Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kala Layangan Mengangkasa dan Mendengung Hingga Malam Hari, Bukan Sekedar Hobi Tapi Juga Seni

Lenggok dan bunyi layangan danguang berukuran tiga meter harus dipastikan sebelum dilepas ke pembeli.

Penulis: Budi Rahmat | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda
LAYANG-LAYANG - Riki dan layangan danguang buatannya dan rekannya yang tengah mencoba menaikkan layangan 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU -  Sore mulai jatuh di Jalan Singgalang, Gang Jogja Tenayan Raya, Kamis (23/10/2025). Riki dan beberapa rekannya akan melepas layangan danguang berwarna putih.

Lenggok dan bunyi layangan danguang berukuran tiga meter harus dipastikan sebelum dilepas ke pembeli.

Satu orang kemudian memegang dan mengambil jarak  dari orang yang akan menaikkan layangan danguang.

Setelah cukup jarak kemudian layangan ditarik menggunakkan benang Bugis.

Benang yang lebih kokoh untuk menaikkan layangan danguang.

Menariknya, layangan buatan Riki ini punya khas dengan hanya satu tali teraju atau tali goji sebagai penyeimbang layangan saat ditarik.

Riki mengatakan, ia sudah memastikan layangan danguang yang ia buat sudah seimbang hingga hanya menggunakan satu tali goci saja.

LAYANG-LAYANG - Riki dan layangan danguang buatannya dan rekannya yang tengah mencoba menaikkan layangan.
LAYANG-LAYANG - Riki dan layangan danguang buatannya dan rekannya yang tengah mencoba menaikkan layangan. (Tribunpekanbaru.com/Budi Rahmat)

"Dalam proses pembuatan saya sudah memastikan kesimbangan, presisi badan layangan. Jadi saya yakin dengan satu tali goji saja layangan bisa naik," ungkapnya kepada Tribunpekanbaru.com.

Pria asal Desa Kudu Gantiang, Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, ini memang sudah lihai membuat layangan danguang dan layangan darek.

Jika layangan danguang punya khas pada suaranya yang mendengung, maka layangan darek punya khas pada ekornya yang panjang 

Menurut Riki, sejak Sekolah Dasar ia sudah biasa membuat layangan danguang dan layangan darek.

Katanya keahlian itu turun temurun.

"Sudah biasa membuat layangan sejak kecil sampai sekarang. Dan buat layangan itu bukan hanya hobi namun juga ada seninya," ungkapnya.

Satu layangan yang ditarik rekan Riki terlihat sudah mengangkasa.

Dan suara dengungannya terdengar jelas.

Lenggok layangan menambah indahnya layangan tersebut diterpa angin di ketinggian.

Layangan kedua juga naik dan mengangkasa mengikuti arah angin.

Ketika angin makin berembus, layangan danguang juga terus melenggok dengan suaranya yang makin jelas.

Datangkan Bambu Betung dari Sumbar

Disela, sela memastikan dua layangan danguang bisa mengangkasa dengan indah dan berbunyi rancak, Riki bercerita 

Menurut Riki, bahan baku penting pembuatan layangan danguang adalah batuang atau bambu Betung.

Untuk betung ini, sengaja didatangkan dari Sumbar yakni dari Bukittinggi dan Payakumbuh. Menurutnya kualitasnya sangat bagus untuk pembuatan layangan danguang dan layangan darek.

"Batuangnya kering. Sebelum dibuat direndam dulu selama sebulan. Kemudian baru diolah. Batuangnya akan lebih ringan dan mudah dibentuk" ungkapnya.

Selain Betung, kayu ringan juga dipakai untuk batang dari danguang.

Biasanya danguang atau bunyi dengung itu dihasilkan dari pita, dan juga ada juga dari rotan.

"Untuk layangan ukuran tiga meter lebih biasanya dipakai rotan yang sudah dibelah hingga tipis," ujarnya 

Dalam prosesnya, Riki menyebutkan ia membutuhkan pisau raut, kemudian juga ketam kecil untuk membulatkan betung sebagai rangka.

Untuk lamanya pembuatan, menurut Riki tergantung waktu yang ia miliki.

Artinya sehari bisa selesai jika memang ia fokus membuat layangan.

"Saya juga sembari buka usaha warung harian. Jadi biasanya saya membuat layangan malam hari sampai pagi. Tapi kalau fokus membuat saja hanya butuh satu hari saja" ungkapnya.

Riki membeberkan, ia pernah membuat layangan danguang berukuran 6 meter.

Baginya itu tidak sulit. Termasuk menyeimbangkan rangka layangan.

Dikatakannya, membuat layangan danguang selain telaten dan punya jiwa seni, juga membutuhkan rasa.

Rasa inilah yang sangat penting untuk mendapatkan layangan yang seimbang.

