DPRD Pekanbaru

Soal Anggaran DBD yang Dipertanyakan DPRD Pekanbaru, Begini Jawaban Lengkap Diskes Pekanbaru

Komisi III DPRD Pekanbaru sempat mempertanyakan anggaran program DBD di Diskes Pekanbaru.

Penulis: Syafruddin Mirohi | Editor: Ariestia
Istimewa
Komisi III DPRD Pekanbaru sempat mempertanyakan anggaran program DBD di Diskes Pekanbaru. FOTO ILUSTRASI: Fogging 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Komisi III DPRD Pekanbaru sempat mempertanyakan anggaran program DBD di Diskes Pekanbaru.

Menurut legislator, anggaran pencegahan serangan nyamuk aides aigepty ini harusnya bisa dirasakan oleh masyarakat, yang membutuhkan.

Tidak justru dipersulit, bahkan masyarakat disuruh membeli obat fogging yang diminta.

Kondisi ini direspon Diskes Pekanbaru. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Pekanbaru Lina Primadesa S Farm Apt menyampaikan, bahwa apa yang disebutkan legislator DPRD Pekanbaru, tidak demikian adanya.

"Program DBD kami tetap berjalan tahun 2024 kemarin. Memang tidak bisa semuanya, karena terkendala anggaran. Apalagi Pemko memang mengalami defisit," kata Lina Primadesa kepada Tribunpekanbaru.com, Selasa (21/1/2025).

Dijelaskan, bahwa program fogging untuk pencegahan DBD tahun 2024 lalu sudah disiapkan sebanyak 120 titik.

Setiap titik ada 3 locus. Namun sayangnya, karena keterbatasan anggaran, maka hanya bisa melaksanakan fogging sebanyak 36 titik.

"Kami sudah berkali-kali mengajukan dan membuat tela'ah anggarannya. Namun tidak dicairkan oleh BPKAD, karena kondisi keuangan kita defisit," tambahnya.

Disinggung berapa total anggaran yang siapkan Diskes Pekanbaru untuk program DBD tahun 2024 lalu, Lina Primadesa mengaku harus membuka data lengkapnya. Hanya saja dia memaparkan, untuk satu titik fogging memerlukan biaya sekitar Rp 1,5 juta.

Selain itu juga, sesuai SOP, fogging baru bisa dilakukan di lapangan, apabila ada temuan kasus. Lalu Diskes menunjuk tim yang beranggotakan 10 orang turun ke lokasi untuk melaksanakan fogging.

"Jadi memang tidak serta merta fogging bisa dilaksanakan, apabila masyarakat minta. Tapi jika ada kasus DBD, kami pastikan tim turun. Lagi pula, fogging ini sebenarnya hanya bisa membunuh indukan nyamuk. Sementara telurnya tidak," terangnya.

"Makanya yang lebih efektif itu untuk pencegahan DBD, dengan 3 M Plus (menguras, menutup dan mengubur, mendaur ulang plus tambahannya memasang obat nyamuk, kawat nyamuk dan lainnya), " tambah Lina Primadesa lagi.

Lalu, untuk program DBD tahun 2025 ini, berapa titik yang disiapkan Diskes Pekanbaru?

Disampaikan, bahwa program DBD untuk tahun 2035 ini pihaknya menyiapkan 225 titik.

"Memang lebih besar dari tahun 2024. Mudah-mudahan tak ada kendala anggaran lagi," harapnya seraya menyebutkan, bahwa kegiatan fogging di Puskesmas memang tidak ada.

Seperti diketahui,  legislator di Gedung Payung Sekaki DPRD Pekanbaru, kini mempertanyakan kepastian anggaran penanganan DBD di Kota Pekanbaru. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun 2024 lalu, banyak masyarakat yang mengeluhkan penanganan DBD tidak maksimal.

Sehingga wajar saja kasus DBD setiap tahun di Kota Pekanbaru meningkat. Hal yang paling ironis di penanganan DBD ini, anggaran nyaris tidak ada pembelanjaannya di lapangan. Padahal hanya untuk fogging yang diminta masyarakat.

"Tahun lalu kita punya pengalaman buruk soal DBD. Tahun 2025 ini, jangan sampai terjadi lagi. Puskesmas dan Diskes jangan pura-pura tidak tahu keluhan masyarakat di bawah," kata Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Doni Saputra MH, Minggu (19/1/2025) kepada Tribunpekanbaru.com.

Sekadar gambaran, kasus DBD di Kota Pekanbaru menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun 2024. Hingga November lalu saja, Diskes Pekanbaru mencatat sebanyak 459 kasus, angka yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini diperparah dengan datangnya musim hujan, yang menciptakan lingkungan ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. 

Tahun ini, anggarannya diharapkan benar-benar ril dibelanjakan di lapangan. (Tribunpekanbaru.com/Syafruddin Mirohi).  
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved