Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Workshop Peningkatan Numerasi di Siak, Guru Besar UIN Suska Sebut Numerasi Kunci Daya Saing Bangsa

Literasi numerasi berperan besar dalam membentuk kesejahteraan individu dan meningkatkan daya saing tenaga kerja. 

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Sesri
Tribunpekanbaru.com/foto Mayonal Putra
Guru Besar Matematika UIN Suska Riau, Prof. Dr. Zubaidah Amir MZ, memaparkan materi tentang pentingnya numerasi pada workshop peningkatan numerasi jenjang SD di Siak, Selasa (27/5/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK -  Keterampilan numerasi dinilai semakin penting dalam menghadapi tantangan hidup abad ke-21.

Guru Besar Matematika UIN Suska Riau, Prof. Dr. Zubaidah Amir MZ, menyebut numerasi sebagai bekal dasar untuk membentuk masyarakat yang cerdas, produktif, dan kompetitif.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pemateri dalam Workshop Peningkatan Numerasi yang digelar Tanoto Foundation bersama  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, Selasa (27/5/2025). Acara diikuti oleh pengawas SD, K3S dan Kepala SD dan guru kelas.

Menurut Zubaidah, numerasi bukan hanya kemampuan berhitung. Lebih dari itu, numerasi  keterampilan memahami dan menggunakan informasi berbasis angka dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

“Numerasi membantu kita mengambil keputusan yang lebih rasional, baik dalam mengatur keuangan, memahami data, hingga memilih produk dengan cermat,” kata Zubaidah.

Ia menejaskan, literasi numerasi berperan besar dalam membentuk kesejahteraan individu dan meningkatkan daya saing tenaga kerja. 

“Masyarakat yang numerat lebih siap menghadapi dunia kerja dan perkembangan teknologi,” ujarnya.

Baca juga: Panitia Matangkan Persiapan Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Siak 2025–2030

Dalam paparannya, Zubaidah mengutip data Programme for International Student Assessment (PISA) 2022. Indonesia memang mengalami penurunan skor matematika 13 poin dibanding PISA 2018, tetapi lebih kecil dari penurunan rata-rata global sebesar 21 poin.

Secara peringkat, Indonesia naik lima posisi dalam PISA 2022. Namun demikian, mayoritas siswa Indonesia masih berada pada kategori kompetensi sedang atau rendah.

Sejak 2021, Indonesia melengkapi evaluasi pendidikan melalui Asesmen Nasional (AN) yang mencakup kemampuan literasi dan numerasi. Hasil AN digunakan untuk menilai mutu sekolah dan menjadi dasar perbaikan pembelajaran.

AKM Numerasi mengukur kemampuan siswa dalam konteks personal, sosial-budaya, dan saintifik. Soal-soalnya dirancang agar mencerminkan kehidupan nyata, seperti membaca label makanan atau menghitung kebutuhan kalori harian.

Zubaidah juga menyebut pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam membangun budaya numerasi. 

“Keluarga dapat memulai dengan membiasakan anak berpikir logis dalam aktivitas sehari-hari,” katanya.

Sekolah, menurutnya, perlu menyediakan pembelajaran numerasi yang relevan dan menyenangkan. Sementara itu, masyarakat dan pemangku kebijakan bisa mendukung melalui pelatihan, festival numerasi, dan penyediaan akses belajar yang merata.

“Anak-anak akan hidup di dunia yang berubah empat kali lebih cepat daripada sekolah mereka berubah. Karena itu, numerasi harus menjadi gaya hidup bersama,” ujar Zubaidah.

( Tribunpekanbaru.com/mayonal putra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved