Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Viral

Mahasiswi Calon Dokter dengan IPK Tinggi Diamankan Polisi, jadi Joki UTBK SNBT demi Uang 2 juta

Padhal punya masa depan cerah. Calon dokter dnegan IPK tinggi. Namun, memilih jadi joki UTBK SNBT 2025. Kini diamankan polisi

Editor: Budi Rahmat
Kompas. com
JOKI UTBK SNBT 2025- Sosok CAI yang hancurkan masa depannya demi uang Rp 2 juta 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Miris. Calon dokter di kampus ternama dengan IPK tinggi ini malah memilih jadi joki UTBK SNBT 2025 hingga ditangkap polisi.

Padahal ia mahasiswi yang berprestasi . Pernah ikuti olipide sains. Kemampuan yang bikin ia punya nilai yang tinggi .

Namun, sindikat joki ujian UTBK SNBT 2025 mengiminginya uang Rp 2 juta. Tanpa berfikir panjang ia terima tawaran tersebut hingga kemudian ia berursan dengan polisi.

Baca juga: NASIB Driver Ojol yang Bawa Paket Berisi Jasad Bayi, Polisi Beberkan Fakta Awal Paket Diantar

Malu, masa depan hancur, pendidikan juga terancam. Sosok mahasiswi yang berinisial CAI ini sungguh harus menanggung bebannya sendiri

Ya, semi uang Rp 2 juta, CAI hancurkan masa depan dan harapannya menjadi dokter. Padahal ia adalah pemilik IPK tinggi dan salah satu peserta olimpiade sains.

CAI adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran di Unhas. ia terbilang sosok yang punya kemampuan baik.

Namun, siapa sangka hanya demi uang Rp 2 juta, CAI hancurkan masa depannya. Ia terlibat dalam  sindikat berperan sebagai joki ujian UTBK SNBT 2025

Ya, kecurangan pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK SNBT) 2025 di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan melibatkan seorang mahasiswi berprestasi (Mapres) Fakultas Kedokteran berinisial CAI (19).

Dari hasil penyelidikan internal Unhas dan kepolisian, CAI merupakan sindikat berperan sebagai joki ujian UTBK SNBT 2025

Saat ditampilkan di depan awak media, CAI resmi berbaju orange bertuliskan tahanan Polrestabes Makassar. CAI hanya bisa menangis meratapi nasibnya dan mengubur mimpinya menjadi dokter.

Baca juga: PILU, Ayah dan Anak Ditemukan Tewas Berpelukan di Kamar Mandi, Tak Tahu Lagi Jalan Selamatkan Diri

Ketua Satgas Keamanan dan Ketertiban (Satgas K2) Unhas Makassar, Prof Amir Ilyas, mengungkapkan bahwa internal Unhas tegas tidak mentolerir sikap curang yang terjadi pada pelaksanaan UTBK. Hal itu, dinilai telah merusak citra universitas.

"Dengan kejadian ini, kami pastikan dari Unhas Makassar, semua yang terlibat akan diberi sanksi dan kasus pidananya kami serahkan kepada Polrestabes," ujar Amir saat ekspose di Mapolrestabes Makassar, Rabu (7/5/2025).

Meski memiliki prestasi akademik, CAI justru terlibat dalam praktik curang yang merusak integritas seleksi masuk perguruan tinggi. 

CAI disebut Amir, merupakan mahasiswi angkatan 2024 dengan IPK tinggi dan salah satu peserta olimpiade sains.

Tergiur Uang Rp 2 Juta

CAI kini telah ditetapkan tersangka. CAI ikut terlibat karena tergiur dengan uang senilai Rp 2 juta yang dijanjikan jika peserta ujian berhasil dinyatakan lulus.

Peran CAI dalam sindikat kecurangan UTBK adalah mengerjakan soal dari jarak jauh setelah soal ujian dikirimkan melalui sistem yang telah diretas pada 26 April 2025.

"Dengan kejadian ini, kami pastikan dari Unhas Makassar, semua yang terlibat akan diberi sanksi dan kasus pidananya kami serahkan kepada Polrestabes," ujar Prof. Amir.

Terungkap oleh Tim Pengawas UTBK Unhas

Kasus ini terungkap setelah tim pengawas UTBK Unhas menemukan satu komputer yang diduga diretas menggunakan aplikasi pengendali jarak jauh pada 27 April 2025.

Penyelidikan berlanjut dengan mengamankan MYI, yang mengungkap bahwa aplikasi tersebut diberikan oleh tersangka I.

