Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wisata Siak

Ingin Liburan Singkat Tapi Menyehatkan, Obatnya Datanglah ke Siak

Jika ingin liburan singkat yang benar-benar memberi ruang napas, datanglah ke Siak. 

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra
LIBURAN - Wisatawan berfoto di depan kawasan Istana Siak, Kamis (29/5/2025). 

Dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp5 miliar, kawasan istana dan sekitarnya direvitalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lewat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Riau.

Serah terima pengelolaannya kepada Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat dan Permukiman (PU Tarukim) Kabupaten Siak dilakukan pada Desember 2024.

“Alhamdulillah, sudah serah terima aset dari BPPW Riau. Ini bentuk dukungan nyata Kementerian PUPR terhadap Siak sebagai kota pusaka,” ujar Plt Kepala Dinas PU Tarukim Siak, Junaidi.

Penataan ini tidak sekadar susunan batu andesit dan lampu taman. Penataan ini adalah sebuah gagasan besar tentang estetika, sejarah, dan arah masa depan. 

“Semua konsep ini tak lepas dari ide Bapak Irving Kahar Arifin, kepala dinas sebelumnya. Beliau guru kami dalam pembangunan berkelanjutan,” tambah Junaidi.

Tak hanya di jantung kota, revitalisasi juga merambah ke kecamatan lain.

Sejak Siak ditetapkan sebagai bagian dari Jaringan Kota Pusaka Indonesia pada 2017, Kementerian PUPR secara konsisten mengalirkan dukungan anggaran.

Tangsi Belanda di Mempura adalah salah satu contohnya, direnovasi pada 2018.

Kini, pengunjung yang ingin menikmati kawasan Istana Siak tak perlu khawatir terganggu oleh lalu lintas kendaraan. Jalan di depan istana khusus untuk pejalan kaki.

Kendaraan dialihkan untuk parkir di lapangan samping, tepat di sekitar Gedung Kutab bekas sekolah yang didirikan Syarifah Latifah, sosok perempuan pelopor pendidikan di masa Kesultanan.

“Suasana seperti ini mengingatkan saya pada Jalan Braga di Bandung, atau Kota Tua di Semarang,” kata Junaidi sambil menunjuk seorang ibu muda yang tengah mendorong stroller bayinya di trotoar baru. 

“Bedanya, ini di Siak. Di tanah Melayu. Dan ini warisan kita,” ujarnya lagi.

Kini, setiap pagi dan sore, kawasan ini ramai oleh para pelesir dan pelari.

Orang-orang datang untuk melihat istana, sekaligus untuk merasakan udara segar, menikmati teduhnya pohon-pohon rindang, dan sesekali menyapa penjual es tebu di sudut lapangan.

Siak memang tak punya mal mewah atau kafe dengan rooftop berlatar gedung pencakar langit. Tapi kota ini punya sesuatu yang jarang dimiliki kota besar, yaitu ketenangan. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved