Warga DIUNGSIKAN Akibat Karhutla di Riau, Api Dikhawatirkan Lalap Rumah Warga, Jarak Pandang di Inhu 600 Meter
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Warga diungsikan akibat Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Riau, api dikhawatirkan lalap rumah warga, jarak pandang 600 meter.
Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Riau semakin parah dan menyebabkan kabut asap tebal, warga sekitar lokasi kebakaran di Inhil diungsikan, sementara itu jarak pandang di Inhu hanya 600 meter.
Baca: Kakek Sepuh di Riau Cabuli Gadis Kecil Umur 8 Tahun, Korban Diancam dan Dibujuk dengan Uang Rp 5000
Baca: DETIK-DETIK Pemakaman Jenazah BJ Habibie di TMP Kalibata, Ilham Habibie Ungkap Hal Mengharukan
Baca: Video DETIK-DETIK Pemakaman Jenazah BJ Habibie di TMP Kalibata, Ilham Habibie Ungkap Hal Mengharukan
Baca: Mahasiswa Riau Protes Gubri Syamsuar ke Thailand, Mengeluh Sesak Nafas Dua Mahasiswi Jatuh Pingsan
Personil Kodim 0314/Inhil terpaksa mengungsikan sebagian masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutla) di Parit 4 Desa Pangakalan 7, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) pada Kamis (12/9/2019).
Langka ini dilakukan agar masyarakat yang berada di sekitar lokasi tidak terkena dampak Karhutla yang semakin dekat dengan pemukiman masyarakat.
Kabut asap dampak Karhutla memang kian masive hingga masuk kedalam rumah masyarakat, sehingga sangat membahayakan kesehatan
Pasi ops Kodim 0314/Inhil bersama Kopda Saprijon turun langsung mengungsikan warga yang bermukim sangat dekat dengan lokasi Karhutla.
“Kita khawatir api bisa semakin dekat dan melalap rumah warga jika tidak cepat diungsikan. Maka kita inisiatif dari awal untuk mengantisipasinya,” ujar Pasi Ops Kodim 0314/Inhil.
Selain itu, menurutnya, faktor kesehatan masyarakat juga menjadi pertimbangan utama, karena asap sudah semakin pekat di lokasi.
“Warga juga sudah tidak kuat menahan pekatnya asap yang masuk ke rumahnya,” tuturnya.
Saat ini masyarakat diungsikan atau direlokasi sementara ke tempat yang lebih aman untuk beraktifitas sehari-hari sembari menunggu keadaan aman bagi masyarakat.
Baca: Lepaskan TEMBAKAN Peringatan, Speedboat Melaju Zigzag, TNI AL Gagalkan Penyelundupan Narkoba ke Riau
Baca: WARISAN Presiden RI Ketiga BJ Habibie, Mobil Klasik hingga Pesawat Terbang R80 bagi Rakyat Indonesia
Baca: TETESAN AIR MATA dari Riau untuk Presiden Ketiga RI BJ Habibie, Andi Rachman Ungkap Sosok BJ Habibie
“Kita ungsikan ke tempat yang lebih aman. Kita akan pantau, agar masyarakat aman,” pungkas Pasi Ops.
Jarak Pandang di Inhu Pagi Ini 600 Meter
Kabut asap semakin pekat menyelimuti wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Kondisi ini mengakibatkan jarak pandang semakin terbatas.
Menurut data dari BMKG Japura, jarak pandang di Bandara Japura Rengat pada pukul 09.00 pagi sejauh 600 meter.
"Jarak pandang pada pukul 07.00 Wib sejauh 1000 meter, sekira pukul 08.00 Wib sejauh 800 meter, dan sekira pukul 09.00 Wib berkurang menjadi 700 meter," kata Kepala BMKG Japura, Yohanes Drajat Bintoro.
Sementara itu, pagi ini titik api yang terpantau di Kabupaten Inhu sebanyak 12 titik api.
Titik api tersebut terpantau di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Rengat, Kecamatan Seberida, dan Kecamatan Peranap.
Karhutla di Riau, Api Dekati Pompa dan Pipa Minyak Pertamina
Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Riau, api dekati pompa dan pipa minyak Pertamina, jarak pandang di Sungai Kampar 200 meter.
Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Dusun Eka Air Kuning Kelurahan Kerumutan Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan Riau belum bisa teratasi sepenuhnya hingga Kamis (12/9/2019).
Baca: Mahasiswa Riau Protes Gubri Syamsuar ke Thailand, Mengeluh Sesak Nafas Dua Mahasiswi Jatuh Pingsan
Baca: Lepaskan TEMBAKAN Peringatan, Speedboat Melaju Zigzag, TNI AL Gagalkan Penyelundupan Narkoba ke Riau
Baca: WARISAN Presiden RI Ketiga BJ Habibie, Mobil Klasik hingga Pesawat Terbang R80 bagi Rakyat Indonesia
Baca: TETESAN AIR MATA dari Riau untuk Presiden Ketiga RI BJ Habibie, Andi Rachman Ungkap Sosok BJ Habibie
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Hadi Penandio, upaya penanganan Karhutla di Kerumutan sebenarnya telah maksimal.
Ada dua titik yang terparah yakni di Desa Mak Teduh dan Dusun Eka Air Kuning dan puluhan petugas gabungan dikerahkan melakukan pemadaman, lokalisir, serta pendinginan.
"Kendala terbesar yang dihadapi petugas yakni stok air yang minim serta akses jalan ke lokasi yang tidak bisa ditembus," kata Hadi Penandio kepada tribunpelalawan.com, Kamis (12/9/2019).
Dijelaskannya, api karhutla yang membakar hutan dan semak belukar bahkan sudah mendekati fasilitas pengeboran minyak milik Pertamina Hulu Energi (PHE) Lirik yang ada di Kerumutan.
Areal yang dilalap api tidak jauh dari pompa minyak dan pipa aktif milik perusahaan BUMN itu.
"Petugas gabungan sudah dikerahkan untk memadamkan serta melokalisir api. Jadi sudah aman sekarang. Kepada pak kepala BNPB Letjen Doni juga turut memantaunya," tandas Hadi Penandio.
Humas PHE Lirik, Darwis, saat dikonfirmasi terkait karhutla yang mendekati fasilitas operasional perusahaan membenarkan hal tersebut.
Diperkirakan jarak lahan yang sempat terbakar dengan pompa dan pipa aktif itu sekitar 30 sampai 40 meter.
Baca: DETIK-DETIK Presiden Ketiga RI BJ Habibie Wafat setelah Semua Keluarga Hadir di RSPAD Gatot Subroto
Baca: KENANGAN Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim dengan Presiden RI Ketiga BJ Habibie Selama 2 Hari di Riau
Baca: Makam Presiden Ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie Berdampingan dengan Ainun Habibie
Namun penanganan intensif telah dilakukan tim Regu Pemadam Kebakaran (RPK) perusahaan yang tergabung dala ti satgas terpadu.
"Tidak berpengaruh. Tak masalah dengan operasional itu. Apalagi tim sudah menanganinya di lapangan," terang Darwis.
Ia menjelaskan, petugas damkar perusahaan sudah satu bulan lebih ikut membantu pemadaman di wilayah Kerumutan.
Apalagi failitas dan operasional PHE Lirik masuk dalam kategori objek vital negara.
Jarak Pandang di Sungai Kampar Pelalawan Hanya 200 Meter
Kabut asap tebal tidak hanya melanda daerah daratan Kabupaten Pelalawan Riau saja.
Ternyata wilayah perairan jauh lebih pekat hingga menghalangi jarak pandang para kapten kapal, Kamis (12/9/2019).
Transportasi air di Sungai Kampar yang menghubungkan desa-desa di Kecamatan Teluk Meranti dan Kuala Kampar terhalangi kabut asap.
Kapal nelayan maupun speedboat penumpang terpaksa meningkatkan kewaspadaannya saat berlayar, mengantisipasi terjadinya keleakaan di atas air.
"Capten terpaksa meraba-raba kalau berlayar, karena asapnya sangat pekat di peraiaran," ungkap pengelola speedboat penumpang di Desa Pulau Muda Teluk Meranti, H Rusli, kepada tribunpelalawan.com, Kamis (12/9/2019).
Baca: KISAH Presiden Ketiga RI BJ Habibie dengan Presiden Soeharto, Kita Nanti Bertemu Secara Bathin
Baca: KENANGAN BJ Habibie di Riau Sebelum Meninggal, Diungkap Kadis Kebudayaan Riau Yoserizal Zen
Baca: STORY - Taruna Akpol dari Riau, Tinggi Badan di Atas Rata-rata, Sempat Bertemu Iriana Jokowi
Rusli menuturkan, rute pengangkutan penumpang transportasi air dari Dermaga Pulau Muda ke dermaga Penyelai Kecamatan Kuala Kampar masih berjalan normal.
Namun Jarak tempuh semakin lama lantaran jarak pandang yang terbatas.
Alhasil kapten harus mengurangi kecepatan sembari meraba-raba berdasarkan petunjuk jalur.
Dikuatirkan kapal menabrak speedboat lain atau tunggul kayu maupun benda-benda lain di Sungai Kampar, jika kecepatan dipaksa seperti biasanya.
Jangkauan mata sangat terbatas pada rute pagi hari dan akan berkurang menjelang siang maupun sore.
"Pagi ini yang paling pekat asapnya dibanding kemarin-kemarin. Pastinya kita minta tetap berhati-hati," terangnya.
Kepala UPTD Dinas Perhubungan Kecamatan Kuala Kampar, Tengku Said saat dikonfirmasi membenarkan jarak pandang yang terbatas di perairan.
Bahkan dalam tiga hari ini kabut menurunkan jarak pandang hingga 200 meter pada pagi hari.
Namun aktivitas pelayanan dan pengangkutan penumpang masih berjalan normal.
"Semua masih berjalan. Kabutnya tebal pa pagi saja, kalau siang dan sore jauh berkurang," tukasnya.
Warga DIUNGSIKAN Akibat Karhutla di Riau, Api Dikhawatirkan Lalap Rumah Warga, Jarak Pandang di Inhu 600 Meter. (Tribunpekanbaru.com/TM Fadli/Bynton Simanungkalit)