TRIBUNPEKANBARU.COM - Ketika sorak-sorai membahana di Kuantan Singingi, Riau mengiringi pacu jalur yang jadi magnet wisata dan sorotan nasional, hanya sejengkal darinya, Kampar justru tercekik dalam kepungan asap.
Saat satu kabupaten berpesta air, yang lain terbakar diam-diam.
Ironis, dua wilayah bertetangga di Riau ini kini seolah mewakili dua wajah berbeda Indonesia.
Satu gemerlap dalam budaya, satu lainnya nyaris lenyap oleh bencana yang terus berulang tapi terus pula diabaikan.
Adapun lokasi baru terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kampar terus bertambah, bahkan ada yang di dekat kompleks perumahan.
Karhutla terjadi di tiga lokasi pada Sabtu (23/8/2025). Tersebar di Desa Salo Timur Kecamatan Salo dan Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang dua titik.
Supervisor Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kampar, Edison menyebutkan, luas lahan yang terbakar di Salo Timur mencapai 4 hektare.
Berisi semak belukar. Sebagian ditanami kelapa sawit.
"Api di Salo Timur sudah berhasil dipadamkan," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (24/8).
Kebakaran masih membara di Rimbo Panjang hingga Minggu. Salah satunya di depan Perumahan Primadona Sky House Jalan Harapan Raya.
Baca juga: Hotspot di Sumatera Menurun, Riau Masih Catat 26 Titik Panas
Baca juga: Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik? Menkeu Sri Mulyani: Biayanya Memang Makin Besar
"Di Jalan Harapan Raya sudah sejak Kamis. Luasnya 0,5 hektare," katanya.
Api sulit padam karena di lahan gambut. Api berada di atas dan bawah permukaan tanah.
Satu lagi di Jalan Bhayangkara yang terbakar mulai Sabtu (23/8).
Berisi semak belukar sekitar 0,6 ha. Api juga sulit dipadamkan karena tanah gambut.
Jumlah Hotspot di Riau 24 Agustus 2025