Charity Ride Biking to Europe

Tasman dan Joko Camping di Kuiperberg. Dua Kakek Pesepeda Nyasar & Terdampar di Baumstadt Dwertege

Penulis: harismanto
Editor: harismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tasman (kiri) dan Joko sempat nyasar dan terdampar di Baumstadt Dwertege.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Tasman Jen (62) dan Tri Joko Waskito (70), dua kakek pesepeda personil Trio Lisoi, sudah memasuki negara Belanda, tepatnya di Kuiperberg, Minggu (30/9/2018).

Keduanya memilih camping di areal tersebut sebelum melanjutkan Charity Ride Biking to Europe 4.000 Km menuju Den Haag.

"Aamiiin. terimakasih yang sudah berikan doa dan semangat. Saya bahagia sekali bisa berkomunikasi di media ini sehingga terusir dari keterasingan pengembaraan ini,saat ini kami sudah memasuki Nederland tepatnya di Kuiperberg dan kami menumpang camping di area tersebut," tulis Tasman di akun Facebooknya, yang dikutip Tribunpekanbaru.com.

Saat ini, katanya, suhu di daerah itu 4 derajat celcius dan udara cerah.

Baca: Tasman dan Joko Lanjut ke Den Haag. Keluarga Schlingel Sambut Dua Kakek Pesepeda yang Kedinginan

Baca: Viral Foto Pasha Ungu dan Adelia Tertidur di Tenda Pengungsian Korban Gempa 7,4 dan Tsunami Palu

Baca: 8 Fakta Kasus 56 Siswa SMP Sayat Tangan Setelah Minum Minuman Berenergi. Tes Urine Positif Zat Benzo

Tasman dan Joko camping di Kuiperberg, Belanda, sebelum melanjutkan Charity Ride Biking to Europe 4.000 Km menuju Den Haag, Minggu (30/9/2018). (Facebook/Tasman Jen)

 

"Kami doakan semoga saudaraku semua dimanapun berada selalu dilimpahi berkah dan rahmatnya. aamiiin. Bagi saudaraku yang ingin untuk berbagi rezki untuk dhuafa dan yatim bisa melalui pesantren wakaf al marwa Riau dengan nomor rekening syariah Mandiri: 23452345-03, 23452345-11, dan 23452345-38, untuk pembangunan, infaq dan zakat). Barakallahu fik," tulis Tasman.

Dalam perjalanan dari Jerman menuju Belanda, Tasman dan Joko sempat nyasar dan terdampar di Baumstadt Dwertege.

"Insya Allah tujuan ke Meppen dekat border belanda jerman lalu kami ikuti jalan kemauan google map akhirnya terdampar di Baumstadt Dwertege," tulis Tasman.

"Alhamdulillah ada hikmahnya juga nyasar. Jadi masuk rural area ketemu penduduk yang tradisional sekali. Kayak masuk desanya Robinhood," ungkap Tasman.

Sebelumnya di Bremen, selama dua hari tasman dan Joko menginap di rumah/apartemen DR Maemun yang terletak di Vegesacker Str. 200a, 28219 Bremen.

Maemun adalah seorang doktor bidang Robotic dan Automatic dan bekerja di perusahaan Air Bus sebagai peneliti dan pengembangan teknologi, bidang ilmu yang sangat langka untuk orang Jerman.

Maemun biasa diundang untuk seminar ke perguruan perguruan tinggi ke beberapa negara termasuk pernah diundang juga ke Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Baca: 56 Siswa SMP di Pekanbaru Sayat Tangan Setelah Minum Minuman Berenergi. Ini Faktanya

Baca: Drama Korea The Smile Has Left Your Eyes Tayang Awal Oktober, Chemistry Seo In Guk dan Jung So Min

Baca: Film G30S PKI Diputar Malam Ini di TV One, Berikut Link Live Streamingnya

Nida, istrinya sedang mengambil gelar doktor dalam bidang bahasa.

Keluarga sholeh yang punya anak masih balita itu juga seorang alumni dari sebuah pondok pesantren di Cirebon.

"Di sini kami menginap dua malam dan besok pagi kami akan lanjutkan perjalanan ke arah perbatasan Belanda," kata Tasman kepada Tribunpekanbaru.com.

"Sore sepulang kerja, Maemun meluangkan waktu untuk mengantar kami melancong ke pusat kota Bremen. Kota Bremen kita kenal dengan kota pelelangan tembakau Bremen yang berasal dari tembakau Jawa dan Sumatra. Sekarang bangunan bangunan tua tersebut menjadi tempat tempat bersejarah di kota Bremen," ungkap Tasman.

Tasman (kiri) bersama Joko (kanan) yang ditemani DR Maemun dan putranya (Facebook/Tasman Jen)

Dari Bremen, Tasman melanjutkan perjalanan menuju Garret berbekal makanan yang disiapkan Nida, istri Maemun.

"Beberapa bekal makanan yang dipersiapkan Nida, istri Maemun tidak bisa kami tolak dan akibatnya panier depan dan belakang kami gendut oleh beban makanan," katanya.

Di udara pagi yang masih terasa dingin, sepeda diarahkan ke selatan sesuai petunjuk Google ke arah selatan lalu bertemu sungai Weser.

Beberapa kejadian yang tidak pernah diduga terjadi dalam perjalanan dari Bremen ke garet.

"Merah putih yang aku bawa sepanjang jalan bukan saja sebagai penyemangat kami tapi juga membawa beberapa manfaat yang tak pernah kita duga. Beberapa orang bertanya "is it your flag" ini kesempatan kami untuk berbagi tentang Indonesia," tulis Tasman.

