Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Mata Lokal Fest 2025

Pramono Anung Soroti Pendidikan dan Gini Ratio hingga Budaya Betawi dan Atasi Macet, Banjir, Sampah

“Persoalan paling besar di Jakarta saat ini adalah Gini Ratio, perbedaan jumlah kaya dan miskin yang begitu besar,” ujar Pramono Anung

Editor: Nolpitos Hendri
Tribunnews.com
GINI RATIO : Foto Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Sebagai pembicara dalam acara Mata Lokal Fest 2025 pada sesi diskusi, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyoroti pendidikan dan Gini Ratio hingga Budaya Betawi dan Atasi Macet, Banjir, Sampah 

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Sebagai pembicara dalam acara Mata Lokal Fest 2025 pada sesi diskusi, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyoroti pendidikan dan Gini Ratio hingga Budaya Betawi dan Atasi Macet, Banjir, Sampah

Tribun Network kembali menggelar perhelatan tahunan yang menjadi ruang kolaborasi gagasan antara individu dan entitas lokal inspiratif dengan dampak nyata, yaitu Mata Lokal Fest 2025

Salah satu agenda utama dari Mata Lokal Fest 2025 ialah sesi Summit, panggung dialog untuk berdiskusi mengenai beragam isu terkait Sustainable Development Goals (SDGs). 

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung turut hadir sebagai pembicara dalam sesi yang mengangkat topik “Merajut Masa Depan Berkelanjutan sebagai Kota Global”.

Sesi ini membahas bahwa di Indonesia, khususnya di Jakarta, ketimpangan sosial dan kesenjangan ekonomi masih menjadi sebuah permasalahan nyata. 

Satu di antaranya yang disoroti Pramono adalah ketimpangan di sektor pendidikan.

Maka dari itu, sejak dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, dirinya berniat membangun Jakarta melalui beberapa program prioritas yang tengah dikerjakannya.

Satu di antaranya memberi bantuan di sektor pendidikan untuk masyarakat kategori tidak mampu. 

Program prioritas ini bukan sekadar program biasa.

Melalui programnya ini, Pramono berusaha untuk menekan Gini Ratio yang timbul karena adanya kesenjangan sosial di Jakarta. 

“Persoalan paling besar di Jakarta saat ini adalah Gini Ratio, perbedaan jumlah kaya dan miskin yang begitu besar,” ujar Pramono Anung dalam acara Mata Lokal Fest 2025 di Hotel Shangri- La, Jakarta, Kamis (8/5/2025). 

Berdasarkan data Gini Ratio, mengindikasikan bahwa adanya ketimpangan yang signifikan antara kaya dan miskin di wilayah ibu kota.

Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta menjalankan berbagai program prioritas guna menurunkan tingkat kesenjangan sosial di masyarakat. 

Adapun program-program tersebut di antaranya, Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang memberikan bantuan kepada 707.622 siswa kurang mampu dengan memberikan Rp300.000 per bulan; Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang diperluas hingga jenjang S2 dan S3; dan pemutihan ijazah bagi sekitar 6.600 orang pada periode pertama. 

“Inilah yang menjadi program saya yang utama, terutama ketika saya maju sebagai gubernur sama sekali tidak menjanjikan apapun.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved