Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Petani Sawit Lihat PalmCo sebagai “Pahlawan Baru” Ekonomi Rakyat

Di tengah tantangan harga sawit global dan isu keberlanjutan, PalmCo bersama para petani menjadi bukti bahwa semangat perjuangan tidak pudar

Editor: FebriHendra
Foto/PTPN IV Regional III
KEMITRAAN - Upaya memperkuat kemitraan antara BUMN dan petani sawit rakyat seperti yang dilakukan PTPN IV PalmCo menjadi salah satu contoh transformasi pembangunan berbasis masyarakat. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Di Desa Pasir Tuntung, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, Haposan Manurung memandangi hamparan sawit muda yang baru dua tahun ditanam.

Daun-daun hijau segar itu tumbuh serempak, tanda kebun rakyat mulai tumbuh setelah diremajakan.

“Dulu hasilnya makin sedikit, kami hampir putus asa,” ujar Haposan, Ketua Perkumpulan Kelompok Tani Pasir Tuntung Jaya, kepada media, Senin (10/11/2025).

“Sekarang kami bisa kembali berharap. Bermitra dengan PTPN IV PalmCo membuat kami lebih optimis,” sambungnya.

Bagi Haposan dan ribuan petani sawit lainnya, semangat Hari Pahlawan tahun ini tidak lagi dimaknai lewat perjuangan di medan tempur, melainkan lewat ketekunan membangun kemandirian ekonomi di desa.

Dan di mata mereka, PalmCo hadir sebagai mitra yang menyalakan kembali harapan itu.

Peremajaan Sawit, Tonggak Kemandirian

PTPN IV PalmCo, Sub Holding PTPN III (Persero), menempatkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sebagai salah satu pilar pengembangan perusahaan hingga 2029.

Program ini menyasar peningkatan produktivitas kebun rakyat melalui penyediaan bibit unggul, penerapan teknologi budidaya modern, dan pendampingan teknis berkelanjutan.

Hingga 2029 nanti, PalmCo berencana mendorong peremajaan sawit rakyat seluas 86.744 hektare.

Sementara hingga quartal ke tiga tahun ini, Perusahaan telah membantu 22.568 Hektare rekomendasi teknis guna proses pencairan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bagi kebun rakyat.

Pendekatan yang digunakan PalmCo juga beragam. Salah satu yang sangat dikenal, adalah single management, yakni pola pengelolaan bersama antara perusahaan dan koperasi. Model ini menjamin efisiensi, transparansi, dan profesionalisme petani.

Hasilnya, produktivitas kebun mitra meningkat hingga 12,57 ton tandan buah segar (TBS) per hektare untuk tanaman menghasilkan tahun pertama. Angka itu jelas di atas rata-rata nasional.

“Dulu kami sempat khawatir. Tapi PTPN berubah. Sekarang bermitra adalah solusi terbaik untuk pengelolaan sawit rakyat,” kata Setiyono, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR Indonesia (Aspekpir).

“Dengan bermitra, kelembagaan kami jadi lebih kuat, tertib, dan produktif. Contohnya di kebun sawit Tani Sejahtera, Tanaman Menghasilkan tahun ke sembilan bahkan mencapai 27 ton per hektare per tahun. Itu luar biasa.”

Kemitraan yang Mengubah Nasib

Cerita serupa datang dari Banten. M. Nur, petani sawit di Serang, mengaku pendampingan PalmCo membuatnya lebih percaya diri mengelola kebun.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved