Komunitas Ojol Pekanbaru dan Palembang Dukung Skema Komisi 20 Persen, Sudah Sesuai dan Menguntungkan
Komunitas driver ojek online Pekanbaru dan Palembang yang menyatakan sikap mendukung kebijakan skema potongan komisi 20 persen
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Dukungan terhadap skema potongan komisi 20 persen dari aplikator transportasi daring terus bermunculan dari berbagai daerah di Indonesia.
Kini, giliran komunitas driver ojek online dari Pekanbaru dan Palembang yang menyatakan sikap mendukung kebijakan tersebut karena dinilai sudah proporsional dan memberi banyak manfaat dalam mendukung operasional kerja mereka.
Di Kota Pekanbaru, enam komunitas driver ojol menyuarakan dukungan terhadap kebijakan ini. Salah satunya dari Komunitas The Kalong. Ketua komunitas, Raka, mengatakan bahwa potongan komisi yang berlaku saat ini masih masuk akal dan justru memberikan dampak positif bagi mitra pengemudi.
"Potongan 20 persen itu masih sebanding dengan fasilitas yang kami terima, seperti perlindungan asuransi, layanan bantuan 24 jam, serta berbagai promo yang menunjang aktivitas kami. Jadi menurut kami tidak perlu dihapus," kata Raka, Selasa (22/7/2025).
Dukungan juga datang dari Komunitas Team Garuda Pekanbaru. Ketua komunitas, David Sanjaya, berharap pemerintah bisa mendengar aspirasi dari para driver aktif di lapangan, bukan dari pihak-pihak yang sudah tidak menjalankan profesi ini lagi.
"Kalau ada yang sudah tidak aktif dan mengajukan tuntutan penghapusan potongan, itu justru bisa mengganggu situasi kerja kami yang saat ini sudah berjalan baik. Kami ingin tetap fokus bekerja tanpa terganggu oleh kegaduhan," ujar David.
Sementara itu, dari Palembang, Ketua Komunitas Driver Online Punggawa Palembang, Peno Busri, juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, potongan komisi tersebut sudah menjadi bagian dari sistem dan selama aplikator tetap memberikan dukungan, tidak ada masalah yang berarti.
"Potongan 20 persen itu sudah wajar. Yang penting kami tetap dibantu, baik dari sisi teknis, pelayanan, maupun perlindungan kerja," ucapnya.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Komunitas SGC Palembang. Ketua komunitas yang akrab disapa Zaki menilai sistem potongan sudah menjadi bagian dari pola kerja aplikator yang harus dijalani oleh mitra.
"Memang kelihatannya besar, tapi kami juga mendapatkan banyak manfaat seperti asuransi kecelakaan dan berbagai potongan kebutuhan yang membuat kerja kami lebih lancar setiap hari," imbuh Zaki.
Selain itu, empat komunitas lain di Palembang, yakni Spartans Vhalembank, AKOR, G3 (Gojek Grab Garuda), dan Komunitas COD juga menyampaikan sikap mendukung skema komisi tersebut. Mereka menilai sistem ini sudah berjalan stabil dan jangan diganggu dengan tuntutan yang justru bisa merugikan driver aktif.
Perwakilan komunitas dari kedua kota tersebut juga menyatakan kesiapan untuk berdialog dengan pihak aplikator maupun pemerintah. Mereka berharap kebijakan transportasi daring ke depan benar-benar mempertimbangkan kesejahteraan mitra pengemudi dan keberlanjutan sistem yang sudah berjalan. (Tribunpekanbaru.com/Alexander)
Patok USD2.400 per Jemaah, Oknum Kemenag Minta Uang Percepatan Haji Khusus |
![]() |
---|
Terungkap, KPK yang Minta Khalid Basalamah Serahkan Uang terkait Penyidikan Korupsi Kuota Haji |
![]() |
---|
Dibalik Video Viral Polisi Diamuk Sopir Truk di Palembang: Aiptu Taufik Terkejut dan Tak Menyangka |
![]() |
---|
Ustaz Khalid Basalamah Sebut Jadi Korban Travel Haji, PT Muhibbah Bantah Menipu,Hormati Proses Hukum |
![]() |
---|
Akui ke KPK Ada Penerimaan Lain di Luar Kasus Pemerasan Sertifikasi K3, Noel 'Bernyanyi'? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.