Kasus Malaria di Inhil
Kasus Malaria di Inhil Melonjak Tajam, Puskesmas Lakukan Skrining Mencegah Penularan
Kasus malaria di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terus melonjak tajam dalam sebulan terakhir, khususnya pada bulan September 2024.
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Kasus malaria di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terus melonjak tajam dalam sebulan terakhir, khususnya pada bulan September 2024.
Hingga tanggal 30 september, Dinas Kesehatan Inhil mencatat terdapat 40 kasus malaria di Kabupaten Inhil.
Kepala Dinas Kesehatan Inhil Rahmi Indrasuri melalui Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Fahrul Rizal SKM menuturkan, mulai dari 26 kasus bertambah 8 dan 22 hingga akhirnya 40 kasus.
Kasus malaria di Inhil ini meledak pada September 2024.
Baca juga: Jumlah Kasus Malaria Meningkat Capai 1.737, Dinkes Rohil Mengaku Sudah Lakukan Upaya
Baca juga: Tembus Seribu Kasus Lebih, Pemprov Riau Dorong Pemkab Rohil Segera Tetapkan Status Darurat Malaria
“Bulan sebelumnya tidak ada kasus. Peningkatan kasus hanya bulan ini. Kecamatan terbanyak kasus yaitu di Desa Kuala Selat dan Kateman,” ujar Fahrul kepada Tribun Pekanbaru, Selasa (1/10).
Dalam rangka pencegahan, dijelaskannya, Puskesmas di setiap kecamatan sudah melakukan MBS (mass blood survey) atau skrining masal kepada warga baru yang masuk dan warga yang akan keluar dari daerahnya.
“Ini untuk mengetahui lebih cepat bila ada warga yang tertular agar segera kita cegah dan obati, serta untuk mengantisipasi malaria masuk dari daerah luar,” jelasnya.
Selain itu, pihak desa dan kecamatan juga dilibatkan untuk melakukan MBS ini dengan memeriksa khususnya orang baru yang datang dari jauh.
Baca juga: Kasus Malaria Meningkat di 2 Kabupaten di Riau, Diskes Imbau Masyarakat Tak Keluar Rumah Malam Hari
“Ada orang yang keluar masuk ditakutkan membawa penyakit malaria, makanya dilakukan pemeriksaan melakui Puskesmas pembantu yang ada,” imbuhnya.
Menurut Fahrul, Inhil sebenarnya sudah eliminasi dari status endemik malaria sejak tahun 2018 setelah tidak ditemukannya kasus penyebaran setempat.
“Sebelumnya ada tapi kasus datang dari luar seperti papua dan Kalimantan. Namun saat ini telah terjadi penularan di desa makanya jadi kejadian luar biasa,” ucapnya.
Terakhir Fahrul mengimbau masyarakat agar mengurangi aktifitas di luar rumah khususnya pada malam hari dan menggunakan pakaian tertutup jika memang ingin keluar rumah menghindari gigitan nyamuk.
“Melalui camat dan kepala desa juga sudah kita himbau seperti anjuran tidur pakai kelambu, pakai lotion pencegah gigitan nyamuk serta membersihkan lingkungan rumah, karena jentik nyamuk di temukan di sekitar rumah warga,” pungkasnya.
(Tribunpekanbaru.com/T. Muhammad Fadhli)
Peningkatan Kasus Malaria di Inhil, Dompet Dhuafa Riau Lakukan Penanggulangan di Desa Terdampak |
![]() |
---|
Kumpulkan Sampel Darah, Petugas Datangi Rumah Warga di Desa Kuala Selat Soal Kasus Malaria di Inhil |
![]() |
---|
Petugas Temukan Kasus Baru Malaria di Inhil, Total Ada 172 Kasus |
![]() |
---|
Diskes Riau Klaim Tren Kasus Malaria di Inhil Menurun, Tercatat 152 kasus |
![]() |
---|
Tak Ada Lagi Kasus Baru, Upaya Pencegahan Malaria di Inhil Berhasil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.