Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Syafruddin Mirohi
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Gas elpiji 3 kg dijual pengecer mencapai Rp 35 ribu per tabung di Jalan Fajar, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru.
Harga jual ini merupakan temuan tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru yang menggelar inspeksi mendadak (sidak).
Temuan ini direspon langsung wakil rakyat yang ada di DPRD Pekanbaru.
Baca: Ini Kata Ulama Sumbar Soal Intimidasi pada Ustaz Abdul Somad hingga Batalkan Berdakwah di Pulau Jawa
Baca: Tiga Naga FC Lolos ke 16 Besar Putaran Nasional Liga Pelajar U16 Piala Menpora 2018
Juru Bicara Fraksi PDI-P DPRD Pekanbaru, Ruslan Tarigan SPd kepada Tribunpekanbaru.com menyebutkan, bahwa kejadian seperti ini sudah berulang-ulang, gas bersubsidi dijual di atas HET.
Namun, karena lemahnya penindakan efek jera yang diberikan pemerintah selama ini, maka pelaku tetap nekad menjual di atas HET.
"Sejak awal kita sudah sarankan, agar penindakan tegas yang diberikan pemerintah, benar-benar ril. Tidak berbentuk peringatan saja. Ini lah hasilnya, masih terjadi penjualan harga tinggi," kata Ruslan menjawab Tribunpekanbaru.com.
Atas temuan di lapangan ini, Ruslan meminta pemerintah action nyata, dengan memberi sanksi pencabutan izin pangkalan, serta mempidanakan kasusnya.
Baca: Cuci Mobil di Marcopolo Car Wash Didukung Fasilitas Hidrolid H
Sebab, pengecer yang mendapatkan pasokan LPG subsidi ini, dipastikan bermain dengan pangkalan.
Bahkan tidak menutup kemungkinan juga, ada permainan di tingkat agen.
Hal ini lah yang harus diungkap Disperindag secara jelas. Karena dipastikan permainan ini, tidak berdiri sendiri.
Ada beberapa pihak yang terlibat.
Bahkan diduga kuat, ada aktor intelektualnya, dari pihak-pihak terkait. Bisa saja oknum ASN, Pertamina atau pihak lain.
"Kita minta harus diusut tuntas, sehingga kejadian ini tidak terus menerus. Pastikan cabut izin pangkalan yang bermain dengan pengecer tersebut. Tidak ada istilah toleransi lagi," harapnya.
Baca: Video : Suasana Penyambutan Sandiaga Uno di Gedung LAM Riau
Baca: Usai Kejadian Pembunuhan Guru SD di Inhu, Polisi dan Warga Bongkar Kafe Reman-remang
Ruslan sengaja mengutarakan pernyataan tegas ini, karena akibat ulah permainan oknum pangkalan atau agen, masyarakat menjadi korbannya.