Rahmat Bingung Mau Jualan di Lokasi Mana, Satpol PP Pekanbaru Tegaskan Lokasi Sudah Ditetapkan Pemko

Ia hanyalah satu dari sekian banyak pedagang keliling atau pedagang kaki lima (PKL) yang menggantungkan hidupnya berjualan di tepi jalan.

Pedagang kaki lima (PKL) adalah pelaku usaha kecil yang menjalankan aktivitas perdagangan di ruang publik seperti trotoar, tepi jalan, atau fasilitas umum lainnya, biasanya dengan sarana sederhana seperti gerobak dorong, pikulan, atau tenda

Mereka berjualan di sana lantaran tidak bisa menyewa tempat atau sekedar memiliki kios di pasar-pasar tradisional.

Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru, Yuliarso menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melarang pedagang untuk berjualan.

Dirinya menyebut bahwa pemerintah kota malah mendorong kemandirian ekonomi dan usaha kreatif.

Ia menyebut bahwa pihaknya bertindak dalam menegakkan peraturan daerah untuk menjaga ketertiban.

"Kami pada intinya hanya mengatur tempat, memang secara umum dalam defenisinya, seluruh trotoar dan bahu jalan tidak bisa berjualan. Ini yang mesti dipahami oleh masyarakat," ulasnya.

Yuliarso menambahkan bahwa ada pengecualian di lokasi yang sudah ditetapkan oleh Wali Kota Pekanbaru.

Lokasinya sudah tersebar di 25 titik dalam Kota Pekanbaru.

Lokasi berjualan di kawasan Jalan Diponegoro saja misalnya.

Para pedagang bisa berjualan di lokasi yang ada di Bundaran Keris.

"Jumlah ini pun juga belum maksimal, bahkan nanti ada perbaikan bisa ada lokasi baru," paparnya.

Pihaknya dalam menertibkan para pedagang hanya dalam rangka menjalankan tugas.

Mereka menegakkan peraturan daerah agar kondisi kota nyaman dan tertib.

"Karena masyarakat terdiri dari berbagai lapisan, maka kita berupaya agar kota lebih tertata," tuturnya.

(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)