Tak Turun ke Beberapa Karhutla, Alasan BPBD Kampar Tak Terima Laporan, Akibat Efisiensi Anggaran?

Empat  kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di Kampar dalam tiga hari berturut-turut.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Foto/BPBD Kampar
KARHUTLA - Seorang babinsa bersama petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar menyemprotkan air untuk memadamkan kebakaran lahan di Desa Salo, Kecamatan Salo, Kampar beberapa waktu lalu. BPBD Kampar tidak ikut terlibat dalam upaya pemadaman beberapa waktu belakangan ini.. 

Sedangkan BPBD di lokasi yang tidak terjangkau roda empat. 

"Sebab BPBD hanya mempunyai semprot portabel," ujarnya. 

Ditanya soal efisiensi anggaran, ia mengakui, terdapat pemangkasan Rp1 miliar lebih di BPBD.

Ia mencontohkan, anggaran pemeliharan mobil dinas operasional dan jabatan.

"Dari delapan mobil, tahun ini yang dianggarkan untuk enam," katanya.

Selain itu, pengurangan kuantitas biaya operasional personil yang bertugas di lokasi bencana.

Menurut dia, standar upah tidak berubah.

Tetapi  jumlah personil yang terjun ke lokasi dibatasi karena pengurangan kuantitas.  

Ia meminta pemangkasan anggaran tidak dibesar-besarkan.

Sebab pemangkasan tersebut perintah Peraturan Presiden yang tak  terelakkan.

BPBD Kampar harus mengoptimalkan anggaran yang ada.

Pemerintah juga sudah menyiapkan Biaya Tidak Terduga (BTT) untuk status darurat bencana. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved