Berita Viral
MIRIS , Video Viral 15 Siswi SMP di Kendari Pesta Tembakau Gorila, 4 Orang Positif Narkoba
Bikin miris saja masa depan anak bangsa. 15 siswi SMP di Kendari pesta tembakau gorilas di dalam kamar mereka. 4 orang positif narkoba
"Berdasarkan pengakuan para siswi, narkotika itu mereka beli lewat akun Instagram," jelasnya.
Pengungkapan ini menjadi alarm bagi semua pihak, peredaran narkotika kini tidak lagi terbatas pada transaksi tatap muka.
Media sosial telah beralih fungsi menjadi pasar gelap yang mudah diakses dan sulit dipantau.
Akun-akun penjual narkoba seringkali menggunakan bahasa sandi atau kode tertentu, serta menghapus jejak setelah transaksi selesai, membuat pelacakan oleh aparat menjadi lebih menantang.
Modus pembelian online ini memungkinkan anak-anak dan remaja untuk mengakses zat terlarang secara diam-diam, jauh dari pengawasan orang tua dan guru.
Tembakau sintesis, yang juga dikenal dengan sebutan "sinte" atau "gorila", adalah jenis narkotika golongan I yang sangat berbahaya.
Efeknya yang tidak terprediksi, seringkali menyebabkan halusinasi berat, panik, kejang, bahkan kematian mendadak.
Kasus ini menjadi cerminan dari tantangan besar yang dihadapi aparat penegak hukum dalam membendung arus peredaran narkoba di era digital.
Menjaga pergaulan anak gadis remaja adalah tantangan yang memerlukan keseimbangan antara pengawasan dan kepercayaan. Berikut beberapa cara bijak yang bisa dilakukan orangtua:
Bangun Komunikasi Terbuka
Jadilah pendengar yang baik tanpa langsung menghakimi.
Tanyakan pendapat anak tentang teman-temannya, aktivitas mereka, dan hal-hal yang sedang tren.
Gunakan momen santai (misalnya saat makan malam) untuk ngobrol ringan tapi bermakna.
Edukasi Nilai dan Prinsip
Tanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat sejak dini.
Diskusikan batasan yang sehat dalam pergaulan, termasuk soal pacaran, media sosial, dan tekanan teman sebaya.
Awasi Media Sosial dengan Bijak
Jangan langsung melarang, tapi ajak anak berdiskusi tentang risiko dan etika digital.
Gunakan pendekatan kolaboratif, misalnya membuat aturan bersama soal waktu penggunaan gadget atau akun media sosial.
Kenali Lingkungan dan Teman-Temannya
Ajak anak untuk memperkenalkan teman-temannya.
Sesekali undang mereka ke rumah agar orangtua bisa mengenal lebih dekat.
Beri Ruang dan Kepercayaan
Hindari sikap terlalu protektif yang bisa membuat anak merasa terkekang.
Tunjukkan bahwa kepercayaan itu diberikan, tapi bisa hilang jika disalahgunakan.
Libatkan Anak dalam Aktivitas Positif
Dorong anak ikut kegiatan ekstrakurikuler, komunitas, atau kegiatan sosial yang membangun karakter.
Bantu anak menemukan passion-nya agar waktunya terisi dengan hal-hal produktif.(*)
Sumber : Tribun Sultra
Ada-ada Saja, 2 Desa di Kabupaten Bogor jadi Agunan Pinjaman ke Bank, Kini Warganya Resah, Kok Bisa? |
![]() |
---|
Habis Kesabaran, Kakek Bunuh Kakek di Jatim, Cemburu dan Dendam 40 Tahun jadi Pemicu |
![]() |
---|
NASIB Zamroni Aziz Kemenag NTB yang Viral Lempar Stand Mic, Langsung Minta Maaf, IG Kena Serbu |
![]() |
---|
VIRAL Suami Istri Maling Makanan: Siapa Zendhy Kusuma? Istrinya Disebut Psikolog |
![]() |
---|
Belasan Oknum Brimob Ditindak Polda Maluku: Terlibat Kekerasan pada Pasangan Suami Istri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.