Penanganan Banjir di Pekanbaru Anggarannya Harus Multiyears, DPRD: Tergantung Pemko

Ringkasan Berita:

• Jumlah titik banjir di Pekanbaru terus bertambah, kini mencapai sekitar 315 lokasi.
• Penanganan banjir butuh anggaran besar, diperkirakan Rp 400–500 miliar, tak cukup jika hanya mengandalkan APBD kota.
• Langkah pemerintah masih jangka pendek, sementara solusi jangka panjang belum masuk skema multiyears.

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Penanganan banjir di Kota Pekanbaru tidak bisa dilaksanakan seadanya saja. Sebab, jumlah titik banjir saat ini makin bertambah.

Meski Pemko Pekanbaru sudah melakukan langkah antisipasi, tapi masih tahap jangka pendek.

Sedangkan penanganan banjir ini, harus jangka panjang dan memerlukan anggaran banyak.

Lalu, kenapa anggaran penanganan banjir di Kota Pekanbaru tidak pernah masuk dalam multiyears?

"Sebenarnya bisa saja (multiyears). Itu tergantung Pemko. Tapi kalau hanya mengandalkan APBD kota, kami rasa tidak cukup," kata Anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru Roni Pasla SE, Selasa (4/11/2025) kepada Tribunpekanbaru.com.

Diakui Politisi senior PAN ini, penanganan banjir di Kota Pekanbaru, bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp 400-500 miliar.

Jika diharapkan dengan kekuatan APBD Pekanbaru untuk melaksanakannya, dipastikan tidak bakal tercover.

Di satu sisi, tanggung jawab penanganan banjir di Kota Pekanbaru ini, selain Pemko, Pemprov Riau dan Kementerian PUPR RI, juga punya tanggung jawab yang besar.

"Jumlah titik banjir di kota saat ini sekitar 315 titik. Itu ada tanggung jawab semuanya (kota, provinsi dan pusat)," terangnya.

Ya, langkah penanganan banjir di Kota Pekanbaru yang dilakukan pemerintah hingga saat ini, hanya bagus di dalam konsep saja.

Sementara di lapangan, penanganannya sering dilakukan untuk jangka pendek. Seperti pengerukan parit, bersihkan sampah di dalam drainase, normalisasi sungai seadanya, dan lainnya.

Sedangkan yang harus dilakukan untuk penanganan banjir di kota ini, wajib memastikan semua saluran air berfungsi, hingga nantinya masuk ke saluran akhir dan sungai. Itu pun sering dikerjakan Pemko Pekanbaru saja. (Tribunpekanbaru.com/Syafruddin Mirohi).