Lipsus Kekerasan pada Anak
'Ada 20 Anak, Pengasuhnya Cuma 3' Pengakuan Orangtua Korban Penganiayaan di Daycare Pekanbaru
anaknya termasuk anak berkebutuhan khusus. Anaknya hiperaktif dan mengalami speech delay atau keterlambatan bicara.
Atas kejadian ini, dirinya meminta kepada seluruh pihak agar dapat lebih peka dengan nasib anak, khususnya yang ada di lingkungannya.
"Mohon kepedulian warga sekitar. Kalau ada kegiatan usaha yang melakukan pendidikan, pelayanan, menjaga kesejahteraan anak, dicek ada izin atau tidak. RT dan RW jangan sampai ada pembiaran. Pemerintah juga kami minta bisa lebih tegas.
Kak Seto menyebut, tempat penitipan anak bernama Early Steps daycare di Pekanbaru yang memakan korban itu, belum atau tidak memiliki izin.
Menurutnya, dari hasil investigasi terungkap, tempat tersebut izinnya hanya sebagai taman kanak-kanak atau kelompok bermain. Bukan daycare atau tempat penitipan anak.
"Kami menyimpulkan, ini fenomena gunung es yang banyak terjadi di beberapa tempat. Kekerasan terhadap anak tidak terdeteksi lingkungan. Ini terungkap karena ada laporan," katanya.
Lanjut Kak Seto, dirinya bersama pengurus LPAI Provinsi Riau, sudah mendatangi Markas Polresta Pekanbaru.
Pihaknya meminta kasus ini dapat ditangani hingga tuntas.
"Kami mendesak ini adalah bukan delik aduan, meski tidak ada pengaduan,Meski damai, hukum harus ditegakkan dan pidana harus berlangsung. Supaya jadi pembelajaran di tempat lain. Kami apresiasi juga adanya orang yang berani melapor," ujarnya.
Menurut Kak Seto, melindungi anak merupakan kewajiban setiap orang. Bahkan katanya, melindungi anak, butuh peran orang sekampung.
Kak Seto menegaskan, jika penanganan kasus ini tak jelas, maka pihaknya akan menarik ke Mabes Polri.
Dimana diterangkannya, LPAI punya MoU dengan Polri. Tujuannya pun untuk menjaga citra positif Polri agar semua bisa dilakukan dengan cepat, dan tidak menjadi preseden buruk bagi Polri.
"Biar tidak seolah-olah di media sosial akan lebih ditanggapi dari pada melapor ke Polri," ungkap dia.
Kak Seto memaparkan, korban kekerasan tempat penitipan di Pekanbaru ini, mengalami trauma dan ketakutan. Korban sampai tidak mau bersekolah.
"Selain pelaku, korban jangan dilupakan, harus segera dapat treatment sikologis, agar tumbuh kembangnya baik dan cepat pulih sediakala," ucapnya.
Kak Seto meminta, tempat penitipan anak di Pekanbaru yang jadi sarang kekerasan ini, harus cepat ditutup agar tidak ada korban berikutnya.
Tidak Punya Izin dan Ada Aksi Kekerasan, Satpol PP Pekanbaru Segel Early Steps Daycare |
![]() |
---|
Buntut Viral Kekerasan Pada Anak, Izin Seluruh Daycare di Pekanbaru Bakal Diperiksa |
![]() |
---|
Antisipasi Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Daycare, Komisi III DPRD Panggil Disdik Pekanbaru |
![]() |
---|
INILAH Winda Febrina, Pemilik Daycare di Pekanbaru yang Menganiaya Anak: Sempat Mengaku Punya Beking |
![]() |
---|
Polisi Sita Lakban sebagai Barang Bukti Dugaan Kekerasan Anak di Day Care yang Viral di Pekanbaru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.