Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Viral

Reaksi PBNU Usai Video Gus Elham Kokop Anak Perempuan Viral: Gus-gusan, Modal Ganteng

Kini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga ikut angkat bicara menanggapi polemik yang tengah ramai dibahas tersebut.

(Instagram @ellhamyahya)
SOSOK GUS ELHAM: Pendakwah asal Kediri Muhammad Ilham Yahya Al Maliki atau yang akrab disapa Gus Elham akhirnya mengaku khilaf dan sampaikan permohonan maaf setelah videonya beredar viral di media sosial yang terlihat mencium anak perempuan. 

“Seharusnya dia pegang satu kitab atau rujukan, sehingga tidak keluar dari pembahasan,” imbuhnya.

Ia juga mengaku prihatin dengan maraknya pendakwah yang keliru membaca ayat maupun hadis.

“Saya kadang ngeri juga mendengarkan, baca ayat salah, baca hadis salah,” lanjutnya.

PBNU, lanjut Fahrur Rozi, mendorong masyarakat untuk lebih cerdas dan kritis dalam memilih guru agama, kyai, atau dai yang benar-benar memiliki ilmu mendalam dan akhlak terpuji.

“Tidak semua Gus itu pintar, masyarakat kadang salah paham. Tidak semua Gus itu otomatis seorang pintar seperti bapaknya. Jadi memang kadang kita menyesalkan orang yang dibesarkan oleh medsos,” ujarnya.

Menurutnya, fenomena pendakwah yang terkenal lewat media sosial kini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia dakwah.

Banyak di antara mereka lebih dikenal karena gaya bicara dan kelucuan, bukan karena kedalaman ilmu agama yang dimiliki.

“Lewat medsos banyak orang tertarik karena gaya bicaranya, lucunya, bukan karena materi atau ilmunya. Dan hal itu menjadi tantangan dakwah bagi kita,” lanjutnya.

Gus Fahrur menjelaskan, PBNU sejatinya telah bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag), juga dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait standarisasi bagi para pendakwah.

Hal ini agar dakwah lebih terarah dan beretika.

Namun, ia mengakui bahwa regulasi tersebut belum mampu menjangkau seluruh penceramah di Indonesia.

“Pemerintah belum memberikan standar wajib sertifikasi,” ujarnya.

Gus Fahrur juga menambahkan, dalam kasus ini penting bagi para dai memahami konteks ajaran agama secara utuh, termasuk soal anjuran Rasulullah SAW untuk mencium anak-anak.

Menurutnya, anjuran tersebut memiliki konteks dan batasan yang jelas.

“Memang ada anjuran Nabi mencium anak, ini saya kira pentingnya dai mengaji yang cukup supaya tahu. Jadi tidak asal mencium anak kecil lalu semuanya anak kecil dicium. Seharusnya dijelaskan terlebih dahulu anak kecilnya siapa, usianya berapa, kasusnya bagaimana, dan bagaimana cara menciumnya,” jelasnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved