Ust Yahya Waloni Meninggal Dunia

'Definisi Sejati Husnul Khatimah, Kematiannya Bikin Iri' Kepergian Ustaz Yahya Waloni di Mata Jemaah

Sedikitnya 250-an jemaah Salat Jumat menjadi saksi saat kepergian Ustaz Dr HM Yahya "Yopie" Waloni STh, MTh (55).

Editor: Ariestia
Kolase Tribunnews/Instagram @ceramah_ustadz_yahya_waloni
USTAZ YAHYA WALONI - "Insya Allah, momen kematian almarhum adalah definisi sejati dari husnul khatimah. Kematiannya bikin iri, jemaah," ujar Professor Syahruddin, jemaah yang melihat kepergian Ustaz Yahya Waloni, Jumat (6/6/2025) siang. Foto Ustaz Yahya Waloni semasa hidup. 

Beberapa hari sebelumnya, Minggu (1 Juni 2025), beliau juga memberikan ceramah subuh di Masjid Darul Muttaqin BTN Minasa Upa, hanya sekitar 600 meter dari Masjid Darul Falah.

Tema khutbah dan ceramahnya senada: “Mengokohkan Iman Tauhid dan Meneguhkan Ukhuwah Islamiyah.”

Selama di Makassar, Ustaz Yahya didampingi oleh istrinya, Mutmainnah (43), dan menginap di Hotel Prima di Jalan Dr SAM Ratulangi, sekitar 9,3 kilometer dari lokasi masjid.

Dalam rangkaian dakwahnya, Ustaz Yahya juga menjual buku-buku teologi perbandingan agama karyanya.

"Bukunya dia jual, untuk membiayai dakwah dan pembangunan masjid di kampung halamannya," ujar Anto Endekang.

Anto adalah orang terakhir yang berbincang dengan Ustaz Yahya sebelum naik mimbar pukul 12.01 WITA, sekitar 17 menit sebelum wafat.

YAHYA WALONI WAFAT - Anto Endekang (68) muadzzin, sekaligus humas Masjid Darul Falah, Blok M Minasa Upa. Anto juga salah satu saksi meninggalnya Yahya Waloni saat khutbah jumat di Masjid Darul Falah.
YAHYA WALONI WAFAT - Anto Endekang (68) muadzzin, sekaligus humas Masjid Darul Falah, Blok M Minasa Upa. Anto juga salah satu saksi meninggalnya Yahya Waloni saat khutbah jumat di Masjid Darul Falah. (Tribun-Timur.com/Thamzir Thahir)

"Saya duduk berdampingan dan siapkan sajadah dan air minumnya," ujar Anto.

Ia juga menceritakan bahwa dirinya mendapat tugas dari Wakil Ketua I Takmir untuk memberikan amplop ceramah secara langsung.

"Saya diminta yang berikan langsung, sebab ada kekhawatiran panitia Ustaz Yahya ini idealis, tak mau terima amplop," kenang Anto.

Tak kehabisan akal, Anto pun berbagi cerita mengenai perjalanan hidup sang ustaz sebelum menyelipkan amplop ke kantong depan bajunya.

"Saya cerita dulu, soal hidayah dia jadi muallaf, dari pendeta langsung jadi dai terkenal. Lalu, saat ustad sudah senyum, saya langsung masukkan amplop ke kantong depan bajunya."

Ia juga sempat berfoto dengan Ustaz Yahya.

"Tangannya mengepal dan selalu senyum hangat," tuturnya.

Tiga hari sebelumnya, keduanya juga sempat berfoto bersama di Masjid Darul Muttaqin.

"Saya bilang, video ceramahnya di YouTube selalu saya ikuti. Ustad hanya tersenyum," kisah Anto.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved