Gajah Jinak di TNTN Riau Stres Sering Dengar Suara Kobaran Api, Terpaksa Diungsikan
TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Meluasnya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Kabupaten Pelalawan ternyata membuat gajah jinak di Camp Flying Squad WWF Program Riau stres.
Akibatnya, delapan gajah binaan disana terpaksa diungsikan ke tempat yang jauh dari sumber api.
Menurut Ketua Tim Flying Squad, Erwin Daulay, sejak tanggal 1 Agustus 2019 lalu, gajah-gajah tersebut sudah diungsikan sekitar 500 meter dari camp karena Karhutla sudah semakin dekat.
Baca: BREAKING NEWS-Ahmad Hijazi Dicopot Dari Sekdaprov Riau, Gubri Syamsuar Lantik Penggantinya Siang Ini
Rutinitas patroli yang biasanya dilakukan selama dua kali dalam seminggu, hari selasa dan Sabtu pun ditiadakan.
Dikatakan Erwin, sejak sering mendengarkan suara kobaran api, gajah-gajah jinak itu mulai stres, ditandai dengan cara makannya yang tidak nyaman.
Begitu juga dengan gajah-gajah liar yang biasanya sering melintasi kawasan itu, kini sudah tidak terlihat lagi.
"Gajah jinak kita ada delapan, dua jantan dewasa, tiga betina dewasa dan tiga anak gajah, kita ungsikan ketempat yang cukup air dan banyak tersedia makanan," ujar Erwin kepada Tribunpekanbaru.com di TNTN tepatnya di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kec Ukui, Kab Pelalawan, Selasa (13/8/2019)
Dijelaskannya, gajah-gajah itu ditempatkan di hutan yang rimbun agar tidak terkena dampak asap Karhutla.
"Karena mereka ada didalam hutan jadi (asap.red) tidak berbahaya untuk gajah kita," tambah Erwin.
Baca: Muhammad Idris, Pemuda Solok Selatan Menjadi Taruna Akpol Terbaik 2019, Piatu yang Selalu Jadi Juara
Masih menurut Erwin, Karhutla dikawasan itu lebih parah daripada tahun 2015 lalu dan diduga ada unsur kesengajaan.
"Disini banyak lahan pertanian, bisa jadi awalnya buka lahan lalu apinya membesar hingga tidak terkendali," tambahnya.
Sementara itu, Paur Humas Polres Pelalawan Ipda Leo Putra Dirgantara mengatakan bahwa sekitar 20 lebih personil dari Polres yang dipimpin oleh Wakapolres Pelalawan Kompol Rezi Dharmawan telah berada di kawasan itu untuk memadamkan Karhutla sejak hari Jumat (9/8/2019), begitu juga tim gabungan lainnya dari Polsek Ukui, Koramil Pangkalan Kuras, Brigade Dalkarhut TNTN, MPA dan pihak Kecamatan Ukui.
Menurutnya, ada sekitar 40 hektare hutan dan lahan yang terbakar di Desa Lubuk Kembang Bunga dan 40 hektare lagi di Desa Bukit Kusuma.
"Alhamdulillah sekarang sudah padam, lahan disini kan rata-rata mineral, jadi mudah padam, kecuali yang gambut memang agak susah dan sumber air pun kita sangat mencukupi, jadi teratasi lah," katanya.