Laporan Reporter Tribunpekanbaru.com, Guruh BW
TRIBUNPEKANBARU.COM,SELATPANJANG- Masih tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Meranti diakui oleh Pokja Data dan Monitoring Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan, Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Kepulauan Meranti, Indra Yuni.
Menurutnua, penanggulangan kemiskinan di Meranti harus dilakukan secara terintegrasi.
Baca: Oknum Pejabat BOB yang Tertangkap Sabu Dilimpahkan ke PN Siak
Sebab itu, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Meranti harus keroyokan, dan butuh program yang konkret.
Indra Yuni mengatakan, masih tingginya angka kemiskinan di Meranti lantaran minimnya OPD di Meranti yang menjalankan program berbasis data terpadu.
Baca: Lima Tim Sepakbola Berlaga di Turnamen Security Cup 2018 Dumai
"Kami punya semua data kemiskinan yang sangat lengkap. Seharusnya data tersebut dijadikan sebagai acuan bagi seluruh OPD dalam melaksanakan program-programnya," ujar Indra Yuni kepada tribunpekanbaru.com, Kamis (12/4/2018).
Lagipula kata Indra Yuni, pasca disahkannya Perda Penanggulangan Kemiskinan Daerah pada 2015 lalu, masing-masing OPD diwajibkan menjalankan programnya ke arah penanggulangan kemiskinan.
Misalnya, kata Indra Yuni, Dinas Perkebunan dan Holtikultura akan menjalankan program perkebunan rakyat.
Agar berdampak pada pengentasan kemiskinan di Meranti, penerima program OPD tersebut harus masyarakat miskin yang datanya bersumber dari TKPKD.
Baca: Tragis, Takut Dianiaya 2 Bocah Ini Nekat Melompat dari Truk yang Sedang Berjalan
"Begitu juga Dinas Kelautan dan Perikanan ataupun PU sekalipun, sebagian program mereka harus diarahkan ke desa-desa yang menjadi kantung kemiskinan di Meranti," ujarnya.
Kendati angka kemiskinan di Meranti masih tertinggi di Riau, namun kata dia, penurunan angka kemiskinan di Meranti sangat membanggakan.
Angka kemiskinan Meranti yang mencapai 40 persen lebih pada tahun 2010 menurun drastis hanya dalam kurun waktu 7 tahun.
"Saat ini angka kemiskinan di Meranti hanya sebesar 28,99 persen. Meskipun masih tinggi di Riau, namun ada penurunan yang signifikan," ujar Indra Yuni.(*)