Tasman dan Joko sempat tertegun mencari jalan naik ke jembatan penyeberangan, ternyata di sebelah taman ada jalan sepeda menuju ke jembatan khusus sepeda di tingkat bawah.

Di lampu merah dekat keluar dari jembatan penyeberangan, keduanya sempat lama menunggu lampu hijau.

"Seseorang yang tidak aku kenal memotret kami dari mobilnya. Aku sempat melihat mobilnya berangkat sambil sopirnya sempat melambaikan tangan ke arahku. Aku bertanya-tanya dalam hati siapa gerangan orang di mobil tersebut? Tapi tidak ada yang bisa terjawab,orang tersebut masih misterius rasanya," ungkap Tasman.

Mereka melanjutkan perjalanan sekitar lima kilometer jarak tempuh yaitu di daerah Ganderkese.

"Tiba-tiba kami distop seorang bapak tua. Bapak Hansmann kakek berusia 78 tahun tersebut bicara pada kami dalam bahasa lokal sambil menyodorkan wallnut dan beberapa permen. Kami hanya senyum-senyum saja karena tidak mengerti harus jawab bagaimana. Aku hanya bisa menerima kacang tersebut sambil ucapkan Dunke. Dia perhatikan benderaku dan bertanya dari mana? Aku jawab dari Indonesia dan aku keluarkan postcard objek wisata di Riau dan serahkan ke bapak tersebut. Dia terlihat senang sekali menerimanya," ungkap Tasman.

Baca: Websitenya Diserang Hacker, Ini Penjelasan KPU Kampar

Baca: VIDEO: Piala AFC U16 2018 Jepang Vs Oman Hari Ini Pukul 15.30 WIB, Perebutan Tiket Semifinal

Baca: VIDEO: Pasca Gempa Palu, Warga Jarah Minimarket Hingga Mobil Tangki BBM

Tidak berapa lama setelah kejadian tersebut dari belakang Joko, ada orang tua yang mengikuti mereka lalu bertanya, itu bendera apa? Lalu dijawab bendera Indonesia.

"Akhirnya pak Hendry, nama panggilannya, mengajak kami ke rumahnya untuk cicipi kopi. Aku dan joker mengiyakan dan kami menuju rumah pak Hendri yang punya usaha import barang," tulis Tasman.

Hendry dan istri menjamu Tasman (kanan) dan Joko (Facebook/Tasman Jen)

Hendri terkesan melihat kami membawa bendera Merah Putih dan ternyata membawa berkah.

Di rumahnya, Tasman dan Joko dikenalkan berapa buah-buahan yang baru pertama kali mereka lihat.

"Sewaktu kami pamit untuk melanjutkn perjalanan aku menyerahkan postcard wisata di Riau dan berjanji suatu waktu akan datang ke Riau," tulisnya.

Sampai siang, Tasman dan Joko tidak punya target untuk numpang nginap. Sepeda mereka arahkan ke Meppen yaitu jalan ke arah Belanda.

"Sekitar jam lima sore kami sampai di garet city ku cek email masih kosong confirmasi dari warmshower. Aku memutuskan untuk cari tempat camping malam itu. Kami keluar dari kota garet lanjut terus ke selatan akhirnya sampai di suatu desa pertanian. Kami mengayuh sambil melihat posisi yang kira-kira aman untuk camping," ungkapnya.

Di suatu rumah pertanian, mereka minta izin untuk camping di halaman rumahnya, ternyata dia tidak mengizinkan karena katanya anjingnya ganas dan khawatir kami akan digonggong.

"Kami pindah lagi minta izin di satu rumah petani Family crown. Mereka memberi izin kami camping di halamannya yang luas. Inilah camping kami yang kedua sejak di Jerman. Sore yang terlalu dingin, membuat kami buru-buru buka tenda lalu makan dan langsung tidur," tulis Tasman.

Tasman dan Joko camping di suatu daerah dekat Desa Garret, kira-kira 70 Km lagi memasuki perbatasan Jerman-Belanda. (Facebook/Tasman Jen)

Baca: Deby Fatimah, Penghafal Alquran Korban Gempa Palu, Tewas Usai Ambil Wudhu Shalat Maghrib

Baca: Xiaomi Redmi Note 6 Pro Masuk ke Indonesia, Ini Kabar Baik dan Kabar Buruknya

Baca: Terpilih Jadi Ketua Umum PWI 2018-2023 Atal S Depari akan Wujudkan PWI Zaman Now. Ini Dia Sosoknya

Selain mempromosikan pariwisata, touring sepeda Tasman dan Joko ke Eropa "Charity Ride Biking to Europe 4.000 Km" juga untuk kemanusiaan (charity) bagi anak-anak dhuafa di Pondok Pesantren Darussalam YAMRI yang dibina Tasman di bawah naungan Yayasan Al-Marwa Riau.

Bagi pembaca yang ingin ikut berbagi bisa menyalurkan sumbangan/infak untuk pembangunannya melalui rekening Al Marwa Riau:

Bank Syariah Mandiri: 2345234503 pembangunan
Bank Syariah Mandiri: 2345234511 infaq
Bank Syariah Mandiri: 2345234538 zakat
Bank Mandiri: 108-0016503030 (tanpa bunga)

Kontak Person:
Ustadz Hariyadi: 0812-6790435 (Mudir Pesantren)
Abu Jafar (Agus Masduki): 0821-72676721 (Ketua Yayasan)
Tasman Jen: 0812 7609422 (pembina)

Kisah perjalanan Charity Ride Biking to Europe sepanjang 4.000 Km yang dilakukan Tasman dan Joko selama 50 hari ini juga akan dimuat di Harian Tribun Pekanbaru. (*)

Berita Terkini