Berita Nasional

16.000 Koperasi 'Merah Putih' Diguyur Dana Segar, Dapat Rp 3 Miliar Per Koperasi dari Himbara

Tidak seluruh Kopdes langsung menerima sekaligus, melainkan bertahap sesuai kesiapan proposal yang sudah masuk dan diverifikasi oleh pihak bank. 

TribunJatim.com/Muhammad Nurkholis
TUTUP - Kondisi Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Angin segar berhembus untuk gerakan ekonomi desa.

Sebanyak 16.000 Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes/KDMP) tengah bersiap menerima suntikan dana segar dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), dengan plafon pinjaman yang bisa mencapai Rp 3 miliar per koperasi.

Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, mengungkapkan bahwa ribuan koperasi tersebut sudah mengajukan proposal pendanaan dan kini hanya tinggal menanti proses pencairan.

Dana yang akan digelontorkan berasal dari total Rp 200 triliun yang telah ditempatkan pemerintah di sistem perbankan nasional.

Pencairannya akan dilakukan secara bertahap, dan diharapkan mampu menjadi bahan bakar baru bagi pertumbuhan ekonomi desa dari bawah ke atas.

Dengan plafon pinjaman Rp 3 miliar untuk masing-masing koperasi, jika dikalikan dengan 16.000 koperasi, maka kebutuhan anggaran bisa mencapai puluhan triliun rupiah.

“16.000 (unit Kopdes) yang sudah mengajukan proposal, tinggal menunggu, menggunakan anggaran yang dari Rp 200 triliun.

Jadi kalau 16.000, asumsinya Rp 3 miliar, berarti 16.000 x Rp 3 miliar, tapi itu kan berjenjang juga,” ujar Ferry usai rapat koordinasi terbatas (rakortas) ditemui di gedung Kemenko Pangan, Senin (15/9/2025).

Menurutnya, pencairan akan dilakukan secara berjenjang. 

Baca juga: Peran Mengejutkan Kopda FH, Oknum TNI yang Terlibat Pembunuhan Kacab Bank BUMN Ilham Pradipta

Baca juga: Malam Mencekam di Wonosobo: Anggota TNI Tewas Dibacok di Kafe Pedesaan, Esok Hari TKP Diamuk Massa

Tidak seluruh Kopdes langsung menerima sekaligus, melainkan bertahap sesuai kesiapan proposal yang sudah masuk dan diverifikasi oleh pihak bank. 

Dengan mekanisme ini, kata Ferry, Kopdes lebih fleksibel dalam menentukan arah bisnisnya.

Ada yang akan mengelola gerai sembako, gudang logistik, apotek dan klinik desa, ada juga yang menyiapkan usaha penyerapan produk pertanian maupun perdagangan pupuk untuk mendukung musim tanam.

“Tapi kan sesuai dengan mandat mereka, pengajuan seperti yang tadi sampaikan untuk pengelolaan gerai, pengelolaan gudang, kemudian logistik, kemudian apotek dan klinik desa, segala macam gitu.

Plus dengan banyak juga Kopdes yang kemarin sudah operasional, itu banyak yang mereka melakukan kegiatan juga menyerap hasil produk masyarakat dan menjual. Itu ada juga yang sudah seperti itu,” paparnya.

Proposal pinjaman tak berbelit-belit

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved