Kadiskes Riau Pamerkan Inovasi Alat Fogging Murah dan Efisien, Penting Atasi DBD di Daerah Terpencil
Inovasi alat fogging yang mudah digunakan dan berbiaya rendah sangat dibutuhkan, terutama saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Riau drg. Sri Sadono M, M.Han yang akrab disapa drg. Ibeng, menekankan pentingnya inovasi dalam penanganan wabah Demam Berdarah Dengue (DBD), khususnya di wilayah-wilayah terpencil dan minim fasilitas.
Ibeng mengungkapkan bahwa inovasi alat fogging yang mudah digunakan dan berbiaya rendah sangat dibutuhkan, terutama saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Inovasi alat yang mudah dan murah ini sangat penting agar bisa diaplikasikan di daerah sulit, terpencil, dan minim fasilitas. Namun yang utama tetaplah tindakan pemberantasan nyamuk dewasa untuk memutus rantai penularan, terutama saat KLB," ujar drg. Ibeng, Rabu (7/5/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa fogging bukanlah langkah utama dalam pencegahan DBD. Langkah yang paling efektif adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yang dilakukan melalui gerakan 3M: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Namun, jika sudah ditemukan kasus positif DBD, maka fogging bisa menjadi opsi tambahan yang dilakukan secara tepat dosis, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), dan dilakukan pada waktu yang tepat.
"Perlu dicatat, fogging bukan untuk pencegahan. Ini hanya dilakukan bila sudah ada kasus positif. Bahkan, ketersediaan alat fogging di beberapa daerah masih menjadi kendala. Alatnya besar dan tidak bisa dioperasikan oleh sembarang orang," jelasnya.
Karena itu, menurut drg. Ibeng, solusi cerdas adalah penggunaan alat fogging inovatif yang lebih praktis untuk menjangkau daerah-daerah terpencil. "Intinya, kita harus cerdas dalam penggunaan fogging—tepat guna, tepat waktu, dan tidak sembarangan," tegasnya.
Dengan pendekatan yang tepat dan inovatif, diharapkan upaya penanggulangan DBD di wilayah-wilayah terpencil dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)
Kadis Baru, Komisi III DPRD Panggil Diskes Pekanbaru Bahas Mulai Anggaran UHC Hingga DBD |
![]() |
---|
Sering Hujan, Dinkes Terus Waspadai Kasus DBD di Bengkalis |
![]() |
---|
579 Kasus DBD Hingga Pekan Kedua Juli, Begini Saran Anggota DPRD Pekanbaru ke Diskes dan Masyarakat |
![]() |
---|
Kasus DBD di Kepulauan Meranti Meningkat, Masyarakat dan Instansi Diminta Lakukan Langkah Ini |
![]() |
---|
Cegah DBD, Dinkes Riau Gencarkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.