Dokter di Semarang Tewas dalam Kos

Update Dokter Tewas Dalam Kos, 3 Dokter Jadi Tersangka Kasus Bully, Ini Respons Kemenkes

Kasus tewasnya Aulia Risma Lestari, tiga Dokter telah ditetapkan sebagai tersangka. Ini respon Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI)

Editor: Muhammad Ridho
kolase
Curhat Dokter Aulia Risma Sebelum Ditemukan Tewas: Aku Tak Sanggup Tiap Hari Kerja Seperti Ini 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus tewasnya Aulia Risma Lestari seorang mahasiswa kedokteran di Semarang masih diproses secara hukum.

Diketahui tiga Dokter telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mendukung upaya hukum yang tengah berproses dalam kasus dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro Semarang yang menjadi korban perundungan hingga berujung kematian.

Hal ini merespons penetapan tiga tersangka dalam kasus pemerasan terhadap korban dokter Aulia.

“Karena ini sudah menjadi urusan hukum, maka kami (Kemenkes) no comment dan kami serahkan ke kepolisian,” ujar Dirjen Yankes Kemenkes Azhar Jaya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (25/12/2024).

Diketahui ketiga tersangka tersebut berinisial TEN (pria) Ketua Program Studi (Prodi) Anestesiologi Fakultas Kedokteran Undip, SM (perempuan) kepala staf medis kependidikan prodi Anestesiologi Undip, dan ZYA (perempuan) yang merupakan senior dari dr Aulia.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menjelaskan pada Selasa (24/12/2024) bahwa peran para tersangka dalam kasus ini yakni TEN memanfaatkan senioritasnya di kalangan PPDS untuk meminta uang Biaya Operasional Pendidikan (BOP) yang tidak diatur dalam akademik.

Sementara tersangka SM turut serta meminta uang BOP yang tidak diatur akademi dengan meminta langsung ke bendahara PPDS.

Tersangka ZYA dikenal sebagai senior korban yang paling aktif membuat aturan, melakukan bullying dan makian. 

Pengakuan Sang Ibu

Nuzmatun Malinah Ibu dari Aulia Risma Lestari angkat bicara terkait kasus ini.

Ia mengaku cempat meminta bantuan Ketua Prodi (Kaprodi) terkait anaknya yang sering mengeluh ketakutan selama bergabung di Undip

Ia mengungkapkan bahwa anaknya sering dibully seniornya. 

Namun parahnya, jawaban Kaprodi cukup enteng yakni cuma sebagai latihan mental. 

Nuzmatun dengan terbata-bata menceritakan keluhan yang dialami putrinya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved