Warga Desa Kuala Selat Inhil Banyak Terjangkit Malaria, Diskes Riau Minta Terapkan Karantina Wilayah
Diskes Riau merekomendasikan kepada Pemda Inhil agar melakukan karantina wilayah untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus malaria.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Theo Rizky
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau merekomendasikan kepada pemerintah daerah di Inhil agar melakukan karantina wilayah untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus malaria.
Karantina wilayah bisa dilakukan di tingkat desa yang menjadi tempat paling banyak ditemukan kasus malaria.
Yakni di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Inhil.
"Karantina wilayah sangat diperlukan di desa tersebut dan harus dilakukan dengan ketat, supaya tidak terjadi penyebaran kasus yang sporadis," kata Musfardi Rustam, penanggung jawab Malaria dari Dinas Kesehatan Riau, Rabu (02/10/2024).
Mewabahnya penyakit malaria di Kabupaten Inhil membuat pemerintah setempat harus menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), Rabu (02/9/2024).
Sebagai informasi, hingga saat ini jumlah kasus malaria di Inhil mencapai 40 kasus. Kasus malaria di Inhil paling banyak ditemukan di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman.
Pihaknya berharap dengan penetapan status ini dalam waktu dua bulan kedepan kasus malaria di Inhil bisa diatasi.
Sehingga masyarakat tidak dihantui lagi dengan penyakit yang disebabkan dari gigitan nyamuk Anopheles ini.
Baca juga: Kejadian Luar Biasa Ditetapkan di Inhil, Ini yang Harus Dilakukan Warga Agar Terhindar dari Malaria
"Dengan sudah di tetapkan status KLB ini maka semua lintas sektor siap untuk bekerjasama dalam melakukan penanganan malaria di Inhil khususnya di Desa Kuala Selat. Kalau semua sektor bisa saling bahu membahu, kami yakin dua atau tiga bulan kedepan kasus malaria di Inhil bisa hilang, minimal berkurang," ujarnya.
Selain dari lintas sektor terkait, pencegahan dari masyarakat sendiri juga penting dilakukan.
Di antaranya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan.
Terutama tempat-tempat yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk anopheles.
"Kita memberikan rekomendasi kepada kepala desa dan camat agar di wilayah itu diaktifkan kembali kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan. Sebab penyakit malaria ini disebabkan karena gigitan nyamuk Anopheles. Sehingga tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk tersebut harus dibersihkan. Genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk itu harus dibersihkan," paparnya.
Baca juga: Breaking News: Pemkab Inhil Resmi Tetapkan Status KLB Malaria
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar menggunakan kelambu di rumahnya masing-masing. Sebab penggunaan kelambu masuk dalam upaya pencegahan primer dalam mencegah penyebaran penyakit malaria.
"Perilaku masyarakat harus diubah, mereka harus menggunakan kelambu secara masif, keran ini adalah upaya pencegahan primer dan itu sangat penting. Disamping itu bisa juga dengan memasang obat nyamuk. Bagi masyarakat yang ingin keluar rumah malam hari kami ingatkan agar menggunakan bahan pelindung, bisa dengan menggunakan obat anti nyamuk oles," sebutnya.
Gagal di PPPK Tahap II, Honorer Belasan Tahun Berharap PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Dengan Suara Bergetar, Eks Setdako Pekanbaru Indra Pomi Ajukan Permintaan Pada Hakim |
![]() |
---|
Eks Plt Kabag Umum Setda Pekanbaru Divonis 5,5 Tahun Penjara, BMW dan Barang Mewah Dirampas Negara |
![]() |
---|
Harap Divonis Rendah di Kasus Korupsi, Eks Setdako Pekanbaru Indra Pomi Minta Maaf Pada Anak |
![]() |
---|
Divonis 6 Tahun Penjara di Kasus Korupsi, Eks Setdako Pekanbaru Indra Pomi Nangis Lagi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.