Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jalan Rusak di Rohil Riau Kembali Telan Korban: Fatimah Kini Hidup dengan Cacat Permanen

Ia memilih tidak menjalani operasi karena takut. Kini, setelah berbulan-bulan pemulihan, ia hanya bisa berjalan dengan bantuan tongkat.

Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
(KOMPAS.COM/IDON)
Korban kecelakaan akibat jalan rusak parah, Fatimah (30) saat ditemui wartawan di rumahnya, di Kepenghuluan Teluk Pulai, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Jumat (7/11/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kondisi jalan di Kepenghuluan Teluk Pulai, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, kian memprihatinkan.

Jalan beton yang dulu menjadi akses utama warga kini berubah menjadi jalur berbahaya yang terus menelan korban.

Sudah banyak pengendara terjatuh saat melintas di ruas yang penuh lubang dan retakan.

Beberapa di antaranya bahkan harus menanggung luka berat hingga cacat seumur hidup.

Salah satunya adalah Fatimah (40), warga setempat yang kini hanya bisa berjalan dengan bantuan tongkat. Kecelakaan yang menimpanya di jalan rusak itu telah mengubah hidupnya selamanya—potret nyata penderitaan warga akibat infrastruktur yang lama terbengkalai.

“Saya kecelakaan di jalan rusak itu pada bulan Mei 2024,” kata Fatimah saat ditemui di rumahnya di Kepenghuluan Teluk Pulai, Jumat (7/11/2025).

Beton Patah, Warga Bertaruh Nyawa

Fatimah mengenang, malam itu hujan deras membuat jalan licin. Saat ia melintasi jembatan papan kecil yang dipasang warga untuk menutup beton yang patah, motornya tergelincir.

“Pas lewat jembatan papan kecil itulah saya jatuh. Kaki saya patah,” ujarnya pelan.

Fatimah sempat dirawat di rumah sakit di Baganbatu, lalu dirujuk ke Pekanbaru.

Ia memilih tidak menjalani operasi karena takut. Kini, setelah berbulan-bulan pemulihan, ia hanya bisa berjalan dengan bantuan tongkat.

Baca juga: Sibuknya Prabowo Klaim Tidak Dikendalikan Jokowi: Ada Tiga Kali Penegasan

Baca juga: Diungkap Siswa, Terduga Pelaku Ledakan di SMA Jakarta Kerap Gambar Tak Lazim, Tontonan Pun Aneh

“Dulu saya jalan pakai dua tongkat selama enam bulan. Sekarang satu tongkat, tapi masih ngilu kalau nginjak,” katanya.

Kondisi jalan di desanya, menurut Fatimah, sudah lama rusak, tetapi tak kunjung diperbaiki pemerintah.

“Sudah banyak warga di sini yang jatuh gara-gara jalan rusak itu,” sebutnya.

Setelah bertahun-tahun, Bupati Rohil belum pernah datang meninjau kondisi jalan mereka.
Fatimah dan warga lain berharap pemerintah segera turun tangan.

“Harapan kami, ya secepatnya diperbaiki jalannya. Banyak anak-anak dan orang tua yang lewat di sini. Kami harap Pak Bupati kunjungi daerah kami untuk lihat sendiri jalan rusak ini,” ujarnya.

Jalan Beton yang Kini Retak dan Tenggelam

Jalan utama di Kepenghuluan Teluk Pulai bernama Jalan Datuk Raja Ali. Jalan ini dibangun dengan semenisasi beton pada 2003 dan selesai dua tahun kemudian.

Namun kini, setelah 20 tahun berlalu, kondisinya betul-betul hancur.

Di beberapa titik, beton patah dan berlubang, bahkan ada yang putus. Warga terpaksa membuat jembatan kayu seadanya agar kendaraan tetap bisa melintas, meski nyawa menjadi taruhannya.

Selain rusak, jalan ini juga sering tergenang banjir rob karena wilayah desa berada di pesisir laut.

“Kalau air pasang, anak-anak sekolah digendong orang tuanya. Kadang orang dewasa bantu mereka menyeberang,” tutur seorang warga.

Penghulu: Desa Nyaris Terisolir

Mustafa Husein, Penghulu Teluk Pulai, mengungkapkan kerusakan jalan sudah berlangsung selama lima hingga enam tahun terakhir.

“Desa kami nyaris terisolir akibat rusaknya jalan ke daerah kami,” ujarnya saat ditemui wartawan di Rohil, Jumat (7/11/2025).

Ia menuturkan, jalan sepanjang lima kilometer itu tak pernah tersentuh perbaikan sejak dibangun.

Padahal, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses utama warga keluar masuk desa.
Mustafa mengatakan, ia sempat berencana memperbaiki jalan menggunakan dana desa, namun masih terkendala status jalan.

“Pernah saya tanyakan ke pemerintah kabupaten, apakah dana desa boleh digunakan untuk membangun jalan. Ada yang bilang boleh, ada yang tidak. Karena status jalan itu belum jelas,” jelasnya.

Harapan pada Pemerintah

Desa Teluk Pulai dihuni sekitar 700 kepala keluarga (KK). Jalan rusak membuat mobilitas warga terhambat, terutama untuk bekerja, bersekolah, dan berobat.

“Mobilitas warga tinggi di sini. Sementara jalan rusak selama ini tak pernah dibenahi,” kata Mustafa.

Warga kini hanya berharap pemerintah daerah turun langsung meninjau kondisi di lapangan dan segera memperbaiki jalan yang menjadi urat nadi kehidupan mereka.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved