Perambahan Hutan di TNTN

Penertiban Kebun Sawit di Kawasan TNTN Riau, Adu Kuat Mafia Tanah dengan Aparat 

Menurut Ketua Satgas PKH TNTN, aktivitas perambahan di TNTN di Pelalawan, Riau bukan hal baru, bahkan telah berlangsung selama 21 tahun.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono
TNTN - Ketua Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Mayjen TNI Dody Triwinarto, mengungkapkan fakta mencengangkan terkait kerusakan hutan di kawasan konservasi yang berada di Pelalawan, Riau. Menurutnya, aktivitas perambahan di TNTN bukan hal baru, bahkan telah berlangsung selama 21 tahun. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ketua Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Mayjen TNI Dody Triwinarto, mengungkapkan fakta mencengangkan terkait kerusakan hutan di kawasan konservasi yang berada di Kabupaten Pelalawan, Riau.

.Menurutnya, aktivitas perambahan di TNTN bukan hal baru, bahkan telah berlangsung selama 21 tahun.


“Sudah sering dilakukan razia dan penertiban, tapi setelah itu justru lahan yang dirambah makin luas. Para cukong malah tambah berani,” ungkap Dody, Senin (14/7/2025).


Ia menyebut, selama ini operasi penertiban tak lebih dari ajang adu kuat antara aparat dan para pelaku perambahan.

Baca juga: Restorasi TNTN, Menteri Lingkungan Hidup Tekankan Pentingnya Pendataan Warga


Setelah aparat pergi, para mafia tanah ini pun kembali beraksi. Seolah tak ada efek jera. Bahkan ironisnya, setiap selesai operasi, luas kebun sawit ilegal justru bertambah. Membuktikan bahwa operasi yang selama ini dilakukan dianggap angin lalu saja oleh para mafia tanah tersebut.


“Tiap tahun ada operasi, dari berbagai satgas. Tapi habis operasi, muncul lagi. Begitu terus,” tegasnya.


Namun kali ini, Dody memastikan Satgas PKH akan bertindak lebih tegas. Negara, katanya, tidak boleh kalah dengan para cukong dan mafia tanah yang membabat hutan dengan serakah. Satgas siap merebut kembali kawasan hutan yang telah berubah menjadi kebun sawit ilegal.


"Ini bukan hanya soal lahan, tapi soal komitmen kita menyelamatkan TNTN, satu dari sedikit hutan tropis terbaik yang masih tersisa. Di sana hidup satwa langka, dan hutan ini juga bagian dari paru-paru dunia. Kita tidak boleh menyerah,” tegasnya.


Satgas bertekad menyelesaikan persoalan ini hingga tuntas, meski tantangannya besar. Negara, kata Dody, harus hadir dan menang dalam menjaga hutan dari tangan-tangan rakus.

(Tribunpekabaru.com/Syaiful Misgiono)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved