Virus rabies menyerang sistem saraf, dan memiliki perjalanan penyakit yang bervariasi.
Masa inkubasi atau waktu sejak virus masuk hingga muncul gejala bisa sangat berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya.
Ada yang menunjukkan gejala dalam dua minggu, tetapi ada juga yang baru timbul setelah dua tahun.
Baca juga: Anjing yang Gigit 9 Warga di Pekanbaru Positif Rabies, Korban Harus Cepat Dapat Perawatan Lanjutan
Hal ini bergantung pada beberapa faktor, di antaranya jumlah virus yang masuk, lokasi gigitan, serta jaraknya dari otak.
Sebagai contoh, bila gigitan terjadi di wajah atau leher, virus akan lebih cepat mencapai otak melalui saraf.
Sebaliknya, gigitan di tungkai bawah biasanya memerlukan waktu lebih lama.
Inilah mengapa gejala rabies bisa muncul dalam rentang waktu yang cukup panjang dan tidak seragam.
Gejala awal rabies atau fase prodromal biasanya muncul pada minggu pertama.
Penderita bisa mengalami rasa lemah, demam ringan, atau gangguan sensoris di sekitar bekas gigitan, seperti rasa panas, nyeri, atau kesemutan.
Gejala ini seringkali dianggap sepele, padahal bisa menjadi tanda awal infeksi rabies.
Seiring waktu, gejala khas rabies mulai terlihat.
Penderita bisa mengalami hidrofobia atau takut air,
karena menelan air akan memicu rasa sakit hebat dan kejang pada tenggorokan.
Ada pula yang mengalami fotofobia (takut cahaya), bahkan sensitif terhadap tiupan angin.
Pada tahap ini, pasien bisa tampak agresif, bingung, dan berperilaku tidak wajar.