Baca juga: Gedung FKM Kampus Unand, Padang Terbakar, Saksi ungkap Awal Munculnya Percikan Api

Polisi kemudian bergerak cepat dan berhasil menangkap I di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Kecurangan UTBK SNBT 2025 di Unhas dilakukan oleh enam pelaku yang masing-masing berinisial AL (40), MYI (28), I (32), MS (29), ZR (36), dan CAI (19. Mereka sudah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus kecurangan UTBK SNBT 2025 di Unhas.

AL, otak utama sindikat, merekrut CAI sebagai joki dan mengatur alur pengiriman soal serta jawaban. CAI, seorang mahasiswi berprestasi, menjadi joki yang mengerjakan soal ujian dari lokasi lain.

MYI, anggota tim IT Unhas, bertugas memasang aplikasi remote ke komputer peserta. I menjadi penghubung antara AL dan MS agar sistem berjalan sesuai rencana.

MS mengoperasikan remote access, menerima soal dari komputer peserta, dan menyampaikan jawaban yang diterima dari CAI. ZR memberikan aplikasi remote access yang digunakan oleh MYI dan MS.

"Ini sindikat terorganisir satu sama lain, dan membuat gerakan yang terorganisir maka kita katakan ini sebuah sindikat karena ini sangat teratur sekali cara mainnya," ungkap Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana.

Ancaman Drop Out

Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar tersangka joki Ujian Tulis Berbasis Komputer atau UTBK 2025.

CAI (19) merupakan mahasiswa aktif Unhas ditangkap Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar kasus sindikat joki.

Total ada 6 joki yang ditangkap Polrestabes Makassar.

Pelaku beraksi saat Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) 2025 di Unhas.

Ia berperan sebagai joki menggantikan peserta UTBK yang mendaftar di Fakultas Kedokteran.

Selain itu, CAI juga mengerjakan soal ujian yang dikirimkan melalui sistem remote access yang telah dipasang sebelumnya pada komputer ujian.

Kepala Bidang Humas Unhas Ishaq Rahman mengaku pihak kampus berkomitmen menindak tegas CAI.

Sanksi Drop Out (DO) atau pemecatan menanti CAI.

Hanya saja, pihak Unhas masih menunggu putusan yang berkekuatan hukum tetap.

Unhas pun menyerahkan kasus ini diproses pihak kepolisian.

"Jika nantinya terbukti dan mempunyai kekuatan hukum tetap, maka sanksi tegas akan diberikan, termasuk diberhentikan sebagai mahasiswa Unhas," kata Ishaq pada Kamis (8/5/2025).

Ishaq mengaku Unhas siap menegakkan aturan terhadap perilaku CAI.

"Unhas sangat tegas dalam hal yg berkaitan dengan integritas akademik. Sanksi akan diberikan sesuai ketentuan yang berlaku," katanya.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, mengungkapkan bahwa keenam tersangka berinisial CAI (19), MYI (28), I (32), MS (29), AL (40) dan ZR (36).

"Tersangka bekerja terorganisir dan profesional. Setiap orang memiliki peran yang spesifik," kata Kombes Arya didampingi Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana dan Kanit Tipidter AKP Jerryadi.

"CAI tidak hanya menjadi joki, tetapi juga yang menyelesaikan soal-soal yang dikirimkan oleh AL melalui koneksi jarak jauh," ungkap Arya.

Untuk tersangka AL, menurut Arya, merupakan otak di balik sindikat joki ini.

Ia merekrut CAI sebagai joki, sekaligus mengoordinasikan alur pengiriman soal dan jawaban.

AL juga membujuk tersangka MYI, seorang pegawai Unhas, untuk membuat dan memasang aplikasi remote di komputer peserta ujian.

"AL menyuruh I dan MYI untuk mengembangkan serta memasang aplikasi pengendali jarak jauh di perangkat ujian," terang Arya.

Setelah aplikasi berhasil dipasang, I bertindak sebagai penghubung antara AM dan MS agar sistem berjalan sesuai rencana.

MS yang mengoperasikan aplikasi remote, menerima soal dari komputer ujian, lalu mengirimkan soal tersebut ke AL untuk diteruskan ke CAI.

"MS juga memilih jawaban yang benar di komputer miliknya yang telah terhubung dengan komputer peserta melalui aplikasi remote," ungkap Arya.

'Jawaban tersebut berasal dari CAI, yang sebelumnya diteruskan oleh AL," lanjutnya.

Sementara  tersangka ZR, berperan sebagai pemberi aplikasi remote acces kepada tersangka I yang kemudian diteruskan kepada tersangka MYI dan MS.(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved