Promosi Fesyen Berkelanjutan, Delegasi RI Tampilkan Pakaian Adat Nusantara
Delegasi Republik Indonesia menampilkan pakaian adat pada Konferensi Perubahan Iklim COP29 UNFCCC, di Baku, Azerbaijan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Delegasi Republik Indonesia menampilkan pakaian adat dari berbagai daerah pada parade busana berkelanjutan yang digelar di Paviliun Thailand pada Konferensi Perubahan Iklim COP29 UNFCCC, di Baku, Azerbaijan. Pemanfaatan fesyen berkelanjutan oleh konsumen akan mendukung upaya pengurangan emisi karbon dan pengendalian perubahan iklim.
Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ristianto Pribadi mengatakan fesyen dapat berperan dalam upaya pengendalian perubahan iklim.
"Fesyen harus berevolusi untuk memprioritaskan keberlanjutan, mengurangi jejak karbon dan lingkungan, serta memperjuangkan praktik etis. Ketika desainer, konsumen, dan bisnis berkolaborasi, mereka dapat menempa jalur baru yang menyelaraskan gaya dengan keberlanjutan," kata Ristianto saat menyampaikan sambutan pada pembukaan parade busana, Senin, 18 November 2024.
Pakaian adat berbagai daerah di Nusantara sarat dengan nilai-nilai budaya dan diproduksi dengan memanfaatkan berbagai bahan dari alam secara berkelanjutan. Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan untuk fesyen berkelanjutan adalah serat viscose yang berasal dari hutan tanaman industri.
Ristianto yang akrab dipanggil Tito mengapresiasi parade busana dan kebudayaan yang digelar Paviliun Thailand dan mengundang Delegasi Indonesia untuk berpartisipasi. Menurut dia, dengan merangkul keragaman budaya dan menumbuhkan inklusivitas, akan semakin memperkuat ikatan antar masyarakat dunia.
"Pertukaran budaya memperluas cakrawala kita dan mendorong saling pengertian, menjadikan kita warga dunia yang lebih berempati dan terhubung," katanya
Pada kesempatan itu, Tito menegaskan soal pentingnya aksi iklim. Menurut dia, perubahan iklim berdampak luas mengancam keseimbangan ekosistem kita dan masa depan generasi mendatang.
"Aksi iklim memerlukan upaya bersama dari semua sektor masyarakat. Pemerintah, bisnis, dan individu harus berkolaborasi untuk menerapkan praktik berkelanjutan, mengurangi emisi karbon, dan mempromosikan sumber energi terbarukan. Industri mode, dapat menjadi contoh, dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular dan menciptakan inovasi ramah lingkungan. Dan jangan lupakan pakaian tradisional; pakaian tradisional juga dapat menginspirasi kita untuk belajar dan mengadopsi kearifan lokal untuk komitmen kita yang lebih substansial terhadap aksi iklim," katanya.
Sementara itu Jitsai Santaputra dari Thailand Youth Climate Council mengingatkan bahwa aksi iklim tidak harus terpaku pada transisi energi. tetapi juga dapat dilakukan melalui penggunaan fesyen berkelanjutan.
(*/Tribunpekanbaru.com)
Pemerintah Perkuat Rencana Adaptasi Nasional, Apresiasi sinergi RAPP dengan Masyarakat |
![]() |
---|
Klarifikasi PT TMP Soal Penyegelan KLHK: Titik Api Berada di Luar Wilayah Operasional |
![]() |
---|
Arti Kata Musim dan Arti Kata Iklim serta Arti Kata Perubahan Iklim dan Arti Kata Efek Rumah Kaca |
![]() |
---|
Indonesia Tampilkan Kepemimpinan dalam Pengelolaan Hutan Lestari dan Perubahan Iklim di Forum Global |
![]() |
---|
Paviliun Indonesia Sukses Jalankan Soft Diplomacy di COP29 Baku, Perkuat Kolaborasi Aksi Iklim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.