Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Mata Lokal Fest 2025

Pramono Anung Soroti Pendidikan dan Gini Ratio hingga Budaya Betawi dan Atasi Macet, Banjir, Sampah

“Persoalan paling besar di Jakarta saat ini adalah Gini Ratio, perbedaan jumlah kaya dan miskin yang begitu besar,” ujar Pramono Anung

Editor: Nolpitos Hendri
Tribunnews.com
GINI RATIO : Foto Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Sebagai pembicara dalam acara Mata Lokal Fest 2025 pada sesi diskusi, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyoroti pendidikan dan Gini Ratio hingga Budaya Betawi dan Atasi Macet, Banjir, Sampah 

Nilai Gini ratio berkisar antara 0 hingga 1 (atau seringkali dinyatakan sebagai persentase dari 0 persen hingga 100%).

- Gini ratio 0: Menunjukkan distribusi pendapatan yang sempurna merata. Artinya, setiap individu dalam populasi memiliki pendapatan yang sama.

- Gini ratio 1 (atau 100%): Menunjukkan distribusi pendapatan yang sangat tidak merata. Artinya, satu individu atau kelompok kecil menguasai seluruh pendapatan, sementara sisanya tidak memiliki pendapatan sama sekali.

Semakin tinggi nilai Gini ratio, semakin tinggi tingkat ketidaksetaraan pendapatan dalam suatu populasi. Gini ratio sering digunakan untuk membandingkan tingkat ketidaksetaraan di berbagai negara atau wilayah, atau untuk melacak perubahan tingkat ketidaksetaraan dari waktu ke waktu.

Cara Menghitung Gini Ratio:

Perhitungan Gini ratio cukup kompleks, dan biasanya melibatkan penggunaan kurva Lorenz. Kurva Lorenz menggambarkan proporsi pendapatan kumulatif yang dimiliki oleh proporsi kumulatif populasi yang diurutkan berdasarkan pendapatan. Luas di antara garis diagonal sempurna (yang mewakili distribusi pendapatan merata) dan kurva Lorenz, dibagi dengan luas segitiga di bawah garis diagonal sempurna, memberikan nilai Gini ratio.

Meskipun perhitungannya rumit, interpretasinya relatif mudah dipahami: angka yang lebih tinggi menunjukkan ketidaksetaraan yang lebih besar.

Penggunaan Gini Ratio:

Gini ratio digunakan secara luas oleh ekonom, pemerintah, dan organisasi internasional untuk:

- Membandingkan tingkat ketidaksetaraan di berbagai negara: Memungkinkan perbandingan tingkat kesejahteraan relatif di berbagai negara.

- Mempelajari tren ketidaksetaraan dari waktu ke waktu: Membantu melacak perubahan dalam distribusi pendapatan di suatu negara atau wilayah.

- Mengevaluasi efek kebijakan: Membantu menilai dampak kebijakan ekonomi dan sosial terhadap distribusi pendapatan.

- Membuat kebijakan untuk mengurangi ketidaksetaraan: Memberikan informasi penting untuk merancang program yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan.

Sebagai catatan, Gini ratio hanya mengukur satu aspek ketidaksetaraan, yaitu ketidaksetaraan pendapatan.

Aspek ketidaksetaraan lainnya, seperti akses terhadap pendidikan, perawatan kesehatan, atau kesempatan kerja, perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang ketidaksetaraan sosial.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunnews.com )

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved