Berita Riau

BOCAH Laki-laki Gendong Bayi dan Mengemis di Riau, Diduga Korban Eksploitasi Anak, DICARI Dinsos

Penulis: Fernando
Editor: Nolpitos Hendri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BOCAH Laki-laki Gendong Bayi dan Mengemis di Riau, Diduga Korban Eksploitasi Anak, DICARI Dinsos

Keduanya tampak sudah biasa melintas di antara deru mesin kendaraan.

Baca: Seekor Tapir Terjerat di Areal Kebun Kelapa Sawit di Riau, Kaki Kanan Tapirus Indicus Itu Luka Parah

Baca: Pasangan Pengantin Baru di Riau Nyaris Gagal Terbang ke Batam untuk Bulan Madu karena Kabut Asap

Baca: Kulit di Sekujur Tubuh Mengelupas, Bayi Perempuan di Riau Ini Alami Penyakit Langka

Baca: Baru Keluar Penjara, Jambret Kembali Beraksi di Pekanbaru, Korban Buru Pelaku dan Diteriaki Maling

Padatnya lalu lintas tidak membuat mereka takut berada di jalanan..

Tribun mencoba menelusuri identitas bocah itu.

Kala keduanya beristirahat dan bermain di trotoar.

Ada dugaan kedua menjadi korban eksploitasi oknum tidak bertanggung jawab.

Bocah lelaki itu tampak ketakutan diprotret.

Ia berkali-kali memohon agar foto dirinya dihapus.

Bocah yang mengenakan pakaian serba dekil itu menyebut bahwa dirinya akan kena marah saat fotonya di media massa.

"Kalau masuk koran nanti kena marah kami om. Hapuslah om foto kami," jelas bocah lelaki tersebut sembari mengiba.

Bocah itu tidak berani menyebut sosok yang bakal marah pada dirinya.

Ia cuma menyebut bahwa dirinya bersama orangtuanya tinggal tidak jauh dari kawasan itu.

Perlahan sembari menggendong bayi, bocah itu pun perlahan menjauh.

Ia menghilang dari ramainya perempatan lampu lalu lintas tersebut.

Baca: POLEMIK Lahan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, Pemilik Lahan akan Laporkan PN Bengkalis ke KY dan MA

Baca: DRAMATIS, Seorang Ibu di Riau Bergulat dengan Buaya untuk Selamatkan Anak Gadisnya Berusia 10 Tahun

Baca: BREAKING NEWS : Kualitas Udara di Pekanbaru Capai Level BERBAHAYA, ISPU di Pekanbaru Level Berbahaya

Baca: BREAKING NEWS : Alhamdulilah! Hujan Turun di Sejumlah Daerah di Riau, ISPU Pekanbaru BERBAHAYA

Dinas Sosial Kota Pekanbaru sudah menerjunkan tim untuk memastikan keberadaan anak tersebut.

Mereka sudah melakulan penelusuran pada Senin siang.

"Kalau siang masih belum kita temukan. Senin malam bakal kita sisir lagi," terang Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Bustami.

Tim langsung menindaklanjuti adanya laporan terkait adanya anak bayi diajak mengemis.

Tim langsung bertindak dengan berupaya menjaring dan mencari orangtua anak-anak tersebut.

Keberadaan anak-anak mengemis dan jualan itu melanggar Peraturan Daerah (Perda) No.12 tahun 2008 tentang Ketertiban Sosial.

"Kita bakal telusuri, kita ingin pastikan keduanya bersaudara," papar Bustami.

Pihaknya belum bisa berasumsi bahwa keduanya korban eksploitasi.

Mereka baru bisa memastikan keduanya korban eksploitasi setelah menjaringnya.

"Kalau kita jaring, langsung kita bawa dan tanyai identitasnya," jelasnya.

Bustami tidak menampik masih banyak oknum orangtua eksploitasi anaknya berjualan di jalan dan mengemis.

Baca: Seekor Tapir Terjerat di Areal Kebun Kelapa Sawit di Riau, Kaki Kanan Tapirus Indicus Itu Luka Parah

Baca: Pasangan Pengantin Baru di Riau Nyaris Gagal Terbang ke Batam untuk Bulan Madu karena Kabut Asap

Baca: Kulit di Sekujur Tubuh Mengelupas, Bayi Perempuan di Riau Ini Alami Penyakit Langka

Baca: Baru Keluar Penjara, Jambret Kembali Beraksi di Pekanbaru, Korban Buru Pelaku dan Diteriaki Maling

Mereka mendapatinya dalam serangkaian penertiban.

"Kebanyakan yang kita amankan alasannya ekonomi," ujarnya.

Ada sekitar 20 lebih anak yang mengemis dan berjualan di jalanan sudah diamankan.

Mereka sempat dibawa ke tempat penampungan sementara.

"Kami dapati banyak dari mereka sekolah. Ada juga yang tidak sekolah. Bahkan saat ditangkap, ibunya berada tidak jauh dari sana," terangnya.

Bustami merinci ada sejumlah titik rawan anak-anak berjualan dan mengemis.

Ada di pertigaan Jalan Tuanku Tambusai- Jalan Jendral Sudirman, pertigaan Jalan Arifin Achmad-Jalan Soekarno-Hatta, Pertigaan Tabek Gadang, Perempatan SKA dan Lampu lalu lintas di kawasan Simpang Tiga.

Berasal dari Keluarga Pengemis

Keberadaan bocah yang menggendong bayi di lampu lalu lintas simpang SKA, Kota Pekanbaru ternyata berasal dari keluarga pengemis.

Kakek dan orangtua bocah tersebut rupanya berprofesi sebagai pengemis.

Fakta ini terungkap setelah Dinas Sosial Kota Pekanbaru menelusuri keberadaan bocah itu pada Senin (23/9/2019) malam kemarin.

Tim dinas sudah memberi peringatan kepada orangtua bocah tersebut.

BOCAH Laki-laki Gendong Bayi dan Mengemis di Riau, Diduga Korban Eksploitasi Anak, DICARI Dinsos (Tribun Pekanbaru/Fernando Sikumbang)

Apalagi modus bocah menggendong bayi membahayakan keduanya saat di jalanan.

Keduanya diduga jadi korban eksploitasi anak.

"Anak tersebut rupanya berasal dari keluarga yang sering mengemis di kawasan itu," jelas Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Bustami kepada Tribun, Senin (24/9/2019).

Baca: Asik Main di Hotel Melati, Wanita Bersuami Terjaring Razia, Ngamuk Gimana ini kalau laki gua tau

Menurutnya, bocah tersebut bukanlah anak terlantar.

Ia merupakan anak dari pengemis yang kerap berada di sekitar Patung Kuda dekat Simpang SKA.

"Mereka adalah warga yang tinggal di Pekanbaru. Bukan dari luar daerah," paparnya.

Dulunya gerombolan keluarga pengemis berada di gubuk sekitar Patung Kuda.

Namun kini mereka tinggal di pemukiman yang ada dekat ruko kawasan tersebut.

Mereka biasa berada di sana untuk meminta belas kasihan pengendara dan pengguna jalan.

Bahkan jumlah anak dari bocah tersebut ada 12 orang.

Baca: Emak-emak Unjuk Rasa Depan Kantor Gubernur Riau Sambil Bawa Peralatan Masak, Ini 8 Tuntutannya

Baca: BREAKING NEWS: Emak-emak di Riau Unjuk Rasa Bawa Peralatan Masak, Protes Karhutla dan Kabut Asap

Seluruhnya memilih jalan sebagai pengemis untuk mencari nafkah.

Tim dari dinas dan aparat gabungan sudah berulang kali mengamankan gerombolan pengemis tersebut.

Mereka pun biasanya terisak saat hendak ditangkap.

Namun kembali lagi saat penertiban tidak dilakukan di kawasan itu.

Gerombolan ini tidak jarang pindah ke lokasi lain untuk mengemis.

Tim pun kembali mendapati mereka mengemis di titik lain.

"Modusnya saat ditangkap ya menangis hingga terisak. Setelah tim hilang, mereka datang kembali," ulasnya.

Bustami tidak menampik bahwa upaya penindakan selama ini tidak membuat mereka jera.

Pihaknya bakal koordinasi dengan Satpol PP Pekanbaru untuk terapkan Permendagri No.54 tahun 2011 tentang Ketertiban Sosial.

"Kita bakal jaring bersama, walau selama ini mereka terus membandel," tegasnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pekanbaru, Mahyudin mengaku tidak bisa berbuat banyak terkait dugaan eksploitasi anak.

Ia menyarankan untuk penindakan langsung ke pihak kepolisian

"Kalau ada indikasi itu sebaiknya ke unit PPA Polresta Pekanbaru atau Kanit Judisila, sebab masuk ranah pidana," terangnya.

Mahyudin mengaku hanya sosialisasi ke masyarakat dan instansi terkait perihal Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Ia menyebut bahwa masyarakat dapat menyampaikan ke aparat penegak hukum.

Mereka juga dorong OPD terkait untuk melakukan razia.

"Nantinya dari hasil asesmen razia itu kami dari dinas menyampaikan ke polres untuk diusut, bila ada unsur pidana tentu kami mulai dulu dengan advokasi," paparnya.

Baca: FOTO: Pekanbaru Job Fair 2019, Ada Kesempatan Kerja di Luar Negeri

Terpisah, Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru, Agus Pramono tidak menampik bahwa belum ada efek jera dalam penertiban selama ini.

Mereka yang sering diamankan malah tetap saja mengemis.

"Jadi tidak ada efek jera, sudah diamankan malah yang lain tetap datang," ulasnya.

Personel Satpol PP Pekanbaru menertibkan pengemis sesuai Perda Kota Pekanbaru No. 5 tahun 2002 tentang Ketertiban Umum.

BOCAH Laki-laki Gendong Bayi dan Mengemis di Riau, Diduga Korban Eksploitasi Anak, DICARI Dinsos. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)

Berita Terkini