Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kasus Malaria di Inhil

Breaking News: Pemkab Inhil Resmi Tetapkan Status KLB Malaria

Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit malaria di Kabupaten Inhil

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Sesri
istimewa
Petugas kesehatan di Inhil melakukan pemeriksaan kesehatan warga terkait meningkatnya kasus malaria. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit malaria di Kabupaten Inhil, Rabu (02/10/2024).

Rapat penetapan KLB ini dilaksanakan di ruang rapat lantai 4 Kantor Bupati Inhil.

"Iya, ini kami sedang rapat penetapan kejadian luar biasa atau KLB Malaria di Inhil. Langsung dipimpin oleh Pj Bupati, Pak Erisman," kata  Musfardi Rustam, penanggung jawab Malaria, Dinas Kesehatan Riau, Rabu (02/10/2024).

Rapat penetapan KLB Malaria di Inhil ini melibatkan banyak instansi. Selain dari Pemkab Inhil, rapat ini juga dihadiri oleh Forkopimda Inhil.

Termasuk dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, RSUD Tembilahan, RSUD Sungai Guntung, Kecamatan Kateman dan kepala Puskesmas Sungai Guntung.

Pihaknya berharap dengan penetapan status ini penanganan dan pencegahan penyakit malaria di Inhil bisa berjalan maksimal.

Sebab dengan penetapan status KLB ini, penanggulangan penyakit malaria tidak hanya dilakukan oleh satu instansi saja, namun semua pihak yang terkait akan berkolaborasi mengatasi penyakit ini.

"Mudah-mudahan upaya bersama ini bisa menanggulangi penyakit malaria ini secepat mungkin,"ujarnya.

Musfardi menjelaskan hingga saat ini jumlah kasus malaria di Inhil mencapai 40 kasus. Kasus malaria di Inhil paling banyak ditemukan di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman.

"Kita sudah memberikan rekomendasi kepada pihak terkait di desa itu agar mengaktifkan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan dan genangan air yang menjadi sarang nyamuk," ujarnya.

Baca juga: Tembus 40 Kasus, Besok Pemkab Inhil Tetapkan Status KLB Malaria

Baca juga: Jumlah Kasus Malaria Meningkat Capai 1.737, Dinkes Rohil Mengaku Sudah Lakukan Upaya

Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan upaya pencegahan primer, mulai dari menganalisis data, mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan malaria dan membantu pasokan logistik kerjasama dengan Kemenkes dan dinas kesehatan kabupaten Inhil. Kemudian melakukan pengobatan secara masif kepada masyarakat.

"Yang paling penting adalah meningkatkan koordinasi dengan stakeholder terkait dan melakukan surveilan. Alhamdulilah Pak Pj bupati, PPK, kemudian dari dinas kesehatan kabupaten sampai ke Puskesmas dan bidan-bidan semua siap siaga dalam penanggulangan kasus malaria ini," katanya.

Sementara Kasi Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Riau, Syarifah Dewi Handayani mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di wilayah yang tinggi kasus malarianya agar memperhatikan kebersihan lingkungan.

"Sebab penyakit malaria ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles," kata Syarifah.

Guna mencegah penyebaran kasus malaria, warga diminta untuk membersihkan tempat bersarangnya nyamuk Anopheles. Nyamuk ini paling senang bersarang dan berkembang biak di genangan air yang kotor dan lembab.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved