihat detik-detik Vina dan Eky sebelum dan sesudah jatuh dari sepeda motor di malam itu.
Namun dalam pemberitaan yang ada cukup aneh baginya karena menjadi korban pembunuhan.
Sedangkan apa yang dia lihat dengan mata kepalanya waktu itu adalah murni kecelakaan.
Adi menceritakan bahwa di hari kejadian itu sore harinya hujan mengguyur wilayah Talun Cirebon.
Baru pada malam harinya hujan berubah menjadi gerimis.
Adi saat itu membawa nasi hasil pemberian orang sambil berjalan kaki dengan tujuan jalan kaki arah Rajagaluh Sumedang dan melintasi TKP fly over Talun.
"Saya lagi megang nasi mau makan, dikasih nasi sama orang di jalan, abis gerimis cari tempat teduh saya," kata Adi.
Posisi Adi ada duduk di seberang jalan TKP Vina dan Eky terkapar.
Kondisinya agak sepi, namun beberapa pengendara motor masih melintas.
Tiba-tiba dia melihat sepeda motor melaju kencang kemudian mengalami kecelakaan.
"Saya ngelihat (jatuh), dari jarak kurang lebih 30-25 meter, kelihatan jelas waktu itu,
itu yang laki ngehantem tiang (PJU) langsung ke aspal, motornya ngesrek, yang perempuan ngehantem trotoar," kata Adi.
Setelah dikejutkan kecelakaan itu, dia pun mencoba mendekat kemudian di belakang arah motor Vina dan Eky ada pengendara motor yang juga berhenti.
Pengendara motor ini juga mencoba membantu korban yang sedang terkapar.
Sampai kemudian satu demi satu pengendara motor lain datang disusul kemudian Polisi mendatangi TKP.
"Di belakang itu ada motor berhenti, jauh itu, bukan (yang ngejar), langsung berhenti di situ," kata Adi.
"Yang pas saya (lajur seberang TKP) juga ada motor berhenti, jangan diapa-apain pak, nanti ada apa-apa, ada lagi datang," sambung dia.
Kejadian itu, kata Adi, dilaporkan ke Polisi setelah dia meminta kepada pengendara yang melintas.
Adi pun mengaku tetap berada di TKP sampai kedua korban selesai dievakuasi sebelum akhirnya dia berjalan kaki melanjutkan perjalanan ke arah Sumedang.
Dia juga memastikan bahwa apa yang dia lihat ciri-ciri korban sesuai dengan foto korban Vina dan Eky.
"Saya lihat di situ sampai selesai diangkat," kata Adi.
| PILU, 7 Terpidana Seumur Hidup Kasus Vina Cirebon Frustasi, Lukai Diri Sendiri, Sudirman Makin Kurus |
|
|---|
| Bikin Sedih, Dengan Tangan Diborgol Hadi Saputra Terpidana Kasus Vina Bersimpuh di Pusara Ayah |
|
|---|
| Nasib Pertunangan Rivaldy Terpidana Kasus Vina Cirebon dengan Yuli , 'Kami sama-sama Bertahan' |
|
|---|
| PK Terpidana Kasus Vina Cirebon Ditolak MA, Penasehat Ahli Kapolri : Saya Lega PK Ditolak, Tapi. . . |
|
|---|
| Komisi III DPR RI Harus Panggil Kapolri, Tanyakan soal Timsus Kasus Vina dan Pelaporan Iptu Rudiana |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.