Suku dengan Persentase Sarjana Paling Banyak di Indonesia: Halak Batak dan Urang Minang Menyala

Sunda: 7,59 persen

Madura: 4,15 persen

Baca juga: Emak-Emak di Dumai Berharap Minyakita Tidak Langka Menjelang Ramahan

Baca juga: Terlanjur Viral, Ternyata Benda yang Ditodong Pria ke Petugas SPBU di Tol Jagorawi, Jenis Korek Api

Tentang Batak

Dalam artikel yang ditulis Bill TancherSitumorang pada tahun 2017, suku Batak menganggap pendididikan adalah faktor terpenting dalam kehidupan mereka.

Disebutkan, bahwa masyarakat Batak Toba menjadikan pendidikan sebagai sebuah media untuk mencapai tiga unsur budaya dalam Batak Toba.

Hamoraon: Berarti kekayaan dan karakter.

Hagabeon: Berarti keturunan yang sukses, memiliki banyak anak, dan berumur panjang.

Hasangapon: Berarti kemuliaan dan kehormatan.

Untuk mendapatkan ketiga itu yang merupakan pencapaian tertinggi di dalam adat Batak Toba, pendidikan mejadi salah satu media yang sangat berpengaruh untuk tiga unsur tersebut.

Dengan pendidikan maka akan mencapai sebagian dari unsur tersebut.

Dengan memiliki pendidikan maka akan dapat secara otomatis menaikkan taraf hidup seseorang di mata masyarakat, dan akan lebih dipandang daripada yang tidak memiliki pendidikan atau bahkan yang pendidikannya lebih rendah.

Sementara pada skiripsi yang ditulis INCREASE PANJAITAN pada tahun 2016 dan dirilis pada etd.repository.ugm.ac.id menemukan bahwa pendidikan anak bagi suku Batak mesti diupayakan.

Nilai budaya anakkon ki do hamoraon di ahu (Anak ku adalah kekayaan bagi ku) memiliki makna pendidikan yang unik.

Masyarakat diajak untuk berjuang dalam mengupayakan pendidikan bagi anak-anaknya dengan disertai cita-cita agar kehidupan anaknya harus lebih berkualitas dari kehidupannya sendiri, yang hanya bisa tercapai dengan memperoleh pendidikan yang baik.

Nilai budaya ini juga memotivasi siswa untuk belajar dan berprestasi di sekolah.

(TRIBUNPEKANBARU.COM)