Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

HUT RI ke 79

Rayakan HUT RI ke-79 dari Ruang Sempit, Warga Binaan Berjubel di Ruang Tahanan Rutan Kelas II B Siak

Lebih 50 orang warga binaan di ruangan A3 Rutan Kelas II B Siak mengintip dari balik jeruji besi acara pemberian remisi umum kepada napi beruntung.

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra
Warga binaan di ruang A 3 Rutan Kelas II B Siak harus menggelar kain sarung di bawah langit-langit untuk duduk dan tidur karena ruangan bawah sempit penuh sesak, Sabtu (17/8/2024). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Lebih 50 orang warga binaan di ruangan A3 Rumah Tananan Negara (Rutan) Kelas II B Siak mengintip dari balik jeruji besi acara pemberian remisi umum kepada narapidana yang beruntung, Sabtu (17/8/2024).

Mereka duduk berdempetan, hingga ada yang bergelantungan menggunakan kain sarung di bawah langit-langit. 

Acara berlangsung di ruangan terbuka di depan sel tahanan itu.

Bupati Siak Alfedri dan Wakil Bupati Siak Husni Merza serta Kepala Rutan Kelas II B Siak Tonggo Buta-butar yang mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan atributnya duduk di kursi VVIP.

Sedangkan kepala-kepala dinas mengenakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL), jas dan peci lengkap pula dengan atributnya.

Aroma parfum para pejabat menghiasi udara Rutan yang pengap. 

Perwakilan 502 narapidana yang menerima remisi umum hari kemerdekaan ikut dihadirkan dalam acara itu.

Sebanyak 7 orang yang bebas hari itu mewakili narapidana lainnya menerima SK Menkumham tentang remisi umum yang diserahkan bupati dan kepala Rutan. 

Baca juga: 502 Narapidana di Rutan Kelas II B Siak Dapat Remisi Umum HUT RI ke-79

Baca juga: Jangan Ragukan Nasionalisme Orang Siak, Sultan Syarif Kasim II Nyumbang Setara Rp 20,8 Triliun

Tribunpekanbaru.com berjalan ke depan ruangan tahanan A3.

Para tahanan yang bergantian ke bagian jeruji paling depan menyapa dan melambaikan tangan. 

“Pak, bagi rokoknya,” sapa warga binaan ini sambil mendekatkan dua jarinya ke bibirnya. 

“Jangan lupa kue -kue itu juga,” sumber suara dari bagian atas. 

Ternyata sebagian mereka dalam posisi bergelantungan di bawah langit-langit menggunakan kain sarung.

Seperti kelelawar di dalam gua yang sempit.

Aroma keringat menyeruak dari sel tahanan itu.

Bau apek. 

“Halo Pak, ada bawa rokok?” ujar seorang tahanan yang menampakkan mukanya dari balik kain sarung yang menggantung. 

Warga binaan yang berada di lantai juga sangat berdempetan.

Jangankan untuk tidur, untuk duduk saja tidak muat.

Mereka harus menyiasati bagaimana ruangan 3x 3 m itu muat untuk 50 orang lebih.

Caranya ialah, membentang kain sarung yang diikat sudut-sudutnya ke jeruji dan partisi ruangan.

Kain sarung menggantung dengan posisi setengah membentang seperti ayunan. 

Ayunan kain sarung itulah dibuat sebanyak yang mereka bisa.

Menjadi dua tingkat ayunan atas dan bawah bawah. 

“Terpaksa begini Pak, di bawah tak ada lagi tempat,” ujar warga binaan bernama Hendri dari ayunan kain sarung itu. 

Hendri melakukan kesalahan semasa hidup bebas hingga ia dihukum.

Ia termasuk baru tinggal di sel tahanan itu, 7 bulan. 

Ia sedikit menceritakan pengalaman mengerikan tinggal di Rutan Siak ini.

Ruangan pengap yang seharusnya untuk 10 orang malah dimuat untuk hampir 60 orang.

Setelah tidak kebagian tempat di lantai, toilet di dalam ruangan juga hanya ada satu. 

“Gantian Pak, antrenya untuk 60 oranglah, gimana lagi Pak, beginilah keadaannya,” ujarnya. 

Dari hampir 60 orang warga binaan di dalam sel tahanan itu, 15 orang di antarnya harus tidur di atas bentangan kain sarung.

Menggelantung seperti kelelawar.

Sangat tidak nyaman.

Tidur menggelantung di atas dengan ruang sempit, salah gerak bisa jatuh menimpa rekannya yang di bawah. 

“Pernah kejadian, ikatan sarung terlepas dan jatuh menimpa teman di bawah, begitulah Pak, kami menjalani masa tahanan,” katanya. 

Tidak hanya Hendri, waga binaan yang di lantai juga mengalami penderitaan kurang lebih sama.

Mereka terpaksa tidur bergantian. Ada yang malam dan ada yang jatah siang. Tidur di bawah pun tidak bisa meregangkan pinggang dan menyelonjorkan kaki. 

“Tidur sambil duduk menekuk kaki,” ujarnya. 

Kepala Rutan Kelas II B Siak, Tonggo Butar-butar mengatakan, kapasitas ruangan A3 itu hanya untuk 10 orang. Saat ini isinya di atas 50 orang. 

“Ya konsekwensinya begitu, mereka terpaksa tidur bergantian, sebagian membuat gantungan dengan kain sarung di bawa langit-langit,” katanya. 

Kapasitas Rutan Kelas II B Siak Sri Indrapura hanya untuk 176 orang. Saat ini isinya 714 orang. Perkara yang terbanyak adalah Narkoba, yaitu 289 orang, pencurian 177 orang, perlindungan anak 94 orang dan penggelapan 60 orang. 

“Perkara lainnya seperti korupsi, perjudian, pencurian, ITE, pembunuhan dan lain-lain,  masing-masing di bawah 10 perkara,” katanya. 

Ia menyadari overstay Rutan Kelas II B Siak dari kapasitas sebenarnya mencapai 405,6 persen.

Sudah seharusnya Siak mempunyai Rutan yang representatif dan lebih manusiawi. 

“Personel kami 65, petugas penjagaan sekali sift 9 orang, untuk 714 orang. Tidak imbang sebenarnya tapi kami berupaya maksimal untuk pengamanan,” katanya. 

Menurut Tonggo, pihaknya mempunyai cara-cara jitu untuk membuat situasi aman.

Sebab sejumlah program pembinaannya membuat hubungan baik dengan narapidana. 

“Kami tidak merantai kakinya Pak, tetapi menyentuh hatinya, jika kita baik, mereka juga pasti akan baik,” katanya. 

Pemkab Siak sudah menghibahkan tanah seluas 5 Ha di Dayun kepada pihak Rutan untuk membangun bangunan yang baru.

Namun 5 Ha itu dianggap tidak cukup untuk membangun Rutan yang representatif. 

“Akhirnya kami dikasih hibah tanah oleh Pemkab Siak 10 Ha di Tumang, namun tanah ini belum bisa diambil karena harus mengembalikan hibah yang 5 Ha sebelumnya,” katanya. 

Tonggo memperjuangkan rencana pembangunan itu ke Menkumham.

Menurutnya sudah sangat layak Rutan Siak dibangun dengan kapasitas yang memadai. 

“Dalam seminggu kami dua kali menerika tahanan, tentu semakin lama semakin banyak penghuni Rutan ini,” katanya. (tribunpekanbaru.com/mayonal putra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved