Kasus Malaria di Inhil
Tak Ada Lagi Kasus Baru, Upaya Pencegahan Malaria di Inhil Berhasil
Upaya pencegahan yang dilakukan secara masif dalam menangani kasus malaria di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Upaya pencegahan yang dilakukan secara masif dalam menangani kasus malaria di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau membuahkan hasil yang menggembirakan.
Penanggungjawab malaria fungsional epidemiologi madya Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Musfardi Rustam, mengungkapkan, hingga Senin (21/10/2024) kasus malaria di Inhil mampu ditekan hingga nol kasus.
"Iya, Alhamdulillah hari ini nihil kasus malaria di Inhil, tidak ada kasus baru yang kami temukan di Inhil terutama di desa Kuala selat," kata Musfardi, Senin (21/10/2024).
Musfardi mengatakan sejauh ini petugas gabungan terus melakukan upaya pencegahan penyebaran kasus malaria di Desa Kuala Selat, Inhil Riau yang menjadi wilayah paling banyak ditemukan kasus malaria di Inhil.
Baca juga: Cegah Penyebaran Kasus Malaria, Petugas Semprot Rumah Warga di Inhil Pakai Insektisida
Diantaranya adalah dengan melakukan penyemprotan ke rumah-rumah warga yang ada di lokasi tersebut.
Dalam melakukan kegiatan ini, Dinas Kesehatan Provinsi Riau bekerjasama dengan Labkesmas Batam, BKK Dumai dan BKK Inhil, BKK Pekanbaru serta dari Dinas Kesehatan Inhil.
"Penyemprotan rumah warga dengan insektisida ini residu ini kami lakukan untuk pencegahan malaria. Insektisida ini tahan lama dan dapat membunuh nyamuk," katanya.
Selain melakukan penyemprotan di rumah - rumah warga, petugas juga turut menaburkan obat larvasida ke kolam dan genangan air yang ada di wilayah tersebut. Tujuanya adalah untuk membasmi nyamuk dan jentik-jentik yang bisa menjadi nyamuk dan menyebarkan penyakit malaria.
Sebelumnya petugas juga menyerahkan bantuan obat-obatan dan kelambu dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Total ada 500 lembar kelambu yang diberikan Kemenkes untuk penanganan dan pencegahan malaria di Inhil dan Rohil. Kemudian insektisida 30 kg dan Bio larvasida 100 kg.
Harapannya, tindakan ini dapat membantu menghentikan penyebaran penyakit di daerah-daerah yang terkena dampak.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Riau bersama dinas kesehatan kabupaten terkait telah memperkuat kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi potensi lonjakan kasus.
Tim medis lokal telah disiapkan untuk memberikan pengobatan yang cepat dan efektif, sekaligus mencegah penularan lebih lanjut.
Malaria, yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, masih menjadi ancaman serius di beberapa wilayah di Indonesia, meskipun secara nasional jumlah kasus telah menurun. Beberapa daerah di Riau, termasuk Inhil dan Rohil, masih tergolong zona merah.
Dengan bantuan cepat dari pemerintah pusat, diharapkan wabah malaria di Riau bisa segera diatasi, sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan aman dan sehat, jauh dari ancaman penyakit berbahaya ini.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)
Peningkatan Kasus Malaria di Inhil, Dompet Dhuafa Riau Lakukan Penanggulangan di Desa Terdampak |
![]() |
---|
Kumpulkan Sampel Darah, Petugas Datangi Rumah Warga di Desa Kuala Selat Soal Kasus Malaria di Inhil |
![]() |
---|
Petugas Temukan Kasus Baru Malaria di Inhil, Total Ada 172 Kasus |
![]() |
---|
Diskes Riau Klaim Tren Kasus Malaria di Inhil Menurun, Tercatat 152 kasus |
![]() |
---|
Cegah Penyebaran Kasus Malaria, Petugas Semprot Rumah Warga di Inhil Pakai Insektisida |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.