“Apalagi di samping tempat kita juga merupakan Rumah Singgah Tuan Kadi," kata Dedi Armen yang juga merupakan Ketua Gonjong Limo Pekanbaru kepada Tribunpekanbaru.com .
Dari awal masuk, memang nuansa melayu memang cukup terasa kental, apalagi gerbang masuk cafe tersebut juga identik dengan gapura Melayu.
Demikian juga menu yang tersedia juga cukup banyak khas Melayu.
Namun demikian, karena Pekanbaru merupakan kota yang heterogen dengan beragam suku masyarakat, menu di cafe tersebut dibuat dengan konsep nusantara.
Sehingga menu yang tersedia tidak hanya cocok untuk masyarakat Melayu, tapi juga Minang, Jawa, Batak, dan beragam suku lainnya.
"Menu kita lebih ke nusantara food, karena Pekanbaru kan cukup banyak suku, jadi menunya kita sesuaikan dengan lidah masyarakat Pekanbaru,” katanya.
“ Untuk ciri khas kita di sini ada kepiting tumpah, lidah lado ijo, mie sagu, pangek cubadak, ketan sari kaya, sampadeh patin, pindang patin, gurami balado patai, canai, mie kuah Siak River dan lainnya," masih jelas Dedi Armen.
Untuk harga dikatakan Dedi Armen mulai dari Rp15 ribu hingga Rp45 ribu.
Ada menu berbeda adalah kepiting tumpah, yakni dengan harga Rp150 ribu hingga Rp200 ribu, bisa untuk 4 hingga 6 orang.
Sedangkan jam operasionalnya adalah mulai dari jam 11.00 WIB hingga 24.00 WIB malam.
"Kita juga ada fasilitas mushala, wifi, meeting room, vip room, live music dan pengunjung juga bisa nyanyi di sini. Untuk kapasitas bisa 150 orang," tambahnya.
Tidak hanya itu, di area tersebut juga terdapat tempat yang berada 3 meter ke arah sungai, sehingga pengunjung benar-benar bisa menikmati keindahan Sungai Siak bukan hanya dari pinggir saja.
Terdapat beberapa meja, dan bisa untuk 25 tamu duduk di lokasi tersebut.
( Tribunpekanbaru.com / Alexander )