Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Awalnya Main Sunat-Sunatan, tetapi Gunting Prakarya Lukai Kelamin Bocah PAUD di Solo

Dugaannya, peristiwa ini terjadi karena anak-anak tersebut hanya berniat bermain seolah sedang melakukan sunat atau khitan.

PEXELS/RDNE Stock project
ILLUSTRASI anak PAUD 

Dwi menuturkan, kasus ini sempat dilaporkan oleh orang tua korban melalui akun Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayanti.

Namun, setelah dilakukan mediasi, kedua orang tua sepakat untuk damai.

"Ya awalnya kelihatannya orang tua korban itu sempat melapor ke beberapa instansi, termasuk laporan ke Bu Wakil."

"Cuma setelah ini kemarin sudah dipertemukan lewat sekolah dimediasi, termasuk didampingi oleh Dinas tadi kelihatannya menempuh jalan kekeluargaan karena paham bahwa ini kejadian anak dengan anak," ujar Dwi, Senin (15/9/2025).

Ia menuturkan, orang tua berperan penting dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak terkait tindakan yang memiliki risiko tinggi, terlebih yang membahayakan orang lain.

"Yang perlu dipahamkan tadi tanggung jawab anak yang menjadi pelaku itu harus tahu harus memahamkan anaknya supaya tidak akan terulang kejadian serupa ke depannya."

"Apa yang diperbuat oleh anak itu kan jadi tanggung jawab orang tua," jelasnya, dikutip dari TribunSolo.com.

Dinas Pendidikan Lakukan Evaluasi

Dwi juga meminta guru untuk lebih cermat lagi dalam melakukan pengawasan terhadap siswa-siswinya.

Terlebih saat berkegiatan menggunakan alat yang berbahaya untuk anak.

"Evaluasi di sekolah ini terkait pengamanan, baik pra-pembelajaran, saat pembelajaran, maupun pasca pembelajaran, terutama penggunaan peralatan yang berpotensi membahayakan,"

"Guru harus lebih cermat memastikan tempat penyimpanan benar-benar tidak bisa diakses anak-anak, sehingga tidak menimbulkan risiko," jelas Dwi kepada TribunSolo.com.

Kronologi Kejadian

Aksi ini terjadi saat adanya kegiatan prakarya yang didampingi oleh guru.

Awalnya, kegiatan berlangsung lancar, namun tiba-tiba gunting yang sudah disimpan bisa diambil lagi oleh anak-anak dan terjadilah peristiwa anak-anak main sunat-sunatan.

"Berawal dari kegiatan prakarya, anak-anak berusia 4-5 tahun membuat potongan dan tempelan kertas. Semua berlangsung baik karena ada pendampingan guru."

"Di luar pemantauan guru, anak masih bisa mengakses peralatan itu. Kemungkinan saat itu gurunya sedang tidak berada di kelas," pungkasnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved