Berita Riau

UANG MAKAN Sopir Truk dan Operator Alat Berat PROYEK Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Tak Dibayarkan

Penulis: Mayonal Putra
Editor: Nolpitos Hendri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

UANG MAKAN Sopir Truk dan Operator Alat Berat PROYEK Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Tak Dibayarkan

Sebagian rekannya yang lain sebagai operator alat berat.

Areal kerjanya sama.

Menurut Sembiring, pihaknya pernah melakukan aksi demonstrasi ke perusahaannya.

Tujuannya agar perusahaan membayarkan uang makan tersebut.

"Tapi tak membuahkan hasil. Waktu demo itu dijaga ketat pula sama polisi," kata Sembiring.

Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Unggul Puspa Negara (UPN) Susilo kepada Tribunpekanbaru.com membenarkan pihaknya belum membayarkan uang makan tersebut.

Alasannya belum selesai.

Baca: Slip Setoran Bank ke REKENING Pribadi BUPATI di Riau Jadi BUKTI, Sidang UTANG Piutang Rp 872.9 Juta

Baca: Kemenkopolhukam Kunjungi PERBATASAN Indonesia-Malaysia di Riau Gelar Rakor Pembangunan PULAU TERLUAR

Baca: Kapal TABRAK Turap di Pelabuhan di Kepulauan Meranti Riau, Tiang Surya Roboh, KSOP Panggil Nahkoda

Baca: ACT Terus Membersamai JUTAAN Warga Rohingya, PALESTINA di Asia Tenggara, Terancam Penghapusan ETNIS

"Bahkan kepada Pak Sewiling, bos para supir itu masih ada utang kita Rp 800 juta lebih. Sesuai kesepakatan waktu itu, utang ini bisa dibayar telat. Jika pekerjaan sudah mulai berjalan normal, saya akan mencicilnya semuanya," kata dia.

Susilo menyebut tidak perlu para sopir membesar-besarkan masalah ini.

Ia meminta datang ke kantor untuk mendiskusikannya.

Menurut dia, persoalan ini tak ada kaitannya dengan PT PGAS.

Sebab penanggungjawab di lapangan masalah tol ini adalah pihaknya sendiri.

"Yang kontrak kan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), sub kontraktor-nya PT PGAS dan kita ngesub ke PT PGAS. Jadi tak ada kaitannya sama kedua perusahaan itu, kaitannya sama kita saja," kata dia.

Uang Makan Sopir Truk dan Operator Alat Berat Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Tak Dibayarkan. (Tribunsiak.com/mayonal putra)

Berita Terkini