Rapat Koperasi Lahan dari Presiden di Kampar Sempat Ricuh, Pengurus Lama Dinyatakan Gugur

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Rapat Koperasi Nenek Eno Senama Nenek (KNES) Desa Senama Nenek di Halaman Kantor Camat Tapung Hulu, Senin (16/6/2025), ditangguhkan. 

Rapat dari pagi sampai sore itu berjalan panas. Dihujani interupsi dan protes. Sempat ricuh. Tetapi tidak sampai bentrok. 

M. Amin Adam Datuk Paduko Tuan, seorang Pemangku Adat di Senama Nenek, mengatakan, hujan interupsi salah satunya dipicu protes terhadap undangan yang telah disebar. Ada undangan yang dibagikan bukan kepada petani.

"Maka petani menolak dan meminta pemilih harus berdasarkan pemilik yang dibuktikan dengan Analog SHM," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Senin malam. 

Petani yang dimaksud berdasarkan kepemilikan lahan menurut nama tertera dalam 1.385 persil bidang Sertifikat Hak Milik (SHM).

Baca juga: Tangisan Nenek 94 Tahun di Kampar, Bergaji Cuma Rp200 Ribu dari Kebun TORA Pemberian Presiden

Sesuai dengan daftar Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) yang ditetapkan pemerintah sebagai dasar penerbitan SHM. 

Lahan seluas 2.800 ha itu dari presiden untuk masyarakat Senama Nenek melalui skema pembagian Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).

Selain itu, kericuhan disebabkan peserta rapat menuntut penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) oleh Pengurus KNES.

Sebab tidak dimaksukkan dalam agenda rapat. 

Menurut dia, rapat itu diwarnai aksi walk out  Ketua KNES, M. Alwi Arifin dan pengurusnya dari forum.

Kepengurusan ini sejatinya sudah berakhir sejak 26 Juni 2024 lalu.

Ia mengatakan, rapat ditunda sampai dua pekan ke depan.

Selama penundaan akan dilakukan verifikasi data anggota yang memiliki hak memilih. 

"Rapat Anggota ditunda sampai dua pekan ke depan sebab verifikasi data pemilih belum sinkron," katanya. 

Sebelum rapat ditunda, forum telah mengambil beberapa keputusan.