"Ya, ibaratnya kalau menimbang sama berat, mengukur sama panjang, merawut sama lemah. Jadi betul-betul presisi dan seimbang," ujarnya.

Demikian juga proses pembuatan layangan darek. Semua diukur seimbang dan presisi baik rangka sampai ekornya.

Untuk rangka layangan menurut Riki biasanya dipakai plastik dan juga kertas lawang.

"Biasanya saya pakai kertas lawang. Namun ada juga yang pakai plastik. Untuk pemanisnya saya pasangkan benang wol berwarna merah yang sudah dibentuk bulat," ujarnya.

Dibeli Rp 1,8 juta 

Dua layangan masih mengangkasa, sesekali Riki memperhatikan lenggok layangan dan menyegarkan bunyi yang dihasilkan.

Dua rekannya masih sibuk menarik dan mengukur benang menyesuaikan angin. Menurut Riki dua layangan yang dinaikan itu berikuran 3 meter dengan harga tiga ratusan ribu.

"Saya pernah mendapatkan pesanan dan sudah dijual seharga 1,8 juta. Itu panjangan layangan 5 meter, " ungkapnya.

Menurutnya, harga layangan danguang bervariasi. Karena itu menyangkut hobi.

Jadi soal harga biasanya para penghobi tak sungkan mengeluarkan uang.

Dan baginya eksistensi layangan danguang dan layangan darek bertahan selagi para penghobi memintanya membuatkan layangan.

"Pembeli datang dari berbagai wilayah, ada dari duri, Perawang bahkan ada juga yang memasang dari Bukittinggi" ujarnya.

Riki sendiri tergabung dalam grup pecinta layangan Riau.

Ia masuk dalam komunitas pen gas.

Dan komunitasnya pernah meramaikan acara di kantor Gubernur Riau masa Syamsuar tahun 2022 silam.

Riki biasanya ia akan membuat pesanan layangan danguang dan layangan darek di kedai harian bernama Kedai Riki Baru di jalan Singgalang.

Hobi dan Koleksi

Amir, salah satu penikmat layangan jenis danguang  mengaku sangat antusias memainkan layangan tersebut

Menurutnya, layangan danguang yang ia mainkan ada yang dalam ukuran kecil dan juga besar.

Dikatakannya, layangan tersebut biasanya ia mainkan dan juga kadang bisa jadi pajangan.

"Ibaratnya menandakan kalau saya orang Minang. Dan layangan danguang jadi kebanggaan. Apalagi yang ukurannya besar," terang Amir.

Amir mengakui sengaja membawa layangan tersebut dari kampung asalnya yakni Pariaman.

Ia membawanya saat ada mobil pembawa kelapa menuju ke Pekanbaru.

"Saya biasa memainkan di lapangan dekat jalan Singgalang. Memang tidak tiap hari. Tapi, sekali saya mainkan biasanya ada kepuasan," ungkapnya.

Untuk suara yang dihasilkan, Amir mengatakan itu dihasilkan dari rotan yang dihaluskan hingga bisa diikat di bagian belakang atas layangan.

"Suaranya itu yang bikin nagih. Sekali dimainkan, suaranya bisa memancing perhatian," ungkap Amir.

Untuk main layangan danguang tersebut, Amir mengaku kadang hingga malam hari. Namun, ia juga memastikan angin dan tentu saja hujan.

Biasanya layangan danguang diperlombakan untuk lenggok dan bunyinya. Penilaian lainnya adalah layangan yang bisa presisi 90 derajat.

Sore makin tinggi. Matahari sudah turun. Cahayanya keperakan. Riki sudah cukup puas dengan hasil dari layangan danguang yang ia buat.

"Masih banyak pesanan. Kawan-kawan dari berbagai daerah masih berkirim kabar dalam grup WhatsApp. Ada yang dari duri, Perawang, kerinci, Kandis dan Dumai," pungkas Riki. 

Sekilas Soal Layang Danguang

Layang-layang Danguang berasal dari Pariaman, Sumatera Barat.

Layangan ini merupakan ciri khas daerah Pariaman.

Layangan Danguang berbeda dengan layang-layang darek atau maco.

Layak darek sendiri punya khas pada ekornya yang panjang.

Sedangkan layangan maco adalah layangan yang umumnya dimainkan oleh anak-anak di lapangan dan banyak dijual di kedai atau toko barang harian

Layangan danguang punya keunikan pada  suara dengung yang dihasilkan dari alat danguang yang terbuat dari rotan di ujung kepalanya.

Suara itu yang  membuatnya mengeluarkan suara khas saat diterbangkan, tidak seperti layang-layang darek yang umumnya tidak memiliki suara. (Tribunpekanbaru.com/Budi Rahmat)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved