Erupsi Gunung Marapi

Cerita Warga di Sekitar Gunung Marapi, Sumbar, Erupsi udah Biasa , Tapi , Ini yang Ditakutkan

Editor: Budi Rahmat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga disekitar gunung Marapi lebih takut lahar dingin

TRIBUNPEKANBARU.COM - Gunung Marapi , Sumartera Barat kembali menujukkan aktifitas yang progresif . Terbaru pihak BPBD Sumbar menyatakan jika melihat aktifits gunung Marapai , kondisinya menjadi level III atau siaga .

Erupsi yang diciptakan gunung Marapi semakin intens. Karena itu pemerintah daerah kemudian melakukan sosialisasi dan imbauan kepada warga yang berdomisili dekat dengan gunung Marapi .

Pembagian masker juga dilakukan mengingat aktifitas erupsi yang juga masih terjadi . Namun , meskipun kondisi gunung Marapi yang terusa erupsi , ternyata warga justru menilai hal biasa .

Baca juga: Update Erupsi Gunung Marapi, Sumbar , Pemerintah Sudah Bagi-bagi Masker, Status Level III , Siaga

Warga bukan tak khawatir dengan erupsi , namun warga lebih mencemaskan jika terjadi banjir lahar dingin .

Ya , inilah cerita warga di sekitar gunung Marapi Sumatera Barat

Pantauan TribunPadang.com di lapangan, banyak masyarakat di sekitaran Gunung Marapi yang beraktivitas seperti biasanya.

Masih tampak masyarakat banyak yang ke ladang dan lahan pertanian, aktivitas sekolah dan pemerintahan masih seperti biasa.

Tampak juga sejumlah masyarakat yang saling bercengkrama di depan rumah dan warung-warung.

Salah seorang warga Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Megawati, mengatakan bahwa dirinya bersama warga lainnya belum mendapatkan informasi terkait naiknya status Gunung Marapi.

"Kita tidak tau kalau statusnya naik, belum ada pemberitahuan atau sosialisasi," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (7/11/2024).

Megawati menyebutkan bahwa masyarakat sudah terbiasa dengan erupsi yang selama ini terjadi.

Baca juga: Dentuman Keras Terdengar dari Gunung Marapi, Abu Vulkanik Membumbung Cendawan Raksasa

"Kami masyarakat disini biasa saja, kami sudah terbiasa dengan letusan-letusan ini. Bahkan yang punya lahan pun tetap ke ladang, tetap bertani. Mungkin karena cukup jauh dari pusat erupsi, jadi kami sudah terbiasa," ungkapnya.

"Tapi, jika abu vulkanik turun, maka itu sangat menganggu, terutama ke lahan kami. Tanaman jadi rusak dan tidak bisa digunakan atau dijual," lanjutnya.

Namun Megawati menyebutkan bahwa benar dalam beberapa hari terakhir aktivitas erupsi Gunung Marapi lebih banyak dan lebih besar dari biasanya.

"Kalau beberapa hari ini memang bunyi gemuruh lebih sering terdengar, bahkan yang kemarin, Rabu (6/11/2024) pagi bunyinya sangat keras seperti bom meledak terdengar dari sini hingga membuat masyarakat sekitar sini terkejut. Getarannya pun cukup kuat, seperti berayun," ujarnya.

Halaman
123

Berita Terkini