Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Oplet Mulai Tergusur di Pekanbaru, Rahima ke Pasar Akhirnya Beralih ke Angkutan online

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, oplet Pekanbaru mulai hilang dari jalanan Pekanbaru

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Sesri
Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution
Pemandangan oplet yang masih dimanfaatkan sejumlah sekolah di Pekanbaru 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Jalanan kota Pekanbaru mulai sepi dari pemandangan angkutan oplet yang sebelumnya menjadi angkutan umum yang sangat dibutuhkan warga Kota Pekanbaru.

Mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja swasta dan pemerintah, menjadikan oplet sebagai moda transportasi penting bagi mereka.

Namun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, oplet Pekanbaru yang dikenal berwarna hijau jurusan Panam, kuning Rumbai, biru Kulim, biru langit Sukajadi dan Gobah itu perlahan mulai hilang dari jalanan kota Pekanbaru.

Selain mulai banyak memiliki kendaraan sendiri, terutama roda dua, tergusurnya oplet ini juga disebabkan munculnya moda transportasi modern trans Metro Pekanbaru dan puncaknya menjamurnya transportasi online.

Sebenarnya penumpang oplet ini sendiri masih ada, mulai dari anak sekolah yang tidak punya kendaraan sendiri, dan pedagang pasaran yang mengandalkan transportasi umum itu.

Namun perlahan, mau tidak mau harus menerima kondisi ini, warga tidak bisa lagi mengandalkan transportasi umum oplet tersebut dan harus mampu beradaptasi.

Meskipun keberadaan oplet yang mulai tergusur di Pekanbaru ternyata dikeluhkan sejumlah masyarakat yang selama ini tetap menggunakan layanan angkutan umum ini.

Karena oplet biasanya menjadi alternatif bagi pekerja yang harus berangkat pagi-pagi subuh menjelang beroperasi angkutan umum Trans Metro Pekanbaru.

Seperti Rahima misalnya seorang pedagang pasaran yang selama ini memanfaatkan oplet untuk alat transportasi nya ke pasar.

"Saya biasanya subuh sudah menunggu angkot di pinggir jalan, sekarang mana ada lagi oplet, biasanya ada langganan tapi opletnya sudah nggak beroperasi,"ujarnya.

Alasannya menggunakan oplet selama ini karena memang lebih murah dan biasanya pagi-pagi buta sudah mulai menarik penumpang, trayeknya juga jelas ke pasar tempatnya jualan.

Sejak mulai sulitnya mendapatkan oplet ia pun terpaksa mengikuti perkembangan zaman dengan mencari tumpangan taksi online.

Hanya saja, lama kelamaan, ia tidak menggunakan aplikasi namun berlangganan secara offline yang kebetulan yang bersangkutan pengemudi taksi online.

"Memang awalnya susah cari angkutan online, dan tentu ongkosnya tidak semurah oplet biasanya,"ujar Rahima.

Sekarang Rahima setiap ke pasar sudah punya langganan yang dikenalnya lewat transportasi online.

Tidak hanya Rahima, seorang ibu rumah tangga Titik juga mengeluhkan mulai hilangnya oplet, pasalnya selama ini anaknya masih menggunakan angkutan umum untuk ke sekolah, namun sekarang terpaksa pakai alat transportasi ojek online yang ongkosnya lebih mahal dari oplet.

"Kalau oplet itu lebih murah biasanya apalagi untuk anak sekolah, kalau ojek online biasanya lebih mahal ,"ujarnya.

Terkait adanya penerapan gratis untuk anak sekolah angkutan trans Metro , menurut Titik beroperasinya biasanya pukul 7 dan rute anaknya sekolah pun susah dapat trans Metro.


(Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution)

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved