Kasus Vina Cirebon

Sering Sebut Nama Sudirman dalam Kasus Vina , Dedi Mulyadi Langsung Minta Maaf saat Bertemu

Inilah momen Dedi Mulyadi minta maaf ke Sudirman setelah bertemu di Lapas Banceuy. Dedi selama ini sering sebut nama Sudirman dalam kasus Vina

Editor: Budi Rahmat
Tiktok
Sudirman dan kuasa hukumnya, Titin Prilianti 

Kepada Dedi Mulyadi, Sudirman juga mengakui kalau dirinya kekurangan dalam berpikir.

"Tapi dia ngaku oon, tadi saya tanya kamu oon gak? iya saya oon," katanya lagi.

Menurut Dedi Mulyadi, Sudirman adalah tipe orang yang penurut.

"Jadi Sudirman itu disuruh apa aja mau, disuruh kawin aja tadi sama saya mau," jelas Dedi.

Kini Dedi Mulyadi mengaku pusing menghadapi Sudirman yang seperti itu.

Baca juga: Terungkap , Beginilah Reaksi Sudirman Terpidana Kasus Vina bila Ia Tertekan , Psikologinya Diperiksa

"Saya ngadepin Sudirman pusing, kalau yang 6 terpidana kuat mental. Kalau Sudirman pusing, disebut keterbelakangan mental tapi normal, disebut normal tapi apapun yang dikatakan orang dia ikutin," ungkapnya.

Ia pun menyimpulkan kalau Sudirman itu tak mau pusing sehingga menuruti saja perkataan orang lain.

"Kesimpulannya Sudirman itu pemalas, karena malas orangnya gak mau banyak urusan, daripada dibentak ditekan, ikut aja apa yang disuruh," tandas Dedi lagi.

Sementara itu Pengacara Sudirman, Jutek Bongso mengatakan, kemampuan kliennya itu ternyata tidak seperti yang dibayangkan selama ini.

"Memang kelihatannya agak telat berpikir dan mentalnya nggak bisa ditekan, itu yang kita lihat. Cepat berubah, dan punya masalah psikis," tuturnya lagi.

Untuk itu, sebagai kuasa hukumnya, Jutek Bongso akan mendatangkan ahli psikologis untuk Sudirman.

Bahkan ia akan memeriksakan kesehatan psikologis Sudirman.

Baca juga: Dihadirkan di Sidang PK, Psiklogis Sudirman Diperiksa, Masih Sulit Mengingat dan Panik bila Tertekan

"Kami lagi mencoba untuk hari ini akan mengajukan pemeriksaan psikologinya, supaya kita pastikan Sudirman itu ada gangguannya ada berapa," jelas Jutek.

Ia meyakini kalau kliennya itu normal tapi tidak bisa mempertahankan pendiriannya.

"Makanya untuk membuktikan itu, kita butuh ahlinya yang bisa menjelaskan kondisi Sudirman," ujarnya.

"Kalau dibilang normal, kenyataannya dia tamat SD umur 17 tahun, kalau dibilang keterbelakangan mental itu tidak," tambah Jutek. (*)

( Tribunpekanbaru.com )

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved