Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Regional

Dedi Mulyadi Sebut Kiper Rizki Bukan Korban TPPO, Berbohong Disiksa di Kamboja

KDM memastikan bahwa Rizki Nur Fadhilah, bukan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) selama berada di Kamboja.

Editor: Muhammad Ridho
kolase Youtube channel tv one news
KORBAN TPPO KAMBOJA: Seorang kiper muda asal Bandung bernama Rizki Nurfadhilah kena tipu jadi korban TPPO di Kamboja. Rizki mengaku dapat penyiksaan berat selama berbulan-bulan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ungkap fakta baru Rizki Nurfadhilah (18), kiper muda asal Jawa Barat yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja.

Ternyata isu penyiksaan yang beredar adalah tidak benar.

KDM memastikan bahwa Rizki Nur Fadhilah, bukan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) selama berada di Kamboja.

Pernyataan ini disampaikan setelah beredar laporan bahwa Rizki menjadi korban sindikat penipuan dan perdagangan manusia.

Dalam keterangan video yang diterima pada Kamis (20/11/2025), Dedi menyebut bahwa Rizki bekerja secara normal di salah satu perusahaan di Kamboja, namun diduga tidak betah sehingga memilih pulang ke Indonesia.

Baca juga: Pah, Aa Tiap Hari Disiksa Kondisi Terkini Kiper Riski yang Terjebak di Kamboja, Polisi Utus Siber

Baca juga: Nasib Pemain Bola Asal Jabar Terjebak di Kamboja, Awalnya Tergiur Tawaran Sekolah Sepakbola

Fakta Terbaru Kasus TPPO Rizki Nur Fadhilah :

Dedi menegaskan bahwa kondisi Rizki saat ini aman.

Ia sudah berada di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh sejak Rabu (19/11/2025) pukul 06.00 waktu setempat.

KBRI melaporkan bahwa Rizki tiba dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, serta meminta bantuan agar dapat dipulangkan ke Indonesia setelah keluar dari sindikat penipuan daring tempat ia bekerja.

KBRI Phnom Penh juga memastikan bahwa tidak ada indikasi paksaan, tekanan, maupun kekerasan yang Rizki alami selama proses perekrutan maupun saat bekerja.

"Berbagai kondisi tersebut mengarah pada kesimpulan bahwa RNF tidak terindikasi sebagai korban TPPO," ungkap KBRI dalam keterangannya.

Pemprov Jabar Siapkan Pemulangan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berkoordinasi dengan Polda Jabar untuk mempersiapkan kepulangan Rizki ke Indonesia.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jabar untuk memulangkan Rizki ke Jawa Barat, khususnya ke Kabupaten Bandung," kata Dedi.

Dapat Lowongan Kerja Lewat Media Sosial

Hasil pendalaman KBRI mengungkap bahwa Rizki mendapatkan tawaran pekerjaan di Kamboja melalui media sosial.

Ia juga sebenarnya mengetahui bahwa akan bekerja di luar negeri, namun tidak memberi tahu keluarganya.

Informasi yang beredar sebelumnya menyebut Rizki diberangkatkan dari Bandung ke Jakarta, lalu ke Medan, dan akhirnya dibawa ke Malaysia sebelum tiba di Kamboja.

Kasus ini sempat menjadi perhatian publik setelah muncul dugaan bahwa ia menjadi korban perdagangan orang.

Isu Penyiksaan yang Beredar Tidak Benar

Sementara itu, Rizki mengaku tidak mendapat penyiksaan namun ia hanya ingin pulang.

Melalui media sosial miliknya, Rizki menyatakan bahwa isu penyiksaan yang beredar adalah tidak benar.

Pemuda asal Babakan Cilisung, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung ini menegaskan bahwa kepergiannya ke Kamboja adalah atas dasar kemauan sendiri, bukan paksaan.

"Nama saya Rizki Nurfadhilah, saya ingin meluruskan fakta terkait isu yang sedang beredar, dikarenakan itu tidak benar, itu kemauan saya sendiri tidak ada paksaan," ungkap Rizki, dalam video yang dibagikan akun X @dhemit_is_back.

Rizki mengklaim bahwa ia diperlakukan dengan baik selama berada di Kamboja dan mengaku berbohong kepada orang tuanya.

Melalui klarifikasi itu pula Rizki menyinggung soal uang tebusan yang diminta perusahaan tempatnya bekerja.

Kebohongan tersebut, menurutnya, sengaja dibuat agar ia bisa segera dipulangkan ke Indonesia.

Imbauan Agar Calon Pekerja Migran Mempersiapkan Mental

Menanggapi kasus ini, Dedi Mulyadi mengingatkan masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri untuk mempersiapkan mental dengan baik.

"Jika tidak punya mental yang kuat, sebaiknya tidak usah bekerja di luar negeri karena dapat menyulitkan banyak pihak," ujarnya.

KBRI Phnom Penh juga mengimbau masyarakat Indonesia agar berhati-hati terhadap tawaran kerja yang menjanjikan gaji besar, pekerjaan mudah, dan minim persyaratan terutama yang disebarkan melalui media sosial.

( Tribunpekanbaru.com / sripo )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved